Putus asa tak dapat kerja, Erick kini bisa hasilkan Rp 30 juta
Merdeka.com - Salah satu pengusaha sepeda rakitan asal Palembang, Erick Litus Kaharudin mengaku saat ini dirinya telah mampu mencetak penghasilan Rp 30 juta per bulan. Padahal awalnya dia sempat putus asa karena tak kunjung dapat kerja usai lulus sarjana.
Pria lulusan sarjana hukum universitas sriwijaya tahun 2008 ini menggeluti usaha perakitan sepeda sejak tahun 2010. Erick nekat dengan modal Rp 40 juta membuka usaha tersebut. Usaha itu pun karena hobi dirinya sejak jaman kuliah yang kerap melakukan modifikasi sepeda motor.
"Dulu kuliah saya hobi modifikasi motor, bahkan saya buka bengkel khusus untuk modifikasi motor tahun 2008. Tapi dua tahun kemudian saya tutup dan beralih ke hand made sepeda," jelasnya saat ditemui merdeka.com dalam acara mandiri wirausaha muda di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1).
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Siapa aja yang susah cari kerja? Salah satu kendala yang banyak dialami pencari kerja adalah kemampuan bahasa Inggris
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Apa yang menjadi kesulitan Eko dalam bisnis? 'Kesulitan terbesar kami adalah memastikan ketersediaan stok bahan baku. Ketika pasokan berkurang, harga juga bisa melonjak,' jelas Eko.
-
Siapa yang merasa sulit mencari pekerjaan di Singapura? Mereka yang berpenghasilan rendah di negara-kota tersebut juga lebih cenderung mengatakan bahwa pekerjaan saat ini tidak sesuai dengan keterampilan dan aspirasi.
Ide membuat sepeda muncul saat dirinya melihat sepeda laris dipakai di kota-kota besar. Lantas tanpa pikir panjang, ide tersebut langsung di realisasikan.
"Pada saat dulu ngelamar kerja enggak keterima-terima terus lihat di kota-kota gede anak-anak main sepeda, ya saya mikir sepeda kayaknya gampang," ucapnya.
Untuk merakit sepeda, Erik mengambil spare part langsung dari China. Saat ini di showroom kecil yang berlokasi di Palembang, Erick telah memiliki tenaga kerja sebanyak 7 orang.
Anehnya, tujuh orang pegawainya tersebut lulusan SMP dan SMA. Ketujuh pegawai tersebut diberikan gaji rata-rata satu bulan Rp 3 juta.
Erick mengaku sejauh ini kesulitan dalam mencari pegawai. Pasalnya, jenis usahanya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki skill (kemampuan) khusus dalam merakit sepeda. Dia memerlukan setidaknya tambahan pekerja sebanyak 25 orang.
"Banyak yang bilang kan cari kerjaan sekarang susah, tapi saya sebagai pengusaha justru kesusahan cari pegawai. Karena saya memang membutuhkan orang-orang yang memiliki skill," ujar Erick.
Sepeda rakitannya dinamainya Litus yang mana merupakan akronim dari Lima Agustus. Setiap tahunnya, Erick mampu meraup omzet sebesar Rp 380 juta.
Sepedanya, dia jual pada harga dari Rp 2 juta hingga Rp 5,5 juta. Pangsa pasar hasil produknya masih dalam negeri.
"Ini litus diambil dari nama tengah saya, itu artinya lima agustus, hari dan bulan lahir saya," kata pria yang pernah meraih penghargaan juara tiga se-Asia untuk lomba pembuatan Monowil (Motor dalam roda) ini. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beban kerja makin tinggi sementara gaji tidak sesuai menjadi salah satu pemicu warga Korea sulit mendapatkan pekerjaan layak.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dengan akun @ipan.ib mengunggah kegiatannya setelah sahur.
Baca SelengkapnyaBapak satu anak ini kehabisan uang sehingga tidak bisa pulang naik kendaraan umum.
Baca SelengkapnyaIbu Sujiati mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dengan standar brand yang dijual di mall.
Baca SelengkapnyaCerita bermula ketiga Ega lulus sekolah. Dia memutuskan untuk bekerja di ritel di salah satu Mal di Bekasi selama 1,5 tahun.
Baca Selengkapnya