Ramai Harga Bahan Pangan Tengah Mahal, Untung Masak Sendiri atau Beli Jadi?
Merdeka.com - Harga sejumlah bahan makanan masih mengalami kenaikan harga di awal 2022 ini. Beberapa di antaranya adalah ikan segar, telur ayam, minyak goreng, bumbu dapur seperti cabai, kemudian jenis tepung-tepungan.
Dilain sisi, sejumlah merchant penjualan makanan jadi gencar menebar promo untuk menarik pembeli. Promo yang diberikan beragam mulai dari gratis ongkos kirim hingga potongan harga makanan.
Lalu, di tengah kenaikan harga bahan pangan mana lebih untung memasak sendiri atau beli jadi?
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno menjelaskan, keuntungan dan kekurangan kedua hal ini. Menurutnya, pilihan memasak makanan sebenarnya bukan terletak pada harga tetapi lebih kepada waktu dan tenaga yang diperlukan.
Memasak, membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup agar bahan baku bisa menjadi makanan jadi. Ini salah satu kelemahan memasak sendiri. Belum lagi direpotkan dalam pembelian bahan bahan ke pusat perbelanjaan.
Sementara itu, makanan siap saji cenderung lebih efisien. Konsumen cukup duduk santai mencari makanan apa yang diinginkan serta menyesuaikan dengan harga makanan dan promo yang tersedia.
"Kalau kita fokusnya pada harga murah, di mana banyak merchant tebar promo dibandingkan masak sendiri, lebih murah beli ya," katanya kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (6/1).
Mike melanjutkan, kekurangan lain dari memasak sendiri adalah tidak semua orang memiliki keterampilan dalam memasak. Sementara kelebihannya adalah konsumen dapat menentukan makanan yang akan dimasak, serta mendapat lebih banyak item saat berbelanja.
"Masalah kuantitas dengan harga yang sama kalau beli mentah jauh lebih banyak. Cuma yang harus kita sisihkan waktu dan tenaga melalui proses memasak agar makanan dari pasar ada di meja makan," katanya.
Kekurangan Membeli Makanan Siap Saji
Mike menjelaskan, merchant makanan siap saji tidak selalu memberikan promo. Promo diberikan tergantung momentum. Sehingga tanpa adanya promo dan gratis ongkos kirim beli makanan jadi cenderung lebih mahal.
"Promo dan gratis ongkir diberikan untuk momen tertentu, dalam rangka meningkatkan penjualan sehingga ada promo. Tetapi ini diputer tidak selalu sama di setiap waktu. Kalau ada terus bisa rugi," katanya.
Kekurangan membeli makanan lainnya adalah, kualitas dan higienitas makanan yang dibeli. Penjual tidak selalu menggunakan bahan makanan yang berkualitas dan menjaga kebersihan saat menyajikan makanan.
"Kualitas, misalnya terkait daging digunakan promo itu kita tidak tahu apakah masih segar atau sudah dibekukan. Lalu termasuk higienitas dan nilai kesehatannya," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaSitus Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaBeberapa harga bahan pokok sudah turun di antaranya ayam, minyak, telur dan cabai murah.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca Selengkapnya