Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rezim suku bunga tinggi masih terjadi tahun depan

Rezim suku bunga tinggi masih terjadi tahun depan

Merdeka.com - Tahun depan, Bank Indonesia (BI) diproyeksi masih akan menerapkan kebijakan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate. Ekonom Universitas Atmajaya Agustinus Prasetyantoko melihat, BI akan menaikkan BI Rate hingga 50 basis poin di kuartal I 2014.

Kebijakan itu tidak lepas dari adanya kemungkinan Amerika Serikat melakukan tappering off di kuartal I 2014. Tapering off akan memicu kenaikan The Fed Rate sebagai imbas membaiknya perekonomian Amerika Serikat. Kenaikan The Fed Rate akan memicu tingkat suku bunga di AS juga meningkat. Pada akhirnya ini membuat imbal hasil investasi AS juga ikut naik.

"Maka sebagian investasi akan masuk ke AS, dan itu otomatis likuiditas akan semakin ketat. Karena itu saya menduga rezim suku bunga ketat, untuk menarik portofolio investasi masuk ke Indonesia, masih akan berlangsung di 2014. Saya perkirakan ini naik lagi 7,5 persen jadi 8 persen di kuartal pertama 2014," papar Agustinus di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (18/12).

Defisit neraca transaksi berjalan juga masih menjadi pemicu tingginya suku bunga tinggi tahun depan. Jika pemerintah belum dapat menekan laju defisit neraca transaksi berjalan hingga di bawah 2,5 persen dari PDB, ini akan menambah sentimen negatif investor asing terhadap Indonesia.

Meski begitu Agustinus masih melihat adanya kemungkinan BI menurunkan suku bunga acuannya. Potensi tersebut dimungkinkan terjadi setelah 3-4 bulan pertama di awal tahun dan jika kondisi mulai stabil. "Tapi ketika intensitas volatilitas mulai reda, itu bisa diturunkan, itu pun tidak bisa dibawah 7 persen. Rangenya masih 7-8 persen BI Rate di 2014. Secara umum likuditas masih ketat," imbuh Agustinus.

Agustinus melihat, BI pasti akan menurunkan suku bunganya di 2015. Sebab, tahun itu dinilai sebagai tahun ekspansi. Di tahun ekspansi pertumbuhan ekonomi harus digenjot dan pemerintah harus melakukan dan mendorong ekspansi besar-besaran.

"Sehingga mau tidak mau suku bunga harus diturunkan, karena kita harus punya target pertumbuhan yang harus tinggi untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan. Jadi 2015 menurut saya harus di turunkan ke level 5-6 persen," tutup Agustinus.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan

Kebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Demi Stabilitas Rupiah, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Ke depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen
Tok! Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen

Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024
Data Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Menguat Sepanjang Mei 2024

Nilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya
FOTO: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen, Ini Alasannya

Keputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga The Fed Bakal Turun 3 Kali di Tahun 2024
Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga The Fed Bakal Turun 3 Kali di Tahun 2024

proyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025
Kondisi Ini Diyakini Bikin Rupiah Menguat di Tahun 2025

Penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen
Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.

Baca Selengkapnya
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen
Demi Rupiah, BI Tahan Suku Bunga di Level 6,25 Persen

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.

Baca Selengkapnya