Sepanjang 2016, BPJS Ketenagakerjaan kumpulkan iuran Rp 48,5 triliun
Merdeka.com - BPJS Ketenagakerjaan berhasil mengumpulkan iuran sebesar Rp 48,53 triliun pada 2016 lalu. Jumlah iuran naik 14 persen dari target yang telah ditetapkan tahun lalu.
BPJS Ketenagakerjaan juga berhasil mengumpulkan kepesertaan aktif hingga mencapai 22,6 juta orang atau 103 persen dari target 2016. Bahkan, kepesertaan program jaminan pensiun telah mencapai 9 juta orang sejak diluncurkan Juli 2015.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto mengungkapkan pencapaian (unaudit) melebihi target ini berkat kerja keras seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan dengan dukungan berbagai pihak termasuk Kementerian dan Lembaga terkait.
-
Bagaimana cara menghitung iuran BPJS untuk PPU? Total iuran yang harus dibayarkan adalah 5% dari gaji atau upah bulanan. Pembagiannya adalah 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja sama BPJS Ketenagakerjaan? BPJS Ketenagakerjaan dan 11 Anggota Luar Biasa (ALB) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menjalin kerja sama dalam perlindungan pekerja.
-
Bagaimana BPJS Ketenagakerjaan tegakkan komitmen? 'Kami seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan di HUT 46 ini kembali bersama menegakkan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik kepada institusi, menjaga integritas, dan bersama-sama memastikan lingkungan BPJS Ketenagakerjaan bebas dari korupsi,' ucap Anggoro.
-
Siapa saja yang mendapat manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan? 'Keinginan pemerintah itu ingin semua masyarakat informal masuk ke BPJS Ketenagakerjaan, khususnya tulang punggung keluarga. Jadi ketika terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, keluarganya bisa bebas cemas, tidak ragu dan tidak khawatir karena sudah terjamin.'
-
Siapa yang membayar iuran BPJS PBI? Untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, biaya BPJS terbaru akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
-
Apa yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan? Adapun para pekerja rentan tersebut berasal dari 15 Kecamatan di wilayah Kota Makassar, yang berprofesi sebagai petani, nelayan, buruh harian lepas, pekerja lepas, sopir, hingga Pedagang. Selain itu, terdapat 472 pekerja disabilitas yang seluruhnya akan mendapatkan perlindungan 2 program dari BPJS Ketenagakerjaan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
"Pegawai kami di seluruh Indonesia telah berusaha keras selama tahun 2016 ini untuk meningkatkan perlindungan kepada seluruh pekerja baik Penerima Upah (PU) dan Bukan Penerima Upah (BPU). Kami juga telah bekerjasama dengan berbagai stakeholder baik Pemerintahan dan Swasta, Serikat Pekerja, Asosiasi Pengusaha, bahkan masyarakat umum untuk meningkatkan kepesertaan," ujar Agus dalam keterangannya, Rabu (18/1).
Agus menambahkan, kepesertaan sektor BPU meningkat signifikan sebanyak 378 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 1,37 juta peserta. Pencapaian kepesertaan BPU ini juga melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2016 atau mencapai 226 persen.
Lebih lanjut, dia menegaskan dari sisi pembayaran manfaat pada tahun 2016, pihaknya juga dapat memberikan pelayanan yang optimal dengan besaran klaim masih dibawah yang ditargetkan. "Klaim yang dibayarkan pada Desember 2016 mencapai Rp 20,06 triliun atau 77 persen dari estimasi. Klaim terbesar berasal dari Jaminan Hari Tua (JHT) yang mencapai Rp 18,6 triliun dari 2,2 juta kasus sebagai dampak regulasi yang membuka peluang pencairan karena PHK atau resign," katanya.
Sementara dari sisi dana kelolaan, Agus menjelaskan dana yang terkumpul telah mencapai Rp 260,54 triliun dengan tingkat return investasi mencapai 9,43 persen. Hal ini juga telah melebihi target dana investasi yang ditetapkan untuk tahun 2016, yaitu sebesar 106 persen dari target.
"Tren pencapaian yang diraih pada tahun 2016 ini meningkat dibanding tahun sebelumnya, seperti peningkatan kepesertaan aktif yang mencapai 17 persen dan penerimaan iuran 35 persen lebih besar dibanding tahun 2015 dengan dana investasi yang juga meningkat sebesar 26 persen dari tahun sebelumnya," ungkapnya.
Namun, lanjutnya, untuk tahun 2017 masih banyak tantangan yang harus dihadapi BPJS Ketenagakerjaan dalam tugasnya melindungi seluruh pekerja di Indonesia. "Kami akan bekerja lebih keras di tahun depan untuk memastikan tercapainya universal coverage secara bertahap. Semua inisiatif strategis yang telah dijalankan akan dioptimalkan untuk mendorong peningkatan kepesertaan, termasuk pengembangan manfaat tambahan seperti perumahan. Kami juga akan meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait, termasuk untuk mengevaluasi besaran iuran jaminan pensiun," imbuhnya.
Tahun 2017 akan menjadi spesial bagi BPJS Ketenagakerjaan karena pada tahun ini, genap 40 tahun BPJS Ketenagakerjaan melindungi pekerja Indonesia sejak berdirinya Perum Astek pada tahun 1977. Dari sisi kepesertaan, total tenaga kerja aktif tahun 2017 ditargetkan mencapai 25,2 juta orang atau meningkat 11 persen dari 2016. Sementara iuran ditargetkan mencapai Rp 55,37 triliun atau meningkat 14 persen dari 2016. Dari sisi dana kelolaan ditargetkan mencapai Rp 297 triliun atau meningkat 14 persen dari tahun 2016.
Untuk tahun ini, inisiatif strategis yang ada akan semakin ditingkatkan, mulai dari memperbanyak kerjasama co-marketing dengan perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, Optimalisasi BPJSTK Mobile, peningkatan kepesertaan dari pekerja rentan melalui program GN Lingkaran, dan optimalisasi PERISAI.
"Kami optimis, dengan kerja keras dan cerdas serta kolaborasi yang lebih baik dengan berbagai pihak, dan didukung kondisi perekonomian tahun 2017 yang semakin baik, kami akan mampu mencapai target kepesertaan aktif lebih dari 25 juta orang," pungkas Agus.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPJS Kesehatan mencatat, jumlah peserta JKN pada 2022 mencapai 248,7 juta jiwa, naik dibandingkan 2021 yang mencapai 235,7 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaKinerja BPJS Kesehatan lebih baik dibandingkan jaminan kesehatan sosial yang ada di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaTarget penyaluran KUR pada 2024 sebesar Rp280 triliun.
Baca SelengkapnyaPenerimaan berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas sebesar Rp83,69 triliun atau 7,87 persen dari target.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan juga terus berbenah melakukan perbaikan layanan dari masa ke masa.
Baca SelengkapnyaHingga 2023 BPJS Kesehatan membayar klaim ke fasilitas kesehatan sebesar 158,8 triliun.
Baca SelengkapnyaSementara pada 2024, penyaluran bansos dilakukan kembali secara reguler tanpa persoalan DTKS maupun modalitas transfer.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja terbagi menjadi dua alokasi, pertama untuk pembayaran gaji dan tunjangan PNS sebesar Rp10,3 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah mencapai 60,42 persen dari target penerimaan Rp10,11 triliun.
Baca SelengkapnyaSederet inovasi dan kolaborasi terus diciptakan guna memperluas cakupan kepesertaan serta meningkatkan kualitas layanan bagi para peserta.
Baca SelengkapnyaSampai Desember 2023, BRI Life mencatat aset investasi sebesar Rp19 triliun atau meningkat 11,8 persen dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar Rp17,0 triliun.
Baca Selengkapnya