Sosok Almarhum Enny Sri Hartati, Mentor Ekonomi Menteri Bahlil Lahadalia
Merdeka.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengaku, punya kedekatan dan kenangan tersendiri kepada Almarhumah Enny Sri Hartati. Dirinya bahkan merasa kehilangan atas kepergian Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tersebut.
"Kita semua hari ini merasa kehilangan bagi pribadi saya Eni sebagai kakak yang sangat baik. Teman diskusi dan sangat luar biasa sekali. Saya kaget izin jujur karena saya di Kendari mendengar berita ini," kata Menteri Bahlil dalam Pengajian dan Doa Bersama Berpulangnya Enny Sri Hartati, seperti disiarkan Youtube Indef, Jumat (2/7).
Menteri Bahlil mengaku pertama kali mengenal sosok Enny ketika menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Dirinya bahkan telah belajar banyak tentang ilmu ekonomi kepada dirinya.
"Waktu itu mohon maaf kata, saya belum punya ilmu ekonomi yang cukup. Sebagai junior Kak Enny, sebagai alumni HMI banyak bertanya kepada Enny," katanya.
Dia bercerita, saat itu pernah mendapat kesempatan satu acara di sebuah stasiun televisi. Waktu itu pertama kalinya Menteri Bahlil tampil di layar kaca. Saat itu, dia mengaku ada salah satu ucapan yang keliru. Namun, tidak dipatahkan oleh Enny.
"Saya tahu itu ada keliru saya. Tapi karena dia tahu saya juniornya, dia tidak membantai saya. Jadi itulah sebuah proses yang saya tidak bisa lupakan sampai pada kemudian dia ingin memberikan pelajaran yang terbaik untuk adiknya, sampai kemudian saya dianggota kabinet," jelas dia.
Selanjutnya
Menteri Bahlil mengaku waktu di Hipmi dirinya dan Enny sama-sama kritis bahkan satu mazhab terkait dengan berbagai persoalan di Tanah Air. Mulai dari masalah UMKM, monopoli BUMN, tenaga kerja asing, hingga masalah impor.
"Saya satu mazhab. Begitu saya masuk kabinet saya agak sedikit berbeda. Makanya dia bilang kok saya berbeda. Bagi saya Ka Enny sebagai sosok kaka yang baik karena saya junior," terangnya.
Namun yang membuat dirinya masih sangat terpukul adalah ketika utang janji kepada Enny. Menteri Bahlil bercerita saat itu dirinya sempat diminta oleh Enny untuk dicarikan jodoh yang baik. Namun belum sempat dipenuhi, justru Enny pulang lebih cepat.
"Mohon maaf secara eksplisit di bulan puasa dia Watshapp saya. Dia bilang Dinda saya boleh nggak minta hadiah. Whatsapp-nya masih ada di saya nih sekarang. Saya bilang apa? Tapi janji ya. Insya Allah saya janji. Tolong carikan saya jodoh yang baik ya Dinda. Saya langsung baca itu nangis. Sekarang beliau pergi ini saya belum bisa mewujudkan itu," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia fraksi Golkar melayat ke rumah duka Faisal Basri di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaBahlil menyebut belum ada ekonom setara dengan Faisal Basri yang bisa memberikan kritikan pedas kepada Pemerintah.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.
Baca SelengkapnyaBahlil, yang sering menyebut dirinya sebagai 'orang kampung' ini tak hanya berjaya di dunia usaha, tetapi juga pernah berkiprah di dunia politik.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Bahlil menjabat Menteri Investasi merangkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengaku sudah mengenal Rizal khususnya dengan istrinya, almarhum Herawati Moelyono sejak masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaTanri Abeng Menteri Negara Pendayagunaan BUMN di era Presiden BJ Habibie.
Baca SelengkapnyaEkonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaBahlil menangis saat menyerahkan jabatannya ke Roslan dan meminta kepada jajaran kementerian untuk membantu Roslan
Baca SelengkapnyaKabar duka datang dari Jenderal Bintang 3 mantan Pangkostrad.
Baca SelengkapnyaMenteri Negara Pendayagunaan BUMN era Presiden Soeharto dan Presiden B.J. Habibie, Tanri Abeng meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Baca SelengkapnyaHeryandi divonis hukuman penjara selama empat tahun enam bulan dalam perkara suap Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Lampung (PMB Unila) Tahun 2022.
Baca Selengkapnya