Stok beras di Pasar Induk Cipinang terus menurun
Merdeka.com - Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tercatat terus mengalami penurunan, dengan posisi stok saat ini berada pada angka 22.707 ton. Seharusnya, dalam kondisi normal rata-rata stok beras berkisar pada 25.000-30.000 ton per hari.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo mengatakan, bahwa penurunan stok beras yang ada di PIBC disebabkan banyak pelaku usaha mengeluarkan stok beras yang ada menjelang musim panen raya yang diperkirakan mulai Maret 2018.
"Saat ini pedagang mengeluarkan stok, untuk digantikan dengan yang akan masuk jelang panen raya. Saat ini mulai banyak (beras) masuk dari panen di Jawa Tengah," ucap Arief di Jakarta, Senin (5/2).
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
Dia mengemukakan, saat panen raya nanti, stok beras yang ada di PIBC bisa mencapai 50.000 ton. Saat ini, rata-rata pengeluaran sebanyak 2.000-3.000 ton per hari, sementara pemasukan beras ke PIBC berkisar pada angka yang sama, namun bisa lebih rendah.
Arief mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memenuhi stok beras di PBIC. Kendati demikian, dia menekankan, pihaknya masih mengendalikan kelangkaan stok ini.
"Kami berupaya menjaga stoknya di atas 25 ribu. Sedangkan minggu ini kami dapat tambahan dari Bulog sekitar enam ribu ton. Setiap minggu, kami minta terus dengan Bulog," kata Arief saat dikonfirmasi.
Angka minimum stok beras di PBIC sebenarnya berada di 35 ribu ton pada tahun sebelumnya. Pada 2016 sampai 2017, stok tersebut tercukupi karena bantuan impor sebesar 1,5 juta ton pada 2015.
Di mana impor beras tersebut masuk pada 2015 sebesar 600 ribu ton dan 2016 sebanyak 900 ribu ton. Hal tersebut membuat stok beras di PBIC stabil hingga 2017.
Arief mengharapkan, panen raya yang dinyatakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman benar terjadi. Hal ini untuk mengisi stok beras yang berada di PBIC sekaligus mencukupi kebutuhan pangan di Ibu Kota.
Meski demikian, Arief menyatakan, panen raya yang masuk pada Februari dan Maret ini tidak bisa langsung mengisi PBIC. Paling lambat, tiga bulan ke depan masuk di PBIC, karena harus melewati proses produksi, pengeringan, dan distribusi di setiap daerah.
"Jangan sampai ada banjir, wereng. Kami tunggu nih, benar-benar itu panen raya. Panen raya itu satu juta hektare panen semua, ga parsial. Kan istilah panen raya, tapi ada panen yang dirayakan, ini dua hal yg berbeda. Kalau orang mau objektif, panen raya itu maksudnya semua daerah," kata Arief.
Arief menyadari, jika produksi beras tidak mencukupi PBIC, keputusan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor 500 ribu merupakan solusi terbaik. Hal itu untuk mengamankan stok beras menunggu hasil panen raya mengisi sentra-sentra beras dan sampai di PBIC.
"Pak JK sudah putuskan akan ada impor masuk. Impor ini ga akan dipakai kalau pemenuhan lokal sudah cukup. Jadi itu akan masuk gudang Bulog. Tidak ada hubungannya panen petani. Itu masuknya ke Bulog, sebagai penguatan stok," kata dia.
Per 2 Februari, disebutkan stok beras di Bulog berada di angka 690 ton. Angka tersebut, menurut Arief, sangat mengkhawatirkan sehingga perlu penyerapan beras secepatnya. "Perlu di-inject, ada dua opsi, kalau bukan dari lokal, ya impor," ungkap dia.
Oleh karena itu, Arief mengharapkan, panen raya nasional, khususnya di Jawa Tengah seperti di Demak, Kudus, Porwodadi, Grobokan dan wilayah Jawa Timur Bojonegoro menghasilkan panen yang maksimal.
Terlepas dari itu, lanjut dia, kondisi perberasan nasional khususnya Ibu Kota sudah menjadi komitmen lembaga pemerintahan terkait. Kebijakan yang diambil, pasti sudah dipikirkan dengan matang untuk ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data dari laman Food Station, penurunan stok di PIBC mulai terjadi pada awal tahun 2018. Pada awal Januari 2018, stok PIBC berada pada posisi 35.392 ton dan terus menurun menjadi 22.707 pada Minggu (4/2).
Dengan pasokan yang terus menurun, harga beras juga menunjukkan tren peningkatan. Tercatat, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pemicu inflasi Januari 2018 yang sebesar 0,62 persen disebabkan naiknya harga komoditas tersebut dengan andil cukup tinggi mencapai 0,24 persen. "Posisi stok pada Januari 2018 lebih sedikit dibanding 2017," kata Arief.
Tercatat, stok beras pada Januari 2017 berkisar pada 33.000-36.000 ton, lebih tinggi jika dibandingkan 2018. Namun, Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada Januari 2018 produksi gabah kering giling diprediksi mencapai 4,5 juta ton atau setara dengan 2,8 juta ton beras.
Sementara, kebutuhan konsumsi beras nasional per bulan diasumsikan sebesar 2,6 juta ton. Dengan kondisi demikian, seharusnya ada surplus beras sebanyak 329,3 ribu ton.
Harga beras di PIBC untuk beras jenis IR-64 I sebesar Rp 12.050 per kilogram, IR-64 II Rp11.450 per kilogram dan IR-64 III Rp 8.500 per kilogram. Harga beras tersebut sedikit turun jika dibandingkan dengan harga pada Januari 2018, namun masih tetap di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Perpadi Jakarta ini mengatakan penurunan harga mencapai Rp700-1.000 per kilogram di Cipinang.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog terus menggelontorkan beras premium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaAnomali cuaca itu membuat hasil panen yang biasanya menghasilkan 7 ton kini menjadi hanya 5 ton beras saja.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaBulog mengatakan, keterlambatan pihak ritel modern untuk kembali mengisi ulang stok beras premium akibat adanya libur panjang perayaan Imlek.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAtas situasi tersebut, Badan Pangan Nasional telah meminta Bulog untuk terus menerus melakukan optimalisasi serapan produksi dalam negeri selama 2 bulan ini.
Baca SelengkapnyaSusiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca Selengkapnya