Sumber Kecelakaan, KNKT Ungkap Ada Sopir Bus 5 Tahun Tak Pernah Dapat Libur
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) meminta Perusahaan Otobus (PO) agar memberikan kualitas istirahat yang cukup bagi para pengemudi. Hal ini penting, karena sebagian besar kecelakaan transportasi bus terjadi akibat pengemudi kurang istirahat.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, kadang-kadang pengemudi diberikan jatah istirahat atau libur jika mereka mengalami sakit atau ada orang tuanya yang meninggal. Bahkan, dia menyebut sampai ada pengemudi yang selama lima tahun tidak pernah mendapat libur.
"Para manajemen di PO memikirkan istirahat itu penting, banyak orang istirahat bagus tapi karena tidak pernah libur otaknya tidak memproses," kata dia dalam diskusi Keselamatan Kelistrikan Mobil Bus, secara virtual, Kamis (18/3).
-
Apa penyebab kecelakaan bus? Polisi menetapkan Sadira (51) sebagai tersangka atas peristiwa kecelakaan bus yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, akhir pekan lalu. Tidak hanya itu, mereka diminta untuk memeriksa seluruh pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia tersebut. 'Saya kira selain sopir bus yang lalai dan memaksakan, kuat dugaan pemilik bus juga sebenarnya mengetahui kondisi ini.
-
Bagaimana cara meningkatkan kenyamanan penumpang kereta api? Budi menyampaikan ada beberapa hal yang diupayakan untuk meningkatkan kenyamanan penumpang selama perjalanan mudik dan balik melalui moda transportasi kereta api.
-
Bagaimana kecelakaan bus terjadi? Nahas ketika memasuki KM 695+400 Tol Jombang, sopir bus tertidur mengakibatkan bus oleng ke kiri lalu menabrak truk nopol N 9674 UH bermuatan gerabah.
-
Kenapa Korlantas Polri mengantisipasi kecelakaan mudik? Pada tahun 2023 terjadi 512 kejadian. Pada tahun ini diupayakan diturunkan. 'Pada tahun 2024 kami berharap dapat meminimalkan sehingga operasi tadi bisa berjalan dengan aman dan nyaman itu bisa terwujud,' katanya.
-
Dimana kecelakaan bus terjadi? Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan antara Bus Surya Bali dengan dua truk tronton di Jalan Pantura Pati, Jawa Tengah, di Kecamatan Batangan, Jawa Tengah.
-
Kenapa pemilik bus dianggap bertanggung jawab? 'Saya kira selain sopir bus yang lalai dan memaksakan, kuat dugaan pemilik bus juga sebenarnya mengetahui kondisi ini. Karena hanya dua dugaannya, unit bus tidak pernah dicek atau sengaja dibiarkan beroperasi meski bermasalah.' 'Apa pun itu, dua-duanya jelas salah.
Dia mengatakan, masalah jam istirahat pada transportasi darat yang tidak pernah disinggung menjadi perhatian khusus. Hal ini berbeda jika dibandingkan transportasi udara dan kereta yang selalu memikirkan waktu libur dan istirahat yang cukup untuk pilot dan masinis.
"Sekarang kereta api sudah membaik dan kami merekomendasaikan istirahat. Mes masinis sudah seperti hotel bintang satu minimum," jelasnya.
Atas dasar itu, dirinya meminta agar para PO bus bisa bekerjasama dengan beberapa hotel yang ada di Tanah Air. Tujuannya agar mereka para pengemudi bisa istirahat yang cukup.
"Kalau bisa hotel bisa dikerjasamakan untuk istirahat pengemudi, bagaimana Borobudur, Perambanan atau di Jogja itu menyiapkan tempat istirahat untuk pengemudi agar kualitas istirahatnya baik," jelas dia.
Rata-rata tiga orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto mengatakan, data Kepolisian menunjukkan rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. Data itu juga menyatakan bahwa besarnya jumlah kecelakaan disebabkan karena tiga hal.
Hal pertama, dikatakan Pudji, (61 persen karena) manusianya sendiri, yakni terkait dengan kemampuan dan karakter pengemudinya. Kedua, (9 persen) faktor kendaraan, dan ketiga (30 persen) faktor prasarana dan lingkungan.
"Data tersebut janganlah hanya sebagai angka statistik dan dianggap tidak mungkin terjadi pada diri kita." kata Pudji.
Karenanya, (masih) dalam rangka peringatan kemerdekaan ke-72 RI, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat akan kembali menggelar Acara Kampanye Keselamatan Transportasi Darat pada Minggu (20/8) nanti.
Kegiatan itu mengangkat tema "Dalam Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Tingkatkan Keselamatan Jalan Untuk Kemanusiaan: Sayangi Nyawa, Stop Pelanggaran, Stop Kecelakaan."
"Kegiatan ini didedikasikan sebagai bentuk kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik tentang permasalahan keselamatan lalu-lintas jalan," ujar Pudji.
Ia berharap, semua pihak pemangku kepentingan untuk lebih peduli terhadap keselamatan jalan.
"Saya berkeyakinan bahwa dengan campur tangan dari para pemangku kepentingan, diharapkan dapat menekan jumlah korban kecelakaan di jalan," ucap Pudji.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT Soroti Pola Penugasan Sopir Rosalia Indah, Berisiko Tinggi Kelelahan dan Microsleep.
Baca SelengkapnyaKendaraan ini juga berpenumpang 12 orang, di mana seharusnya berkapasitas sembilan penumpang
Baca SelengkapnyaKecelakaan yang menewaskan 12 orang di dalam mobil Gran Max diakibatkan pengemudi yang kerja melebihi waktu.
Baca SelengkapnyaDugaan awal sopir bus Rosalia Indah mengalami microsleep atau mengantuk
Baca SelengkapnyaManajemen memastikan tidak ada sopir bus Rosalia Indah yang bekerja lebih dari jam yang ditentukan.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya masih mendalami terkait kecelakaan maut itu.
Baca SelengkapnyaMenurut Djoko, pengawasan terhadap bus pariwisata masih perlu diperketat dan harus ada sanksi bagi perusahaan bus yang lalai terhadap tertib administrasi.
Baca Selengkapnya"Si sopir sempat berhenti jalan kaki, terus mondar-mandir untuk ngilangin ngantuk terus naik lagi."
Baca SelengkapnyaPemilihan PO yang aman ini bisa mencegah kecelakaan maut seperti yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana Depok pada Sabtu (11/5).
Baca SelengkapnyaYLKI soal Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana: Sering Terjadi karena Sopir Kurang Tidur
Baca SelengkapnyaKecelakaan maut bus di Subang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaEmpat kendaraan minibus dan SUV tampak mengalami kerusakan berat.
Baca Selengkapnya