Survei penaikan upah 2016: Indonesia peringkat lima besar di Asia

Merdeka.com - Penaikan upah nominal pekerja di Indonesia tahun depan diperkirakan bakal menjadi yang tertinggi kelima di Asia dan sebelas di dunia. Namun, penaikan upah riil, memasukkan komponen nflasi, Indonesia diperkirakan berada di posisi tujuh Asia dan delapan dunia.

Demikian hasil penelitian ECA International 2015. Firma konsultasi sumber daya manusia berbasis di London itu melakukan survei tren upah 2015/2016 kepada 336 perusahaan multinasional di 70 negara sepanjang Agustus dan September lalu. Dari 336 perusahaan itu, 153 diantaranya berada di China.

Berdasarkan itu, Vietnam diramal bakal mengalami penaikan upah riil tertinggi, sebesar tujuh persen, baik di Asia maupun dunia. Jika penaikan upah dihitung nominalnya saja, Paman Ho menduduki peringkat dua di Asia dan lima di dunia.

China menguntit di bawah untuk penaikan upah riil di Asia. Secara nominal, Negeri Tirai Bambu itu ada di urutan tujuh (asia) dan 14 (dunia).

"Perlambatan ekonomi sepertinya tak berdampak langsung terhadap upah. Perusahaan China menghadapi kelangkaan pekerja terampil, makanya mereka menawarkan penaikan upah untuk menjaga," kata Direktur ECA International untuk Asia Lee Quane, seperti dikutip situs berita Nikkei, kemarin.

Adapun penaikan upah terendah di Asia terjadi di Jepang, peringkat 17. Diikuti Taiwan, Singapura, dan Hong Kong.

Secara global, tahun depan, peningkatan upah riil diperkiran mencapai 1,7 persen. Meningkat ketimbang tahun ini sebesar 3,7 persen.

Peningkatan upah di Asia diperkirakan mencapai 3,1 persen, lebih rendah dari saat ini 3,7 persen. Eropa diperkirakan naik 1,4 persen, melambat ketimbang tahun ini yang sebesar 2 persen. (mdk/yud)