Tanpa Pemasukan Imbas Corona, ASDP Hanya Bisa Bertahan Sampai Tengah Juni
Merdeka.com - Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, mengatakan saldo kas akhir pada bulan Maret tercatat Rp1,3 triliun. Jika dalam keadaan buruk, skenario perusahaan, maka ada saldo di angka Rp818 miliar. Pada posisi terburuk, rasio likuiditas ASDP yakni Rp236,4 miliar.
Dalam kondisi seperti ini perusahaan hanya bisa berjalan hingga pertengahan Juni 2021. Hal ini terjadi jika diasumsikan perusahaan sama sekali tidak ada pemasukan.
Namun, dia berpendapat hal ini tidak akan terjadi. Sebab pemerintah masih memperbolehkan aktivitas perjalanan untuk kebutuhan penyaluran logistik.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana capaian realisasi investasi tahun 2023? Capaian tersebut, kata Bahlil, juga mencapai 129 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp 1.099 triliun.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
"Tapi saya pikir tidak terjadi kalau tidak dapat cash in sama sekali karena logistik tetap jalan," kata Ira dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (29/4).
Akibat Virus Corona, ASDP Telan Kerugian Pertama Kali Dalam Puluhan Tahun Terakhir
Selain itu, Ira menyampaikan sudah puluhan tahun perusahaan pimpinannya belum pernah mengalami kerugian. Namun, di tengah pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 perusahaan jasa penyebrangan ini merugi hingga Rp68 miliar.
"ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun," kata Ira.
Ira menyebut sejak munculnya virus corona di Indonesia, pihaknya langsung melakukan sejumlah antisipasi. Salah satunya dengan melakukan stress tes terhadap sistem operasi.
Pada skenario pertama, pihaknya melakukan simulasi jika periode dampak pandemi ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu sejak Maret-Mei 2020. Dalam kondisi ini diperkirakan ASDP akan mengalami kerugian hingga Rp68 miliar.
Pada skenario kedua dengan periode dampak Maret-Agustus 2020 ASDP memperkirakan akan mengalami kerugian hingga Rp291 miliar.
Sementara pada skenario ketiga, jika periode dampak mencapai 10 bulan yakni Maret-Desember 2020, maka jumlah kerugian yang dialami sebesar Rp478 miliar. "Jadi yang jadi pembeda di setiap skenario hanya periode dampaknya saja," kata Ira.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat bersamaan, liabilitas ASDP juga naik dari Rp1,31 triliun pada 2021 menjadi Rp2,67 triliun pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaASDP mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,560 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaDiharapkan masalah ini bisa selesai di Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemampuan ASDP Indonesia melayani penyeberangan antarpulau, tidak perlu diragukan. Melainkan harus diperlukan penguatan.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaAnggaran Provinsi Sulawesi Selatan mengalami defisit hingga Rp1,5 triliun.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaAset industri asuransi di Mei 2024 mencapai Rp1.120,57 triliun, angka ini naik 1,3 persen (yoy).
Baca Selengkapnya