Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tekan Impor Minyak, Pertamina Bangun Kilang Hijau

Tekan Impor Minyak, Pertamina Bangun Kilang Hijau Kilang Balongan. skyscrapercity.com

Merdeka.com - Dalam mendukung penggunaan energi hijau, Pertamina akan mengalihfungsikan kilang-kilang minyak. Berbagai kilang tersebut akan menjadi kilang hijau (green refinery) yang mengelola bio massa dari kelapa sawit.

"Kita akan melakukan konversi dari kilang yang ada menjadi green refinery yang sifatnya menghasilkan bio massa dari kelapa sawit," kata Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati di Jakarta, Rabu (14/7).

Sebagaimana diketahui, Indonesia menjadi salah satu penghasil sawit ternama di dunia. "Kita bangun beberapa lokasi lain, nanti kita optimalkan sawit yang ada di Indonesia," kata dia.

Orang lain juga bertanya?

Maka dari itu, menurutnya, sawit bisa menjadi salah satu energi pokok yang bisa digunakan untuk subtitusi energi dan transportasi. Pada 2025 direncanakan akan terkonversi 6-100 KTPA kilang biasa menjadi kilang hijau. Pembangunan kilang ini akan dilakukan di beberapa lokasi.

Selain itu, Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas pembangkit bio energi pada 2026. Terdiri dari biogas 153 MW, bio blending gasoil & gasoline, biocrude dan ethanol 1.000 KTPA on stream pada 2025.

Realiasasi tersebut diperkirakan akan membantu Indonesia untuk tidak lagi mengimpor minyak. Meskipun saat ini kontribusi penggunaanya baru mencapai 25 persen.

"Dari itu semua, pemerintah pada 2030 ini sudah tidak ada impor gasolin," kata dia.

Pertamina Wujudkan Ekonomi Hijau Berkelanjutan Lewat Biodiesel hingga Carbon Capture

Dalam rangka menjalankan arahan Presiden RI Joko Widodo terkait Grand Strategi Energi Nasional untuk transformasi energi dan memperkuat green economy, green technology dan green product, PT Pertamina (Persero) terus memprioritaskan berbagai program transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan sumber energi yang melimpah di dalam negeri serta mengoptimalkan infrastruktur dari bisnis yang ada.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit) akibat masih tingginya impor energi.

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya domestik besar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku energi. Untuk menjembatani kondisi tersebut, Pertamina telah memiliki 3 (tiga) program prioritas sebagai bagian dari implementasi transisi energi sekaligus ekonomi hijau.

Yang pertama, program penurunan impor BBM jenis Solar, melalui implementasi Biodiesel B20 sejak sejak tahun 2016 dan dilanjutkan dengan B30 pada 2019.

"Dengan program ini, Pertamina telah berhasil mengurangi impor solar secara signifikan. Bahkan mulai April 2019, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar," jelasnya.

Program kedua, kata Nicke, untuk pengurangan ketergantungan pada impor LPG, Pertamina menjalankan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang akan menggantikan penggunaan LPG di dalam negeri.

"Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan batu bara terbesar berpeluang baik untuk melakukan gasifikasi batu bara menjadi DME. Kami yakin dengan pengembangan DME ini dapat mencapai target pemerintah untuk bebas impor LPG pada tahun 2027," imbuhnya.

Nicke melanjutkan bahwa program ketiga yaitu penurunan impor BBM jenis Gasoline, Pertamina akan mencampur Methanol dan Ethanol dengan Gasoline. Methanol dapat diproduksi dari natural gas ataupun gasifikasi batu bara, dan Ethanol pun dapat diproduksi dari gasifikasi batu bara ataupun sumber bio-etanol lainnya.

Untuk menjamin keberlangsungan dari lini bisnis yang ada dan mengatasi isu lingkungan dari gasifikasi batu bara ini, tambah Nicke, secara bersamaan Pertamina juga menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara.

Untuk hal ini, Pertamina juga menjajaki potensi kerjasama dengan Exxonmobil dan sedang melakukan kerjasama study CO2 injection di lapangan eksplorasi Gundih dan di lapangan eksplorasi Sukowati berkolaborasi dengan beberapa partner lainnya.

"Melalui pemanfaatan carbon capture yang terintegrasi dengan proyek DME, Pertamina yakin dapat menekan emisi karbon hingga 45%," pungkasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Langkah Pertamina Dukung Transisi Energi di Indonesia
Langkah Pertamina Dukung Transisi Energi di Indonesia

Pertamina Beberkan 3 agenda penting wujudkan transisi energi.

Baca Selengkapnya
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas

Kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK).

Baca Selengkapnya
Tindak Lanjut B20 India, Pertamina Akan Kembangkan Bahan Bakar Berbasis Bioenergi
Tindak Lanjut B20 India, Pertamina Akan Kembangkan Bahan Bakar Berbasis Bioenergi

Pertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Baca Selengkapnya
Hidrogen Hijau Pengganti BBM Bakal Diproduksi di Kaltara, Sudah Diincar Jepang dan Korsel
Hidrogen Hijau Pengganti BBM Bakal Diproduksi di Kaltara, Sudah Diincar Jepang dan Korsel

Produk hidrogen akan lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Pertamina NRE dan Kilang Pertamina Internasional Kerja Sama Terapkan Efisiensi Energi
Pertamina NRE dan Kilang Pertamina Internasional Kerja Sama Terapkan Efisiensi Energi

Sinergi yang kuat antar subholding juga mempertegas langkah Pertamina untuk menjalankan komitmen.

Baca Selengkapnya
PTPN III dan Pertamina NRE Sepakati Komersialisasi Kredit Karbon, Begini Cara Kerjanya
PTPN III dan Pertamina NRE Sepakati Komersialisasi Kredit Karbon, Begini Cara Kerjanya

Kerja sama ini berfokus pada komersialisasi kredit karbon dari penangkapan gas metana yang sebelumnya terlepas ke atmosfir.

Baca Selengkapnya
Pertamina Siap Jajaki Potensi Bisnis di AIPF 2023
Pertamina Siap Jajaki Potensi Bisnis di AIPF 2023

PT Pertamina (Persero) menyiapkan 9 (sembilan) potensi kerjasama dan kolaborasi sebagai upaya langkah konkrit dalam membangun infrastruktur hijau

Baca Selengkapnya
Pertamina Paparkan Roadmap Bisnis Biofuels & Dekarbonisasi di Southeast Asia-Latin American Dialogue
Pertamina Paparkan Roadmap Bisnis Biofuels & Dekarbonisasi di Southeast Asia-Latin American Dialogue

Pertamina memaparkan roadmap bisnis perusahaan di bidang bisnis biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura.

Baca Selengkapnya
Program Langit Biru, Pertamina Terus Kembangkan Program Biofuel Ramah Lingkungan
Program Langit Biru, Pertamina Terus Kembangkan Program Biofuel Ramah Lingkungan

Pertamina terus mencanangkan Program Langit Biru dengan mengembangkan Bahan Bakar Kendaraan berbasis nabati atau bioenergi.

Baca Selengkapnya
Bahan Bakar Hijau Dipamerkan di GIIAS 2024, Minim Emisi dan Selaras dengan Tren Otomotif
Bahan Bakar Hijau Dipamerkan di GIIAS 2024, Minim Emisi dan Selaras dengan Tren Otomotif

Akselerasi penggunaan energi hijau di Indonesia perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur hilir.

Baca Selengkapnya
PGN: Produksi Biometana akan Dimulai di Sumatera Bagian Selatan Pada 2025
PGN: Produksi Biometana akan Dimulai di Sumatera Bagian Selatan Pada 2025

Konsorsium nantinya akan menggunakan jaringan pipa gas bumi PGN untuk mendistribusikan biometana berbahan POME.

Baca Selengkapnya
Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024
Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Pertamina telah melakukan transformasi bisnis yang berkelanjutan dan digitalisasi.

Baca Selengkapnya