Tembus Hingga Rp96 T, ini Penyebab Right Issue BRI Posisi 3 Terbesar Asia
Merdeka.com - Suksesnya proses right issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro dinilai akan menjadi pendorong bergairahnya pasar modal dalam negeri. Di mana, pasar Indonesia tengah digempur sentimen negatif dari luar negeri.
Pengamat Pasar Modal, Edhi Pranasidhi mengatakan, keberhasilan right issue bank Himbara tersebut menjadi faktor penarik. Sebab, aksi korporasi tersebut menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di Asia.
Terlebih, kata dia, investor yang melakukan subscribe saat right issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga pialang asing. Sehingga ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk.
-
Bagaimana UMKK bisa menguasai kekuatan ekonomi Indonesia? Bergabung di Katalog Elektronik itu menguntungkan karena pasarnya sangat besar.
-
Bagaimana Kemenkop UKM mendorong UMKM untuk terlibat dalam rantai nilai global? Untuk itu Hanung mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan kebijakan yang mengatur agar Pemerintah Pusat/Daerah dan BUMN berbelanja produk UMKM.
-
Bagaimana BRI mendorong pertumbuhan kredit UMKM? Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun. Jumlah tersebut mengambil porsi 83,86% dari total kredit BRI.
-
Kenapa Perseroan Terbatas memiliki permodalan dari saham? Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
-
Dimana BRI akan berdayakan UMKM? ada acara ini juga diumumkan dua provinsi yang akan mendapatkan program pemberdayaan khusus untuk perempuan pengusaha yakni Lampung dan Jawa Barat.
-
Bagaimana Pupuk Indonesia mendorong UMKM binaan untuk go internasional? Pupuk Indonesia bersama PIKA-PI mendorong UMKM binaan, khususnya yang bergerak di bidang wastra (kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara) untuk naik kasta dan go internasional. Salah satu upayanya dengan aktif mengikuti event-event level internasional, seperti JFC yang sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade ini.
Seperti diketahui, pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (28/9) waktu setempat, atau Rabu (29/9) pagi (WIB), yang menimbulkan potensi masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia.
"Wall Street jatuh karena harga bonds 10 tahun turun. Maka aset berisiko tinggi seperti saham jadinya tidak begitu menarik. Di sisi lain, kenaikan yield bonds mengindikasikan investor menjual bonds untuk mengantisipasi berkurangnya likuiditas USD akibat The Fed berpotensi memulai tapering di November. Kemana larinya hasil uang penjualan bonds di AS? Pasti para investor di AS tidak akan mau uangnya diam karena akan tergerus inflasi. Mereka akan mencari return yang lebih besar ke emerging market," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/9).
Sebagai gambaran terkait pasar modal Amerika Serikat, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 569,38 poin atau 1,63 persen, menetap di 34.299,99 poin. Indeks S&P 500 berkurang 90,48 poin atau 2,04 persen, berakhir di 4.352,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 423,29 poin atau 2,83 persen dan ditutup pada 14.546,68 poin. Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 pun berakhir di zona merah.
Bursa saham Asia Pasifik pun jatuh pada perdagangan Rabu pagi karena terdampak bursa AS tersebut. Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 1,83 persen di awal perdagangan, sementara indeks Topix melemah 1,91 persen. Kospi Korea Selatan turun 1,77 persen. S&P/ASX 200 di Australia turun 0,32 persen Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang pun turun 0,32 persen.
Selanjutnya
Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan berpandangan sama. Menurutnya, saat ini investor institusi memiliki rencana aksi beli yang cukup besar. Sebabnya, BRI termasuk dalam bank milik pemerintah yang memiliki performa dan potensi cukup baik dengan pengelolaan risiko yang masih terjaga.
Dia pun menyebut saham BBRI akan mendorong sentimen yang positif dalam memacu potensi berlanjutnya aksi beli dari asing khususnya pada kuartal keempat tahun ini. Terlebih BRI memiliki konsistensi performa kinerja sangat solid sepanjang kuartal ketiga tahun ini.
"Sentimen saham Bank BUMN khususnya BBRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat," tuturnya.
Lebih rinci Alfred menyebut pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue, dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggaris bawahi potensi kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI.
Alfred pun mengacu pada kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero) sebagai anggota Holding UMi yang juga tak kalah positif dari BRI. Dia menegaskan, pada tahun lalu laba kedua perseroan itu mencapai sekitar 12%-13 persen dari laba BRI pada tahun buku 2020.
Artinya, ke depan keuntungan usaha yang dihasilkan PNM dan Pegadaian akan cukup signifikan mendongkrak perolehan laba BRI sebagai induk holding. Faktor fundamental tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan positif investor di pasar modal dalam mengapresiasi saham BBRI ke depan.
"Dengan ekspektasi keberhasilan sinergi maka kontribusi akan semakin meningkat dan mendorong pertumbuhan BRI ke depan. Pasca realisasi Holding UMi kami menargetkan valuasi BBRI berada di level 2,8 hingga 3,0 kali PBV," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI terus mempertahankan posisi sebagai bank dengan portofolio pembiayaan segmen UMKM terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasar obligasi Indonesia dinilai masih melanjutkan tren positif. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi makro yang solid.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.
Baca SelengkapnyaPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun pada Kuartal III Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBloomberg Technoz menganalisa lebih dari 900 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai saham BBRI selaras dengan kinerja BRI yang terus tumbuh secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BRI Sunarso dinobatkan sebagai The Best CEO.
Baca SelengkapnyaDI waktu yang bersamaan, BRI diketahui memiliki permodalan kuat dengan rasio laba terhadap modal atau return on equity (ROE) sehat hingga Semester I 2023.
Baca SelengkapnyaSaham BBRI diprediksi terus mengalami tren kenaikan di tahun 2023 ini.
Baca SelengkapnyaPasca publikasi Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2024, harga saham BRI terpantau mengalami koreksi signifikan.
Baca SelengkapnyaHal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPT UBS Sekuritas Indonesia yang menargetkan harga BBRI di angka Rp6.925.
Baca Selengkapnya