Tips jitu bos Bukalapak majukan bisnis digital dan aplikasi
Merdeka.com - Industri digital di Indonesia tengah berada dalam tahap fase berkembang. Banyak aplikasi maupun layanan digital yang bermunculan. Namun tak sedikit juga aplikasi yang berkembang itu menghilang dalam kurun waktu sepuluh tahun belakang. Untuk terus menjaga agar ekosistem digital di Indonesia terus tumbuh dan berkembang, perlu peran banyak pihak, seperti pemerintah dan dunia swasta.
Pemerintah Jokowi-JK kini mulai menunjukkan dukungan terhadap tumbuhnya industri kreatif dan digital. Bukti nyatanya adalah dengan didirikannya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan beberapa kebijakan yang dikeluarkan pihak-pihak pemerintahan terkait, termasuk Presiden.
Kalangan swasta juga ikut mendukung program pemerintah tersebut. Salah satunya adalah Telkomsel melalui NextDev dan NextDev Academy, membina calon wirausahawan muda dibidang digital.
-
Bagaimana Basrizal memulai bisnis pertamanya? Tanpa keahlian yang mumpuni, Basko bekerja sebagai kernet angkot di Riau. Kemudian, modal dari hasil kernet tadi ia gunakan untuk berjualan petai. Ia termotivasi setelah melihat pedagang petai diserbu oleh pembelinya. Mulai dari situlah, ia memilih untuk berdagang petai.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana Anjani memulai bisnis? Awal Berbisnis Pada 2018 saat awal-awal merintis bisnis, Anjani hanya menjual jilbab.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
Founder & CEO Bukalapak, Achmad Zaky berharap, ajang menciptakan wirausahawan muda digital seperti ini diperbanyak dan diintensifkan. "Indonesia banyak membutuhkan entrepreneur di bidang digital," ujar Zaki, dalam pernyataan tertulis yang dikutip merdeka.com di Jakarta, Senin (24/7).
NextDev merupakan ajang kompetisi mencari talenta berprestasi di bidang pembuatan aplikasi teknologi, baik website maupun mobile bagi anak muda Indonesia untuk membantu pemecahan masalah yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Sedangkan NextDev Academy adalah sebuah ajang untuk mengasah dan mempertajam kualitas aplikasi hingga diciptakan startup yang akan menjadi finalis The NextDev 2015 dan 2016.
"Kita berharap dengan munculnya wirausahawan muda di bidang digital, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi tergantung kepada government spending."
Pentolan Bukalapak mengharapkan setidaknya ada 10 persen peserta NextDev ini bisa menjadi pengusaha besar di bidang ekonomi digital.
Zaki menceritakan kisahnya saat menciptakan Bukalapak yang berawal dari lomba menciptakan aplikasi seperti yang dilakukan Telkomsel melalui NextDev. Menurut dia, awal membangun startup adalah masa kritikal. Model bisnis harus benar dahulu.
Banyak orang beranggapan masa scale (membutuhkan tenaga engineer dan mendapatkan investor) adalah masa yang sangat sulit. "Padahal menurut saya masa awal yaitu membuat model bisnis, chemistry dan value proposition," papar Zaki.
Agar besar seperti sekarang, Bukalapak memerlukan waktu lebih dari tujuh tahun. Inovasi produk Bukalapak juga tak selamanya dapat berjalan dengan mulus.
Agar perusahaan startup dapat bertahan di era kompetisi yang sangat ketat seperti saat ini, Zaki memberikan beberapa tips. Pertama, jangan menggaji diri sendiri terlebih dahulu. Dengan tidak menggaji diri sendiri terlebih dahulu, beban saat awal tidak terlalu besar. Zaki menilai, banyak startup yang limbung karena memiliki beban biaya sangat tinggi.
Kedua, jangan mencari investor terlebih dahulu. Jika startup mementingkan mencari investor, itu menunjukkan produk yang dibuatnya kurang menarik.
"Jika produk menarik,akan menjadi cerita di masyarakat dan media. Dengan cerita tersebut customer dan investor akan datang dengan sendirinya. Performance tak pernah bohong," terang Zaki.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat musim tech winter menerpa dunia termasuk Indonesia, Telkomsel masih komitmen lewat NextDev.
Baca SelengkapnyaSaat ini, total karyawan yang bekerja di usaha batik Anton mencapai 67 orang.
Baca SelengkapnyaMemulai usaha tak harus menunggu lulus kuliah. Pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur ini bertekad memiliki penghasilan sendiri sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaGuyonan Menkominfo baru Budi Arie Setiadi soal digitalisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara pemuda memiliki peran yang sangat besar untuk masa depan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaSejak kecil, dia tidak terpikir akan memiliki usaha dengan omset ratusan bahkan miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaKesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang belum tahu apa yang harus dilakukan saat memulai bisnis.
Baca SelengkapnyaIa pernah ditolak tujuh perempuan karena punya utang nyaris setengah miliar
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca SelengkapnyaSalah satu produsen batik dan fashion lokal yang cukup dikenal di Pekalongan adalah Zialova Batik.
Baca Selengkapnya