Tren Warga Jakarta Beli Tanah di Yogyakarta Sudah Berlangsung Lama
Merdeka.com - Kepemilikan rumah dan tanah oleh warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian khusus oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Harga yang melambung tinggi membuat warga setempat sulit membeli tanah.
Menurut Sultan, tanah-tanah di Yogyakarta dibeli oleh banyak orang Jakarta, tanpa menawar.
"Lah wong temen-temen Jakarta kalau beli tanah juga ora ngenyang (tidak menawar) ya gimana. Ya, makin tinggi, orang luar Jogja bisa beli, orang Jogja-nya enggak punya rumah," kata Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kamis (6/4).
-
Apa harga tanah termahal di Indonesia? Tanah kosong di kawasan ini sudah terbilang sangat jarang karena sebagian besar sudah digunakan untuk membangun gedung mewah yang digunakan oleh perusahaan terkenal baik lokal maupun perusahaan global.
-
Di mana harga tanah paling mahal di Indonesia? Wilayah yang berada di sekitar Bundaran HI ini jadi kawasan paling elit dan termahal di Indonesia!
-
Kenapa Yogyakarta disebut daerah istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Gimana proses Yogyakarta jadi daerah istimewa? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti. Setelah kemerdekaan, tepatnya pada 19 Agustus 1945, terjadi pembicaraan serius dalam sidang PPKI yang membahas kedudukan Kooti. Saat itu, Pangeran Purboyo selaku wakil dari Yogyakarta Kooti meminta Kooti dijadikan 100 persen otonom.
-
Siapa yang mengelola Rumah BUMN Yogyakarta? Rumah BUMN Yogyakarta sendiri merupakan bentuk inisasi dari Kementrian BUMN yang berkolaborasi dengan Bank BRI untuk memberdayakan UMKM melalui berbagai pelatihan serta pembinaan.
-
Dimana lokasi Rumah BUMN Yogyakarta? RuBY terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit, tren orang-orang Jakarta membeli tanah di Yogyakarta sudah berlangsung sejak lama. Hal ini disebabkan karena Yogyakarta merupakan kota pusat pendidikan. Di mana banyak universitas ternama berada di sana.
"Sejak zaman dulu banyak mahasiswa asal Jakarta yang belajar di Jogja. Nah jadi banyak orang tua dari mahasiswa itu yang memiliki rumah sendiri di Jogja. Bahkan setelah anaknya lulus kuliah rumahnya pun tidak otomatis dijual," ujar Panangian kepada merdeka.com, Senin (10/4).
Dia mengatakan, banyak juga orang dari Jakarta yang punya usaha kos-kosan di Yogyakarta, karena tahu potensi bisnis kos-kosan yang sangat bagus di sana. "Jadi wajar saja kalo orang Jakarta menyukai properti di Jogja. Karena fenomena itu sudah terjadi sejak jaman dulu," ujarnya.
Sebelumnya, dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta tentang Statistik Perumahan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022, hanya 54,25 persen warga Yogyakarta menempati rumah milik sendiri.
"Persentase rumah tangga di Kota Yogyakarta yang menempati rumah milik sendiri baru mencapai 54,25 persen," demikian penjelasan publikasi yang dikutip merdeka.com pada Jumat (7/3).
Persentase kepemilikan rumah milik sendiri di Kota Yogyakarta, lebih sedikit dibandingkan dengan Kabupaten atau Kota yang ada di Provinsi DIY. Di Gunungkidul, persentase kepemilikan rumah milk sendiri 95,65 persen, Kulonprogo 93,88 persen, Bantul 88,03 persen, Sleman 87,33 persen, DIY 85,50 persen, dan Yogyakarta 54,25 persen.
Kepadatan satu wilayah juga berakibat melambungnya harga properti. Ini juga yang membuat warga Kota Yogyakarta lebih memilik untuk tinggal di rumah sewa atau kontrak.
Dalam publikasi itu juga menyampaikan bahwa pada tahun 2022, persentase rumah tangga di wilayah pedesaan yang bertempat tinggal milik sendiri mencapai 94,94 persen. Angka ini cukup tinggi bila disandingkan dengan rumah tangga di perkotaan yang hanya sebesar 82,64 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa lebih dari seperlima jumlah rumah tangga di wilayah perkotaan lebih memilih tinggal di rumah kontrak atau sewa atau lainnya."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, proses ganti rugi terhadap lahan itu jadi syarat agar tidak terjadi konflik. Dengan begitu, pihaknya baru bisa mengeluarkan sertifikat.
Baca SelengkapnyaPencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.
Baca SelengkapnyaPengadaan lahan, biaya konstruksi, hingga pembiayaan yang dianggap belum optimal, jadi kontribusi tingginya harga rumah.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaHarga tanah di beberapa wilayah dipatok dengan harga yang tinggi.
Baca SelengkapnyaEfek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca SelengkapnyaKenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta-Rp1 miliar.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda usia 18-34 tahun banyak mencari informasi terkait properti di kawasan dekat IKN.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, percuma memasarkan sesuatu kepada investor tetapi penyelesaian masalah dalam negeri belum selesai.
Baca SelengkapnyaDurasi tersebut memungkinkan para investor untuk membangun keberlanjutan investasi mereka di IKN.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, secara prinsip dasarnya pembangunan tentu harus berjalan dengan baik. Namun, katanya, warga juga harus mendapatkan keadilan.
Baca Selengkapnya