Untuk kado Natal, PLN alirkan listrik 60 desa terpencil di Papua
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Papua dan Papua Barat mendistribusikan listrik ke 60 desa pada Desember 2016. Penyaluran listrik ini diberikan sebagai kado Natal untuk masyarakat Papua dan Papua Barat dari BUMN kelistrikan tersebut.
GM PLN Papua dan Papua Barat, Yohannes Sukrislismono, mengatakan penyaluran listrik ke 60 desa tersebut ditargetkan selesai pada 24 Desember 2016. Namun, katanya, tak semua desa bisa mendapatkan listrik selama 24 jam.
"60 desa ini sebelum Natal harus sudah selesai. Tapi, tak semua 24 jam. Ada yang hanya 6 jam karena keterbatasan infrastruktur," ujarnya di Jayapura, Papua, Kamis (15/12).
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Kapan program Listrik Desa dimulai? Kebahagiaan yang dirasakan Mama Lodia ini mulai hadir di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak pertama kali menjabat.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Siapa yang bertanggung jawab atas program Listrik Desa? Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) menjadi pengawal utama dari target menerangi Indonesia ini.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
Dari 60 desa ini, terdapat 2.500 pelanggan yang mendapatkan pasokan listrik baru dari PLN. Dengan sambungan listrik baru ini, rasio elektrifikasi Papua sudah mencapai 55 persen, naik 5 persen sejak Maret 2016.
"Dulu Maret 2016, rasio elektrifikasi kami hanya 50 persen. Dengan ini diperkirakan menjadi 55 persen," katanya.
Untuk melistriki 60 desa ini, PLN menggunakan tiga strategi. Pertama, sambungan langsung dari transmisi untuk desa-desa yang dilewati jaringan listrik. Kedua, PLN melihat infrastruktur yang tersedia di desa tersebut.
"Kalau belum ada jaringan, kita tarik kabel dulu dari jaringan terdekat. Ketiga, pasang pembangkit untuk daerah-daerah terisolated," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaPLN memastikan kebutuhan listrik masyarakat selama Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 aman.
Baca SelengkapnyaProgram pemerataan listrik jadi salah satu agenda mendesak yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejak 1980-an, akhirnya masyarakat dapat dapat menikmati fasilitas listrik 24 jam.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaPLN memastikan pasokan listrik di Jakarta aman saat Natal dan Tahun Baru.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaPemadaman terjadi karena gangguan pada jaringan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Lubuk Linggau-Lahat.
Baca SelengkapnyaUpaya penormalan melibatkan penanganan pada 267 penyulang tegangan menengah 20kV.
Baca SelengkapnyaPLN baru menemukan penyebab minor seperti tower yang berdekatan dengan pohon, jamperan yang terputus dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah wajib menyediakan dana khusus untuk listrik desa.
Baca Selengkapnya