Profil
Alim Markus
Nama Alim Markus pastinya masih sangat asing bagi banyak orang berbeda dengan nama Maspion, sebuah merk dagang yang sering kali wara-wiri di media massa, 2 nama tersebut sebenarnya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Alim Markus merupakan putra tertua dari Alim Husein pemilik dan pendiri perusahaan Maspion. Pada 24 September 1951 Ali Markus lahir di Surabaya, Jawa Timur sedangkan ayah dari Ali Markus mendirikan UD Logam Djawa yang menjadi cikal bakal Maspion pada Oktober 1965.
Alim Markus berasal dari keluarga yang sederhana yang tinggal di rumah petak, bosan dengan keterbatasan materi membuat Alim Markus bertekad untuk mengembangkan usaha keluarganya, bocah 14 tahun itu pun memutuskan untuk meninggalkan bangku SMP nya dan membantu ayahnya, mulai dari bersih-bersih, produksi hingga pemasaran, sepeda pancal menjadi tunggangannya saat berkeliling memasarkan produk UD Logam Djawa ke toko-toko dan pasar-pasar, daerah Pabean dan Pasar Turi merupakan wilayah pemasarannya. Tak menyelesaikan pendidikan SMP bukan berarti Alim Markus melupakan urusan pendidikan karena Alim Markus pernah belajar manajemen dengan kursus di Pan Pacific Professional Management, Taiwan.
UD. Logam Djawa pun berkembang, dari 8 orang pegawai dengan produksi 300 lusin lampu templok setiap harinya bertambah dengan produksi lampu nelayan. Tahun 1972 Logam Djawa pun berganti nama menjadi Maspion yang berarti Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional dengan produksi yang terus bertambah, peralatan dapur dan perlengkapan rumah tangga, konstruksi material dan industri hingga membangun maupun mengelola aset properti seperti Maspion Mall, Wisma Maspion, Wisma Moneter, Pondok Maspion, CIMAC dengan wilayah pemasaran tak hanya Nasional bahkan Internasional.
Alim Husein pun mempercayakan usahanya ke tangan anak-anaknya, sebagai anak tertua Alim Markus ditunjuk sebagai presiden direktur dengan saudaranya yang bernama Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa sebagai direktur pengelola, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Alim Husin meninggal pada tahun 2003.
Karena keberhasilannya mengembangkan perusahaan berskala eksport dengan 53 anak perusahaan dan 30.000 karyawan, Arek Suroboyo yang juga dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim ini mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) di bidang Ilmu Ekonomi dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya, Jawa Timur sesuai dengan SK Rektor Untag Nomor 067/SK/ R/III/2011 tanggal 10 Maret 2011 yang diberikan pada Sabtu, 12 Maret 2011, di Kampus Untag, Jalan Semolowaru 45, Surabaya, Jawa Timur.
Para Alumnus UNTAG dan Pihak Kampus UNTAG sendiri menilai pemberian gelar tersebut tidak sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nasional (sekarang mendikbud) No 178/U/2001 tentang gelar pasal 15 ayat 1 angka 1 yang mengatur doktor honoris causa bisa diberikan kepada seseorang yang minimal berpendidikan S-1 (sarjana). November 2011 Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya pun membatalkan gelar Doktor Kehormatan Alim Markus karena tidak mengantongi ijazah SMP.
Ayah 2 putra dan 5 putri yang pernah menjadi anggota Dewan Ekonomi Presiden ini juga meluncurkan buku yang terdiri dari lima bab berjudul “100 Jurus Bisnis, Alim Markus Seorang Anak Bangsa” pada 12 Maret 2011. Ketua Kadinda Surabaya, Dr. Ir. Jamhadi MBA dan wartawan senior, Dr. Tatang Istiawan melakukan bedah buku di kampus Untag yang dihadiri 400 undangan dengan para peserta mayoritas mahasiswa Pascasarjana Untag Surabaya.
“Cintailah Produk Produk Dalam Negeri” yang menjadi jorgan MASPION mewakili kecintaan Alim Markus akan Indonesia, kendati banyak tawaran dari negara-negara lain seperti RRC untuk memindahkan MASPION ke luar tetapi Alim Markus tetap bertahan mengendalikan bisnis dari Indonesia dan mempekerjakan orang Indonesia. Dalam Daftar Orang Terkaya Di Indonesia 2010 Versi Forbes Alim Markus & keluarga menduduki peringkat ke 37 dengan kekayaan sebesar 140 juta USD, posisi pertama dalam daftar tersebut ditempati oleh Aburizal Bakrie & keluarga dengan kekayaan 5,4 miliar USD.
Alim Markus menyebutkan ada lima hal yang menjadi etika kerja dan selalu dijunjung tinggi seluruh karyawan Maspion. Pertama, kerja keras dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan yang ditunjang dengan kemampuan sehingga bisa menghasilkan banyak hal yang positif bagi perusahaan. Kedua, memimpin pasar dengan memberikan keuntungan yang kompetitif kepada semua konsumen, sesuatu yang memang sangat dibutuhkan oleh konsumen. Ketiga, kesatuan dan rasa kebersamaan agar perusahaan semakin kuat dan kokoh. Keempat, pertumbuhan yang berkesinambungan, serta kelima memperhatikan kepuasan konsumen.
Riset dan analisa oleh Eko Setiawan
Last Update: 2 April 2014