Deddy Corbuzier Positif Covid-19, Panas 40 Derajat Sampai Alami Masa Kritis
Beberapa waktu lalu, Deddy Corbuzier sempat tiba-tiba pamit dari media sosial. Banyak yang bertanya-tanya dengan alasan dari keputusannya. Hingga akhirnya Deddy membeberkan bahwa dirinya saat itu positif Covid-19.
Beberapa waktu lalu, Deddy Corbuzier sempat tiba-tiba pamit dari media sosial. Banyak yang bertanya-tanya dengan alasan dari keputusannya. Hingga akhirnya Deddy membeberkan bahwa dirinya saat itu positif Covid-19.
Hal tersebut dibeberkan Deddy dalam video di saluran YouTube-nya yang bertajuk 'Saya Sakit, Kritis, dan Hampir Meninggal. Why I Stop - Deddy Corbuzier' yang tayang pada tanggal 22 Agustus 2021.
-
Siapa yang memberi gelar Letkol Tituler kepada Deddy Corbuzier? Deddy Corbuzier, seorang selebriti Indonesia, diberi pangkat Letnan Kolonel Tituler TNI Angkatan Darat dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
-
Kenapa penampilan Deddy Corbuzier menarik perhatian? Penampilan Deddy sempat bikin pangling karena diet ketatnya berhasil. Pada akhir 2022, Prabowo mengangkat Deddy Corbuzier sebagai Letnan Kolonel Tituler Terbaru, penampilan Deddy Corbuzier kembali menarik perhatian terutama di bagian dagu.
-
Siapa saja yang ikut berlatih bersama Deddy Corbuzier? Deddy saat workout bersama Sabrina, Nada, dan Azka. Sekeluarga memang menjaga kesehatan tubuh. Inspiratif!
-
Kenapa Deddy Corbuzier merasa perutnya buncit? Deddy mengungkapkan bahwa ototnya sudah tidak seperti sepuluh tahun lalu. Ia mengakui memiliki "dad bod" atau perut buncit seperti umumnya dimiliki oleh para bapak. Deddy juga menegaskan bahwa perutnya tidak lagi memiliki six-pack seperti dulu.
-
Siapa yang membuat Deddy Corbuzier berubah? Penampilan Deddy sempat bikin pangling karena diet ketatnya berhasil.
-
Mengapa Deddy Corbuzier menerima gelar Tituler? Deddy mengatakan bahwa dia diminta untuk membuat seminar tentang bela negara bagi generasi milenial dan generasi Z agar mereka melek tentang bela negara.
"Saya sakit, saya kena Covid," kata ayah dari Azka Corbuzier itu.
Terpapar Covid
Kala itu, Deddy mengurus anggota keluarga yang dinyatakan positif Covid-19. Tak disangka, ia pun pada akhirnya terpapar virus tersebut.
"Saya ngurusin keluarga yang pada saat itu hampir semua terkena covid. Jadi saya ngurusin mereka semua, saya cari rumah sakit, cari obat dan sebagainya. Kontak saya dengan mereka terus-terusan," terang Deddy.
"Saya pada saat itu sangat pede (tidak terpapar virus Covid-19) bahwa pola hidup saya sehat. Saya juga prokes, tapi ternyata sepertinya beban dirinya terlalu tinggi, saya cek antigen tiap hari ternyata covid," sambungnya.
Tak Khawatir
Awalnya, Deddy tak khawatir saat ia positif Covid-19 dan beranggapan bahwa dirinya hanya akan mengalami demam selama dua hari. Ia pun soalnya kala itu tak mengalami gejala apapun.
"Saya tidak khawatir ya udah. Paling juga demam dua hari, itu yang ada dipikiran saya. Ternyata benar, di hari setelah saya itu, saya PCR saya positf. Di hari ketiga atau keempat dengan tiga macam antigen berbeda (sudah negatif Covid-19), tanpa ada gejala," jelasnya.
"Saya mulai podcast lagi saat itu karena pikiran saya sudah sembuh. Tidak ada apa-apa, tiba-tiba di minggu kedua setelah saya kena dan sudah negatif saat itu," sambungnya.
Demam 40 Derajat
Setelah sempat negatif Covid-19, tak disangka justru kondisi tubuh Deddy semakin memburuk. Suhu tubuhnya tinggi mencapai 40 derajat hingga akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit.
"Demam saya naik saat itu sampai 40, paginya naik lagi. Sampai 40an lebih, saya vertigo. Saya diminta stay di rumah sakit. Tapi saat itu masih boleh pulang, saya pulang. Tiba-tiba dua hari kemudian panas saya naik lagi," papar Deddy.
"Saya dibawa ke rumah sakit lagi, ini memburuk. Saya ada di masa badai sitogen, saya kaget soalnya yang saya tahu badai sitokin ini yang membuat orang meninggal. Saat itu saya gak boleh pulang (harus rawat inap di rumah sakit)," lanjut dia.
Kritis
Di saat suhu tubuhnya mencapai 40 derajat, kondisi Deddy berada di masa kritis. Ia benar-benar tak menyangka bila kondisinya akan seburuk itu setelah dinyatakan positif Covid-19.
"Kondisinya saat itu panas demam, badan sakit semua, dan kecewa. Sangat kecewa karena saya tidak menyangka orang seperti saya bisa seperti itu. Saya di masa badai sitokin ini adalah masa kritis, hidup atau mati," terang dia.
(mdk/end)