Produser Gandhi Fernando Kritisi Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Singgung Kompetensi hingga Seluk Beluk Produksi Film
Setelah Ifan Seventeen dilantik sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Nasional (PFN), berbagai tanggapan muncul, termasuk dari Gandhi Fernando.

Setelah Ifan Seventeen ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Nasional (PFN), berbagai reaksi mulai muncul, terutama dari para pelaku industri film di Indonesia. Salah satu yang mengungkapkan pendapatnya yakni aktor sekaligus produser film Gandhi Fernando.
Melalui dua video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi pada Kamis (13/3) lalu, Gandhi secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Presiden Prabowo. Selanjutnya, produser film Anak Kunti memberikan pandangannya mengenai Direktur Utama PFN dan posisi PFN di mata publik.
- Jadi Dirut PT PFN, Begini Jawaban Menohok Ifan Seventeen Usai Diragukan Publik
- Baru Diangkat Jadi Dirut PFN, Ini Daftar Film yang Pernah Diperankan Ifan Seventeen, Sudah Pernah Nonton?
- Sindiran Pedas Fedi Nuril ke Ifan Seventeen yang Baru Diangkat Jadi Dirut Produksi Film Negara: Tak Sesuai Kompetensi
- Ifan Seventeen Resmi Jadi Dirut PFN, Kejutan di Industri Perfilman Indonesia
"Jadi baru-baru ini presiden kita menunjuk penyanyi Ifan Seventeen jadi Direktur Utama PT Produksi Film Negara, PFN. Jadi Direktur Utama," ungkap Gandhi Fernando dikutip Jumat (14/3).
Gandhi lantas menjelaskan PT PFN merupakan perusahaan BUMN yang fokus pada bidang audiovisual. Saat ini, PFN sedang dalam proses transformasi menjadi perusahaan yang menyediakan pembiayaan untuk film.
Banyak Sosok yang Lebih Kompeten Ketimbang Ifan Seventeen

Pada tahun 2023, PT PFN berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,7 miliar dengan laba mencapai Rp220 juta. Bintang film Lampir tersebut juga menekankan pentingnya kompetensi dalam industri ini.
"Dari sekian banyak orang hebat di dunia perfilman, mengapa yang dipilih adalah penyanyi yang tidak pernah terlibat dalam produksi film?" tanya Gandhi Fernando.
Dia melanjutkan dengan menyebut beberapa nama besar yang sudah terkenal di industri film Indonesia. Di antara nama-nama yang disebutkan antara lain Garin Nugroho, Reza Rahadian, Christine Hakim, Hanung Bramantyo, Mira Lesmana, Riri Riza, Nicholas Saputra, dan Luna Maya. Menurutnya, mereka semua dianggap lebih layak untuk memimpin perusahaan negara dalam bidang produksi film.
Diduga Bakal Jadi "Lahan Basah" Korupsi
Gandhi Fernando tidak hanya memberikan kritik, tetapi juga menekankan untuk memproduksi film, seseorang tidak cukup hanya berbekal pendidikan manajemen. Sebaliknya, penting untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai proses produksi yang benar serta kemampuan untuk memilih proyek yang tepat sebagai investasi dalam industri film negara.
"Produksi film itu juga lahan basah untuk korupsi kalau tidak dipegang orang yang paham produksi. Atau orang yang jujur. Bukan berarti gue bilang Ifan Seventeen enggak jujur ya. Tidak. Bukan itu poinnya," kata Gandhi.
Harapan Untuk BUMN PFN
Gandhi Fernando memberikan contoh seseorang dapat dengan mudah ngomong mengenai standar honor untuk produser, sutradara, penulis, dan aktor-aktris yang bisa mencapai jutaan atau bahkan miliaran rupiah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya gaji minimum regional (UMR) atau standar gaji yang jelas dalam industri film.
"Semua berdasarkan dari pengalaman saja para produser bisa memperkirakan sebuah honorarium yang pantas untuk pemberi jasa dalam produksi film. Dan itu cuma satu contoh dari sekian studi kasus ratusan lainnya," cetus Gandhi Fernando.
Selain itu, Gandhi Fernando berharap agar ke depan, Perusahaan Film Negara (PFN) dapat melakukan inovasi yang signifikan untuk memajukan industri sinema di Indonesia.
Film adalah hasil kerja sama kolektif yang melibatkan banyak individu, baik pemain maupun kru. Diharapkan agar para pelaku industri film semakin produktif dan meraih kesejahteraan di masa yang akan datang.