Tutup Pintu Maaf, Angger Dimas dan Tamara Tyasmara Sepakat Ingin Pembunuh Dante, Yudha Arfandi Dihukum Mati
Angger Dimas dan Tamara Tyasmara sepakat untuk memberikan hukuman mati bagi Yudha Arfandi yang terlibat dalam kasus Dante.
Setahun setelah kepergian Dante, anak dari Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, keduanya masih memegang harapan yang sama. Mereka ingin menjatuhkan hukuman mati kepada Yudha Arfandi, yang merupakan terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap anak mereka.
Meskipun mereka tidak lagi memiliki keterikatan langsung, Tamara menegaskan sebagai orang tua, dia dan Angger sepakat untuk menuntut hukuman terberat bagi pelaku. Hal ini semakin diperkuat kenyataan karena Dante anak tunggal mereka.
- Tamara Tyasmara Respons Vonis 20 Tahun Yudha Arfandi: Hukuman Itu Tidak Sebanding dengan Nyawa Anak Saya
- Baru Pertama Bertemu, Angger Dimas Emosi saat Melihat Yudha Arfandi hingga Mengaku Hampir Pingsan
- Terungkap Sosok Bocah Perempuan Berbaju Renang Pink di Samping Dante saat Dibunuh Yudha
- Jadi Tersangka Kematian Dante, Kekasih Tamara Tyasmara Terancam 20 Tahun Penjara
“Nggak ada komunikasi sih ya, namanya orangtua pasti mau hukuman yang terberat, karena kita kan sama-sama ngerasain kehilangan anak satu-satunya,” ungkap Tamara ketika dijumpai di kawasan Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, pada hari Senin (27/1).
Pernyataan tersebut mencerminkan betapa mendalamnya rasa kehilangan yang mereka alami dan harapan untuk mendapatkan keadilan bagi Dante. Keinginan untuk melihat pelaku menerima hukuman yang setimpal adalah hal yang wajar bagi setiap orang tua yang mengalami tragedi serupa.
Sudah Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung
Hingga saat ini, proses hukum masih berlangsung. Setelah Pengadilan Negeri Jakarta Timur menjatuhkan putusan penjara selama 20 tahun, pihak jaksa penuntut umum (JPU) telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Tamara sangat berharap agar keputusan hakim kali ini sejalan dengan tuntutan awal JPU, yang menginginkan hukuman mati.
“Makanya itu mereka (JPU) kan juga ngajuin kasasi, karena putusannya 20 tahun, sangat jauh dengan tuntutan hukuman mati. Aku pengin banget untuk hakim Mahkamah Agung RI menolak bandingnya terdakwa, karena nyawa itu benar-benar nggak ada gantinya,” tegas Tamara.
Berjuang Tanpa Lelah Demi Keadilan Mendiang Dante
Meski demikian, wanita berusia 29 tahun ini menyadari apapun hukuman yang dijatuhkan tidak akan pernah bisa mengembalikan nyawa putranya. Rasa kehilangan yang mendalam terus menghantui Tamara, terutama ketika ia mengenang momen-momen indah bersama Dante yang kini sudah tidak bisa dirasakannya lagi.
"Rasanya berat banget, mau hukuman apapun, mau hukuman mati sekalipun, nyawanya Dante nggak bisa kebayar sih. Tapi setidaknya aku berharap keadilan untuk Dante benar-benar terwujud," katanya.
Tamara mengaku tidak pernah merasa lelah dalam memperjuangkan keadilan bagi Dante. Dengan dukungan dari keluarga dan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang terus berusaha dengan maksimal, ia percaya bahwa usahanya akan membuahkan hasil yang memuaskan.
"JPU juga sangat bekerja keras udah ngajuin kasasi. Alhamdulillah banget aku dikelilingi orang-orang yang baik, sama-sama mau cari keadilan untuk Dante. Aku nggak pernah lelah untuk mendapatkan keadilan," ujar Tamara penuh semangat.
Tutup Pintu Maaf
Yudha telah meminta maaf, tetapi Tamara menyatakan permohonan tersebut sudah tidak relevan lagi. Baginya, kata maaf tidak akan mampu menggantikan kehilangan nyawa putranya atau menghapus rasa sakit yang telah dirasakannya.
“Gak ada dan gak perlu maaf lagi sudah lewat semuanya. Sekarang biar proses hukum aja yang berjalan. Gak perlu kata maaf karena maaf nggak tergantikan, Dante nggak bisa balik lagi dengan kata maaf,” tegasnya.
Tamara berharap agar keadilan yang diperjuangkannya dapat menjadi pengingat bahwa nyawa seseorang harus dihargai. Ia juga meminta dukungan dari semua pihak agar proses hukum dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keputusan yang sesuai dengan harapan keluarga.
Banjir Dukungan dari Orang di Sekeliling
Dia terus memberikan dukungan untuk mewujudkan keadilan bagi Dante. Sehingga dia berharap hakim Mahkamah Agung menolak permohonan banding yang diajukan pihak terdakwa.
"Karena nyawanya Dante benar-benar nggak bisa diganti dengan apapun," ungkap Tamara dengan nada yang bergetar.