CEK FAKTA: 30 Orang Dikabarkan Positif Corona di Puskesmas Penjaringan, Ini Faktanya
Narasi dalam video dan pesan berantai yang menyebut 30 asisten rumah tangga yang baru datang dinyatakan positif Covid-19 di Puskesmas Penjaringan adalah disinformasi. Faktanya, jumlahnya tidak sebanyak itu.
Beredar pesan berantai dan video berdurasi 27 detik yang memperlihatkan beberapa mobil ambulans dan petugas lengkap Alat Pelindung Diri (APD). Dalam video itu terdengar suara seorang perempuan yang menyatakan kalau ada 30 orang positif Virus Corona atau Covid-19 di Puskesmas Penjaringan, Jakarta Utara.
Berikut pesan berantai yang beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp:
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa contoh kalimat fakta yang menunjukkan ciri khas dari negara Indonesia? Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas lima pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Pembantu baru dtg dr kampung 30 org, di agennya di rapid test dulu dan hasilnya reaktif semua, akhirnya di swab test dan termyata semuanya positif corona.
Penelusuran
Tim merdeka.com melakukan penelusuran kabar tersebut dengan menghubungi Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Achmad Imam Rifai. Menurutnya, narasi dalam video dan pesan tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya, jumlahnya tidak sebanyak itu.
"Hoaks. Itu hasil rapid tes di Kelurahan Penjaringan dan yang positif dan dibawa ke rumah sakit 19 orang," katanya saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (2/6).
Kami juga meminta konfirmasi kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati. Dia menjelaskan, ada 23 warga Kelurahan Penjaringan yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 usai menjalani swab test.
"19 orang dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 RSKD (Rumah Sakit Khusus Daerah) Duren Sawit," kata Yudi.
Sementara empat orang lainnya adalah pasien positif Covid-19 dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun, mereka menjalani isolasi mandiri rumahnya masing-masing.
Yudi menjelaskan, 19 orang yang dirujuk ke RSKD Duren Sawit itu karena adanya beberapa alasan. Salah satunya adalah kondisi lingkungan rumah yang tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri.
Selain itu, adanya anggota keluarga dengan resiko tinggi seperti balita atau lansia, membuat mereka wajib ditangani di rumah sakit. Sehingga ketika terjadi sesuatu dapat langsung ditangani oleh pihak rumah sakit.
"Pengawasan dan pemantauan pasien saat isolasi di rumah sakit, lebih baik daripada isolasi mandiri di rumah. Lamanya isolasi di RS 14 hari, dan dilakukan swab menjelang selesai isolasi, dan apabila hasil negatif baru diperbolehkan pulang (sembuh)," kata Yudi.
Sementara terkait dengan asal mula 23 warga Kelurahan Penjaringan terpapar Covid-19, Yudi mengaku belum mengetahuinya.
"Belum tahu ya," katanya.
Kesimpulan
Narasi dalam video dan pesan berantai yang menyebut 30 asisten rumah tangga yang baru datang dinyatakan positif Covid-19 di Puskesmas Penjaringan adalah disinformasi. Faktanya, jumlahnya tidak sebanyak itu.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)