CEK FAKTA: Vaksin Covid-19 Hanya Buat Orang Tidak Punya Penyakit? Simak Faktanya
Klaim vaksin Covid-19 hanya untuk orang yang tidak memiliki penyakit adalah tidak benar. Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis, lansia dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Narasi dalam sebuah video mengklaim vaksin Covid-19 tidak efektif bagi mereka yang memiliki penyakit. Video berdurasi 2 menit 27 detik itu menampilkan seseorang tertulis nama Ustadz Prof. DR. dr Yuwono M.Biomed dan menyampaikan beberapa klaim.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
Pada detik ke-35, ia menyebut bahwa orang yang memiliki penyakit tidak usah divaksin Covid-19. Sebab vaksin tidak akan bekerja baik dalam tubuh orang yang punya penyakit.
Ia juga menyebut untuk mencapai herd immunity hanya butuh 40-60 persen orang yang divaksin. Selain itu, dia juga mengklaim beberapa orang yang sudah divaksin dilaporkan masuk ICU.
Video tersebut juga disertai narasi: "Vaksin Hanya untuk yang tidak punya penyakit".
Kominfo
Penelusuran
Hasil penelusuran merdeka.com, Kementerian Kesehatan dalam situs resminya telah mengeluarkan Surat edaran nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19, serta Sasaran Tunda yang dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Pelaksanaan pemberian vaksinasi harus tetap mengikuti petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19, antara lain bagi kelompok Lansia, pemberian vaksinasi pada kelompok usia 60 tahun ke atas diberikan 2 dosis dengan interval pemberian 28 hari (0 dan 28).
Sementara untuk kelompok Komorbid, dalam hal ini Hipertensi, dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining. Bagi kelompok komorbid dengan diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut.
Bagi kelompok komorbid penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin. Selain itu penyintas Covid-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan. Begitupun ibu menyusui dapat juga diberikan vaksinasi.
Seluruh Pos Pelayanan Vaksinasi harus dilengkapi kit anafilaksis dan berada di bawah tanggungjawab Puskemas atau rumah sakit. Selanjutnya untuk kelompok sasaran tunda akan di berikan informasi agar datang kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memperoleh vaksinasi Covid-19.
Dalam artikel CNBC, juga dijelaskan jika pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dalam rentan waktu 14 hari terakhir dan memiliki gejala demam, batuk, pilek atau sesak napas dalam tujuh hari maka vaksinasi ditunda sampai 14 hari setelah gejala muncul.
Vaksin Covid-19 tidak bisa disuntikkan kepada warga yang mengidap penyakit kronik akut atau belum terkendali seperti paru obstruktif kronis dan asma, penyakit jantung, gangguan ginjal, dan penyakit hati atau liver.
Mereka yang dalam pengobatan TBC dua minggu lebih bisa disuntikkan vaksin Covid-19. Tetapi bagi yang sedang menjalankan penyakit kanker tidak boleh disuntikkan vaksin.
Vaksin Covid-19 bisa diberikan kepada mereka yang mengidap penyakit autoimun sistemik, diabetes melitus yang minum obat teratur, penderita penyakit HIV dan memiliki riwayat penyakit epilepsi jika dalam keadaan terkontrol.
Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, dr. Muhamad Fajri Adda'i. Ia menyebut klaim yang disampaikan dalam video tersebut tidak benar. Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis.
"Pasalnya angka kematian pada orang yang punya penyakit kronis sangat tinggi. Itu sebabnya WHO dan banyak negara memprioritaskan vaksin ini untuk masyarakat rentan atau yang punya penyakit kronis. Orang lansia dan komorbid justru punya peluang gejala lebih berat saat terkena covid-19, jadi itu sebabnya mereka harus mendapat prioritas vaksin" ujar dr. Fajri.
Klaim lain yang menyebut hanya butuh 40-60 persen orang untuk divaksin juga tidak benar. dr. Fajri menyebut angka 181 juta target vaksinasi covid-19 di Indonesia sudah ada perhitungannya:
"Menghitung cakupan vaksinasi sudah ada rumusannya. Semakin besar efikasi vaksin maka cakupannya juga semakin kecil, jadi untuk Indonesia yang memakai vaksin Sinovac memang dibutuhkan cakupan yang lebih luas," katanya.
Kesimpulan
Klaim vaksin Covid-19 hanya untuk orang yang tidak memiliki penyakit adalah tidak benar. Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis, lansia dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kemkes.go.id/article/view/21021800001/kelompok-komorbid-bisa-divaksinasi-begini-ketentuannya.html
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210215120851-37-223351/daftar-lengkap-mereka-yang-boleh-tak-boleh-divaksin-covid
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4594979/cek-fakta-tidak-benar-vaksin-covid-19-hanya-untuk-orang-yang-tidak-punya-penyakit