Jalan Depan Balai Kota Solo Dibilang Mirip Salib, Ini Faktanya
Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya tidak mungkin sengaja memasukkan unsur keagamaan dalam desain Koridor jalan. Dia juga membantah bahwa Dinas Pekerjaan Umum selaku perancang dan pelaksana mendapat arahan darinya.
Pemerintah Kota Solo memberi penjelasan atas desain koridor Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di depan Balai Kota Solo. Penjelasan ini untuk meluruskan anggapan miring yang beredar di media sosial bahwa jalan tersebut mirip lambang Salib.
Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya tidak mungkin sengaja memasukkan unsur keagamaan dalam desain Koridor jalan. Dia juga membantah bahwa Dinas Pekerjaan Umum selaku perancang dan pelaksana mendapat arahan darinya.
-
Mengapa foto viral tersebut memicu kemarahan netizen? "Kata itu tertulis di bendera Arab Saudi dan teroris Israel telah menantang kehormatan seluruh umat Islam," tulis seorang pengguna media sosial.
-
Di mana foto viral tersebut diambil? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kapan Aaliyah Massaid memposting foto solo hasil pemotretannya? Pada saat yang sama, Aaliyah juga membagikan hasil pemotretan solo dengan fotografer yang sama melalui unggahan pada tanggal 2 Januari lalu.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa foto Komeng di masa muda viral? Hal ini karena penampilannya yang dinilai tampan dan gayanya yang keren.
"Kalau Saya bikin salib di jalan, berarti saya ini orang bodoh. Salib itu kan lambang sakral kok ditaruh di bawah, dilewati kendaraan. Berarti saya tidak memahami arti Iman kepada Kristus," ujar Rudyatmo, Rabu (16/1).
Rudy memastikan bahwa foto yang diunggah akun Pemkot Solo tersebut tidak menyerupai salib. Dia menjelaskan, dalam Agama Katolik, lambang Salib memiliki ketentuan khusus. Mulai dari ukuran panjang, lalu harus ada gambar Yesus dan lainnya. Sehingga, kata dia, salah jika ada yang menyebut desain tersebut sebagai salib.
Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Taufan Basuki menambahkan, revitalisasi koridor Jenderal Sudirman dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi filosofi Sitihinggil Pagelaran Keraton Surakarta hingga Tugu Pamendangan atau titik nol di depan Balai Kota Solo.
"Kalau melihat desainnya harus secara keseluruhan grand design dari Pamendengan sampai Gladag. Di sana mengenai bentuk dan sebagainya itu sudah mencerminkan beberapa kearifan lokal. Salah satunya arah mata angin. Jadi tidak ada yang mengarah ke salah satu agama. Desainnya ini akan mengakomodir beberapa kepentingan kota," jelasnya.
Dia meminta masyarakat agar tidak melihat desain koridor jalan tersebut hanya secara parsial namun secara keseluruhan. Jika ada persepsi lain, Taufan memastikan jika basic dasar dari filosofi desain kawasan Jenderal Sudirman, tidak ada tendensi dari simbol agama apapun.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ribut Hari Wibowo mengaku sudah mendengar pandangan dan penjelasan dari sejumlah instansi terkait tentang kabar viral tersebut. Sehingga bisa disimpulkan jika pembangunan koridor Jalan Jenderal Sudirman tidak ada yang menjurus ke arah SARA (suku, ras dan agama).
"Energi kita jangan dihabiskan untuk hal-hal yang menjurus ke arah SARA. Masih banyak tugas kita ke depan yang harus kita kerjakan. Saya himbau masyarakat tidak terprovokasi, masyarakat lebih bijak melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas," katanya.
(mdk/noe)