Ada Unjuk Rasa Besar-besaran di Hong Kong, Bagaimana Kondisi TKI di Sana?
Aksi di Hong Kong yang dikabarkan diikuti 2 juta orang tersebut, sejauh ini tidak berdampak secara signifikan terhadap kondisi para tenaga kerja Indonesia.
Unjuk rasa besar-besaran tengah terjadi di Hong Kong beberapa hari terakhir. Masyarakat menentang rancangan undang-undang tentang ekstradisi yang diikuti dengan tuntutan mundur Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor.
Namun aksi yang dikabarkan diikuti 2 juta orang tersebut, sejauh ini tidak berdampak secara signifikan terhadap kondisi para tenaga kerja Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan HKG PKK? Pembukaan Hari Kesatuan Gerak (HKG) TP PKK ke-51 Provinsi Maluku Utara dipusatkan di Kabupaten Pulau Taliabu berlangsung meriah.
-
Apa yang terjadi di sebagian besar kota-kota besar di Tiongkok? Menurut sebuah studi baru yang dipublikasi di jurnal Science, hampir separuh dari kota-kota besar di Tiongkok sedang tenggelam.
-
Apa yang Dara Fu lakukan di Hong Kong? Berada di Hong Kong Dara Fu menghadapi musim dingin Hong Kong dengan cara unik, ia berpose imut sambil menikmati es krim, tidak terpengaruh oleh dinginnya.
-
Dimana TP PKK Kabupaten Pulau Taliabu berlomba dalam Puncak HKG 52? Tim Penggerak PKK Kabupaten Pulau Taliabu mewakili Provinsi Maluku Utara dalam mengikuti lomba Senam Kreasi Cuci Tangan dan Parade pada rangkaian puncak peringatan Hari Gerak Kesatuan PKK ke 52 di kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah.
-
Siapa saja yang hadir dalam pembukaan HKG PKK di Taliabu? Hadir dalam pembukaan HKG PKK ke-51 Bupati Kabupaten Halmahera Utara, Frans Manery, Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus, dan selalu tuan rumah Bupati Pulau Taliabu, Aliong Mus bersama unsur Forkopimda, serta unsur pimpinan dan anggota DPRD Taliabu.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Petugas Polsek Denpasar Selatan mengamankan sejumlah barang bukti di TKP. Bukti yang diamankan berupa KTP, kartu nikah, dompet warna cokelat, Kartu Indonesia Sehat, kartu vaksin covid, dan kabel catok rambut warna hitam yang dipakai melilit leher korban.
Beberapa TKI yang dihubungi Antara dari Beijing mengaku masih bisa bekerja dengan nyaman, meski beberapa lokasi di Hong Kong sempat lumpuh akibat aksi massal tersebut.
"Tidak ada masalah. Saya masih bisa bekerja dengan baik tanpa gangguan apa pun," kata seorang pekerja migran perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur, yang bekerja di Hong Kong sejak 1999.
Bahkan saat libur akhir pekan pun, dia juga bisa berkumpul bersama teman-teman sesama pekerja migran.
"Cuma bertemunya di Mongkok dan Shamshuipo," ujar pekerja migran perempuan asal Trenggalek, Jatim, yang biasanya bertemu dengan rekan-rekannya di Victoria Park itu.
Sebelumnya Konsulat Jenderal RI di Hong Kong telah mengeluarkan imbauan kepada semua warga negara Indonesia terkait aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak sepekan yang lalu.
"Sedapatnya menghindari kawasan Causeway Bay, Admirality, dan Central yang menjadi pusat penumpukan massa," kata Pelaksana Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala S Purba dalam keterangan tertulis kepada Antara di Beijing, Rabu.
Dia juga meminta para WNI yang kebanyakan buruh migran itu mematuhi segala perintah dan arahan dari petugas penegak hukum Hong Kong dan tidak melanggar tata tertib serta aturan yang berlaku.
"Sedapatnya tidak keluar dari kediaman bila dirasakan tidak ada hal-hal yang mendesak," ujar Mandala.
Para WNI juga diimbau agar tetap tenang dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri serta menghindari mengunggah berbagai materi di media sosial yang dapat membuat kegaduhan dan berakibat pada masalah hukum.
Imbauan tersebut juga diunggah di akun resmi Facebook KJRI Hong Kong sejak Jumat (14/6).
Sebagian besar WNI memberikan komentar positif terkait imbauan KJRI Hong Kong tersebut. Namun ada sebagian WNI yang menyampaikan kesulitannya saat hendak mengakses jalan menuju KJRI untuk mengambil paspor baru atau menuju BNI dan Bank Mandiri yang ketiganya berlokasi di kawasan Causeway Bay.
Ada juga WNI yang saling mengingatkan agar tidak berpartisipasi dan mengaitkan unjuk rasa di Hong Kong tersebut dengan situasi politik di Indonesia.
Jumlah pekerja migran asal Indonesia di Hong Kong sampai saat ini diperkirakan mencapai angka 180.000 yang mayoritas kaum perempuan bekerja pada sektor informal.
Saat ini tuntutan para pengunjuk rasa berkembang dengan mendesak Carrie Lam mundur dari jabatannya, meskipun dia sudah mengumumkan penangguhan pembahasan RUU yang berpotensi pelaku kejahatan di bekas koloni Inggris itu diadili di China Daratan.
Situasi di Hong Kong saat ini berangsur normal, tapi ada kemungkinan para pengunjuk rasa akan kembali turun ke jalan pada 1 Juli mendatang.
Baca juga:
Pemimpin Hong Kong Akhirnya Minta Maaf kepada Demonstran
Joshua Wong, Aktivis yang Rela Dipenjara Demi Cintanya terhadap Hong Kong
China Janji Tetap Dukung Pemimpin Hong Kong Meski Jutaan Demonstran Paksa Dia Mundur
Permintaan Maaf Pemimpin Hong Kong Ditolak Demonstran
Lelah Berunjuk Rasa, Warga Hong Kong Tidur di Jalanan
Didesak Turun 2 Juta Demonstran, Pemimpin Hong Kong Minta Maaf