Afghanistan bakal bebaskan 88 tahanan berbahaya
Amerika menentang rencana pembebasan itu dan memperingatkan bakal merusak hubungan kedua negara.
Pemerintah Afghanistan bakal membebaskan 88 tahanan dianggap berbahaya oleh Amerika Serikat. Mereka saat ini masih mendekam dalam sebuah penjara di pangkalan udara Bagram, utara Ibu Kota Kabul.
Presiden Hamid Karzai telah memerintahkan para pejabat intelijen memberi bukti-bukti 88 tahanan itu tidak membahayakan bagi keamanan negara. Namun Amerika meyakini mereka terlibat dalam pembunuhan pasukan asing dan sangat berbahaya bagi situasi Afghanistan.
Namun ketua dewan kajian Abdul Syukur Dadras menegaskan bukti dari Washington itu tidak menjadi alasan buat menahan 88 orang itu lebih lama lagi. "Sejumlah dokumen sudah kami lihat sejauh ini tidak memberi alasan bagi kami buat menyatakan mereka bersalah," katanya seperti dilansir surat kabar the Guardian, Senin (6/1). "Kami bakal melepaskan mereka secepat mungkin jika tidak ada bukti-bukti memberatkan mereka."
Ketidaksepakatan Amerika ini menambah panas hubungan kedua negara. Sebelumnya Karzai menolak meneken perjanjian kerja sama keamanan dengan Amerika.
Dalam kunjungan ke Afghanistan pekan lalu, sejumlah senator Amerika mendesak Karzai membatalkan keputusan untuk membebaskan 88 tahanan itu. Mereka memperingatkan pelepasan itu akan merusak hubungan kedua negara dan sulit lagi diperbaiki.
Banyak pejabat keamanan senior Afghanistan mencemaskan rencana pembebasan 88 orang itu. Mereka sudah pernah menyaksikan sejumlah tahanan dibebaskan kembali ke medan tempur mengacaukan situasi keamanan.