Ahli Medis Sebut Legenda Sepak Bola Argentina Maradona Dibiarkan Mati
Ikon sepak bola Argentina, Diego Maradona mendapatkan perawatan medis tidak memadai dan dibiarkan merasakan “periode yang menyakitkan dan berkepanjangan” sebelum meninggal tahun lalu.
Ikon sepak bola Argentina, Diego Maradona mendapatkan perawatan medis tidak memadai dan dibiarkan merasakan “periode yang menyakitkan dan berkepanjangan” sebelum meninggal tahun lalu. Demikian kesimpulan panel pakar medis pada Jumat.
Dalam dokumen setebal 70 halaman itu, panel menyatakan Maradona, yang meninggal akibat serangan jantung pada 25 November 2020 dalam usia 60 tahun, “meninggal setidaknya 12 jam sebelumnya” pada saat dia ditemukan meninggal di tempat tidurnya.
-
Siapa yang dijuluki "Maradona Indonesia"? Pria dengan rambut gondrong ini memutuskan untuk gantung sepatu pada tahun 2000 dan sempat melatih SSB Wanita di Bandung. Ia juga merupakan tokoh perkembangan sepak bola wanita dengan menjadi tim pemandu bakat untuk ajang Women Football Road to Asian Games Pertiwi Cup 2017 di Palembang.Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Mengapa Zulkarnain dijuluki Maradona Indonesia? Berangkat dari situlah, Zulkarnain dikenal sebagai 'Maradona Indonesia' sejak berada di klub Krama Yudha Tiga Berlian Palembang.Saat itu ia sukses membawa timnyameraih peringkat ketiga Asian Club Championship 1985-1986.
-
Di mana Diego Sinathrya menempuh pendidikan sepak bola? Diketahui bahwa anak mereka sedang menempuh pendidikan sepak bola di Akademi Paris Saint-Germain (PSG).
-
Apa pencapaian Diego Sinathrya yang membanggakan di dunia sepak bola? Baru-baru ini, ada berita membanggakan bahwa Diego telah dipanggil oleh pelatih Nova Arianto untuk bergabung dengan Timnas Indonesia U-16.
-
Siapa yang mencetak gol untuk Argentina saat mengalahkan Chile? Gol-gol bagi Argentina dicetak oleh Alexis Mac Allister pada menit 48, Julian Alvarez pada menit 84, dan Paulo Dybala pada menit 90+1.
-
Siapa yang menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah timnas Argentina? Messi merupakan pencetak gol terbanyak dalam sejarah timnas Argentina, dengan 109 gol di level internasional.
Maradona meninggal hanya beberapa pekan setelah melakukan operasi otak karena pembekuan darah.
Dikutip dari France 24, Minggu (2/5), panel yang terdiri dari 20 pakar itu dipanggil jaksa penuntut umum Argentina untuk menyelidiki penyebab kematian Maradona dan memastikan apakah ada suatu keteledoran.
Dokter bedah otak yang menangani Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov dan psikolog Carlos Diaz sedang diselidiki temasuk seorang koordinator perawat dan koordinator dokter.
Temuan ini dapat mengakibatkan kasus kematian yang disengaja, dan terancam hukuman penjara hingga 15 tahun jika terbukti bersalah.
Proses hukum dipicu oleh pengaduan yang diajukan oleh dua dari lima putri Maradona terhadap Luque, yang mereka salahkan atas kondisi ayah mereka yang memburuk setelah operasi otak.
Maradona menjalani operasi pada 3 November, hanya empat hari setelah ia merayakan ulang tahun ke-60 di klub yang ia bina, Gimnasia y Esgrima.
Namun, dia tampak dalam kondisi kesehatan yang buruk saat itu, dan mengalami kesulitan berbicara.
Selama hidupnya, Maradona kecanduan kokain dan alkohol. Dia menderita penyakit hati, ginjal, dan jantung ketika meninggal.
Dua putri Maradona menuduh Luque bertanggung jawab dalam penurunan kesehatan pesepak bola itu.
Panel menyimpulkan Maradona bisa punya kesempatan lebih baik untuk bertahan hidup dengan perawatan yang memadai di fasilitas kesehatan yang layak.
Dia meninggal di rumahnya di lingkungan eksklusif Buenos Aires, di mana mendapat perawatan.
Para pakar mengatakan Maradona tidak memiliki "kemampuan mental sepenuhnya" dan seharusnya tidak dibiarkan memutuskan di mana dia akan dirawat.
Mereka juga menemukan perawatannya penuh dengan "kekurangan dan penyimpangan" dan tim medis telah menyerahkan kelangsungan hidupnya "pada takdir".
“Jelas bahwa panel mengatakan ada hal-hal yang tidak dilakukan dengan benar,” jelas mantan juru bicara Maradona, Sebastian Sanchi, kepada AFP.