Arkeolog Temukan Mata Panah Berusia Hampir 3000 Tahun, Asal-Usulnya Bukan dari Bumi
Mata panah ini ditemukan di sebuah danau di Swiss.
Arkeolog Temukan Mata Panah Berusia Hampir 3000 Tahun, Asal-Usulnya Bukan dari Bumi
Arkeolog Temukan Mata Panah Berusia Hampir 3000 Tahun, Asal-Usulnya Bukan dari Bumi
Peneliti menemukan satu mata panah di Swiss. Uniknya, senjata kuno ini terbuat dari besi yang dibuat dari batu meteor.
Dalam laporan penelitiannya, penulis menjelaskan bagaimana mereka menelusuri koleksi arkeologi di Danau Biel, tempat mereka menemukan mata panah ini. Mata panah ini beratnya 2,9 gram dan panjang 39,3 milimeter. Dikutip dari IFL Science, senjata ini berasal dari tempat tinggal Zaman Perunggu yang disebut Mörigen, yang eksis antara tahun 900 dan 800 SM.
-
Apa artefak kuno yang ditemukan di Swiss? Di Swiss, peneliti menemukan satu mata panah. Senjata kuno ini unik karena terbuat dari besi yang berasal dari meteor.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Swiss? Ilmuwan tak menyangka bahwa apa yang ditemukannya itu adalah mata panah berbahan meteorit. Ilmuwan Geologi dari Museum Sejarah Nasional Bern, Beda Hofmann, mengidentifikasi mata panah besi yang berkarat berasal dari Zaman Perunggu.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Bagaimana artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
-
Bagaimana artefak di makam tersebut dapat membantu memahami peradaban Mesir Kuno? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
-
Kapan artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
Dikutip dari IFL Science, senjata ini berasal dari tempat tinggal Zaman Perunggu yang disebut Mörigen, yang eksis antara tahun 900 dan 800 SM.
Foto: Thomas Schüpbach/Journal of Archaeological Science
Kandungan meteor dalam besi mata panah ini dikonfirmasi oleh keberadaan isotop aluminium-26, yang hanya terdapat pada objek yang berasal dari luar atmosfer bumi.
Paduan besi dan nikel tertentu yang hanya terjadi pada meteorit juga terdeteksi di mata panah ini.
Residu yang ditinggalkan oleh perekat kuno - kemungkinan besar tar birch - ditemukan pada artefak ini yang menunjukkan bahwa benda ini mungkin pernah dipasang ke porosnya. Namun, tidak jelas apakah senjata itu digunakan untuk berburu atau dalam pertempuran. Sumber: IFL Science
Setelah diamati lebih dekat, ilmuwan menyatakan senjata itu ditempa dari sejenis batuan luar angkasa yang disebut meteorit IAB, sedangkan komposisi mineralnya menunjukkan bahwa benda langit tersebut memiliki massa pra-atmosfer setidaknya dua ton.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno Abad Ke-6 SM yang Selama Ini Hilang, Ada Benteng dan Pemandian Air Panas
- Anak Panah Berusia 4.000 Tahun Ditemukan Masih Utuh, Arkeolog Ungkap Pemiliknya
- Arkeolog Temukan Makam Keramat Berusia 1000 Tahun , Banyak Tulang Manusia dan Cangkang Kerang
- Arkeolog Temukan Jejak Kaki Berusia 800.000 Tahun di Pantai, Ukurannya Seperti Kaki Manusia Modern
“Di antara meteorit IAB besar dari Eropa, tiga memiliki komposisi kimia yang konsisten dengan mata panah Mörigen: Bohumilitz (Republik Ceko), Retuerte de Bullaque (Spanyol), dan Kaalijarv (Estonia),” tulis para peneliti. Dari ketiga meteorit tersebut, hanya Kaalijarv yang berasak dari Zaman Perunggu, sehingga paling mungkin mata panah tersebut terbuat dari meteorit jenis ini. Sumber: IFL Science
Mengingat bahwa Mörigen kira-kira 1.600 kilometer (1.000 mil) dari Kaalijarv, para peneliti mengatakan temuan mereka "menunjukkan bahwa meteorit besi digunakan dan diperdagangkan pada 800 SM (atau sebelumnya) di Eropa Tengah."