Berurusan dengan Mumi Mesir Kuno Membuat Orang-Orang Ini Terkena "Kutukan"
"Kutukan mumi" masih dipercayai sebagian orang saat berurusan dengan benda-benda peninggalan Mesir kuno.
"Kutukan mumi" masih dipercayai sebagian orang saat berurusan dengan benda-benda peninggalan Mesir kuno.
Banyak peristiwa dan cerita fiksi yang merangkum hal ini dari waktu ke waktu.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Seperti nasib tragis dialami oleh seorang donatur asal Inggris, George Herbert. Ia mendanai penggalian makam Firaun Mesir, Tutankhamun, pada 1922.
Hanya beberapa bulan berselang, Herbert dikabarkan jatuh sakit dan meninggal. Mendengar kabar ini, orang-orang jadi mempertanyakan apakah dia terkena "kutukan mumi", seperti dikutip dari Live Science, Jumat (10/3).
Salah satu kutukan terkenal lainnya adalah "Kutukan Firaun 3.000 tahun Terlihat di Penyakit Carnarvons" yang muncul di surat kabar seluruh dunia pada 1923.
Carnarvon juga ikut membiayai pencarian dan penggalian makam Tutankhamun. Namun, dia dilaporkan menderita infeksi akibat kecelakaan bercukur.
Kematian ini sontak menimbulkan pertanyaan: Apakah ada bukti yang mendukung konsep kutukan mumi?
Meskipun gagasan tentang kutukan terdengar konyol, sebenarnya hal tersebut telah dipelajari secara serius oleh para ilmuwan.
Spekulasi mengenai adanya patogen (organisme penyebab infeksi) di makam, membuat para ilmuwan menggunakan pemodelan matematika untuk menemukan berapa lama organisme ini bisa bertahan dalam makam.
"Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam Firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dapat dijelaskan oleh infeksi patogen yang sangat ganas dan berumur sangat panjang," tulis Sylvain Gandon dalam artikel jurnal tahun 1998.
Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa "kutukan" bukan dari patogen, karena organisme tersebut tidak aktif.
"Kutukan Mumi" sebenarnya telah ada sejak pertengahan abad ke-18, sebelum penemuan makam Tutankhamun.
Kisah-kisah fiksi Amerika tentang pencurian mumi serta gagasan bahwa Mesir adalah tanah misteri penuh supernatural dan magis, menunjukkan bahwa "kutukan mumi" telah dikenal sejak lama.
Sejumlah penulis terkenal juga mempercayai kutukan tersebut, seperti Arthur Conan Doyle, penulis serial Sherlock Holmes. Dia juga meyakini Lord Carnarvorn tewas karena "roh pelingdung yang tinggal di makam tersebut".
Tak hanya kisah fiksi, surat-surat kabar yang memberitakan kebohongan soal kutukan, serta dibukanya ajang pameran untuk melihat mumi, membantu menyebarluaskan tentang kutukan mumi ini.
Saat ini, beberapa orang suka menghubungkan penemuan arkeologi dengan kutukan.
Hal itu terjadi saat penemuan sarkofagus berusia 2000 tahun di Mesir pada 2018 serta ketika kapal yang dianggap membawa mumi mesir memblokir Terusan Suez pada 2021.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)