Bocoran dokumen: Begini cara Cambridge Analytica menangkan Trump dalam pilpres AS
Bocoran dokumen: Begini cara Cambridge Analytica menangkan Trump dalam pilpres AS. Media Inggris The Guardian mendapatkan bocoran dokumen internal tentang cetak biru perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica yang mengklaim memenangkan Donald Trump dalam pemilu presiden 2016 lalu.
Media Inggris The Guardian mendapatkan bocoran dokumen internal tentang cetak biru perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica yang mengklaim memenangkan Donald Trump dalam pemilu presiden 2016 lalu dengan memakai media sosial dan digital seperti Google, Snapchat, Twitter, Facebook, dan YouTube.
Nama Cambridge Analytica sejak beberapa hari belakangan dikaitkan dengan berita pencurian jutaan data pribadi pengguna Facebook.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Kenapa Trump Media menggugat pendiri Truth Social? Gugatan itu mengklaim bahwa para pendiri telah menyebabkan kerugian pada nilai perusahaan dengan mengganggu operasi bisnis dan proses go public. Tujuannya adalah untuk menghapus kepemilikan mereka yang saat ini bernilai sekitar USD 606 juta.
-
Apa yang dituduhkan Trump Media terhadap pendiri Truth Social? Gugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka. Mereka dituduh membuat keputusan yang ceroboh dan merugikan, terutama terkait dengan proses merger publik perusahaan.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Materi presentasi sepanjang 27 halaman itu dibuat oleh pegawai Cambridge Analytica yang terlibat dalam kampanye Trump pada pilpres 2016.
Seorang mantan pegawai mengatakan kepada The Guardian, tentang rincian bagaimana teknik yang dipakai tim kampanye Trump untuk menyasar para pemilih AS melalui berbagai kanal digital di Internet.
Dilansir dari laman The Guardian, Jumat (23/3), lewat survei intensif, pemodelan algoritma yang menargetkan 10 ribu iklan berbeda kepada para pembaca, tim kampanye Trump bekerja dalam bulan-bulan terakhir menjelang hari pemilihan. Dari dokumen presentasi itu dikatakan iklan politik Trump dilihat miliaran kali oleh pembaca.
Dokumen cetak biru pemenangan Trump ini pernah dipresentasikan di London, New York, dan Washington DC beberapa pekan sebelum Trump dinyatakan menang pemilu. Dokumen ini memperlihatkan bagaimana perusahaan konsultan politik dengan cara curang memenangkan sosok paling kontroversial dalam sejarah politik modern.
"Ini adalah kumpulan data kampanye digital untuk Trump," kata Brittany Kaiser, 30 tahun, yang sebelumnya menjabat direktur pengembangan bisnis Cambridge Analytica yang kemudian mengundurkan diri dua pekan lalu.
Dia adalah mantan pegawai Cambridge Analytica kedua yang berbicara dengan The Guardian tentang bagaimana cara kerja konsultan politik ini.
Brittany menuturkan dokumen yang diperoleh Guardian ini dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan metode rahasia kampanye untuk berbagai klien potensial Cambridge Analytica.
"Ada keinginan besar dari orang-orang di dalam lingkaran perusahaan yang ingin melihat bagaimana kami melakukannya," kata Kaiser soal pilpres AS pada 2016.
Baca juga:
Mantan penasihat Trump sebut 50 juta data pengguna Facebook dijual ke seluruh dunia
Tak cuma Facebook, Instagram juga tempat 'setor' data pribadi
Facebook terapkan kebijakan ini untuk cegah kebocoran data terulang
CEO Facebook: Kami membuat kesalahan besar
Minta maaf, Mark Zuckerberg siap bersaksi di Kongres soal pencurian data Facebook
3 Bahaya di Facebook yang sering dianggap remeh