Buat kesekian kalinya Hamas ingin berdamai dengan Fatah
Kedua organisasi perlawanan Palestina yang mendirikan partai politik itu pecah kongsi sejak musim panas 2007. Sejumlah usaha rekonsiliasi pernah dijalani, tetapi selalu gagal.
Organisasi Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengendalikan Jalur Gaza, Palestina, buat kesekian kalinya menyatakan membuka pintu dialog buat berdamai dengan lembaga seterunya, Fatah. Kabar itu disampaikan setelah pekan lalu petinggi Hamas bertemu dengan agen intelijen Mesir di Ibu Kota Kairo.
Dilansir dari laman Al Jazeera, Selasa (12/9), konon Hamas menyatakan bersedia membahas langkah rekonsiliasi tanpa syarat dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Pertemuan petinggi Hamas dengan intelijen Mesir itu dihadiri oleh san pucuk pimpinan, Ismail Haniya, dan Perdana Menteri Gaza, Yahya al-Sinwar. Saat itu mereka juga meminta Mesir membuka blokade dilakukan selama satu dekade terakhir di perbatasan.
Hamas sebelumnya sudah meminta Abbas menghentikan segala kebijakan menyulitkan kehidupan di Jalur Gaza, seperti pemangkasan pasokan listrik dan memotong gaji 10 ribu pegawai negeri di Gaza yang pro Hamas. Abbas melakukan itu buat mendesak Hamas membubarkan dualisme pemerintahan di Gaza. Senin kemarin, Hamas menyatakan sudah bersiap mengakhiri pemerintahan di Gaza.
Intelijen Mesir juga dikabarkan sudah mengontak petinggi senior Fatah, Azzam al-Ahmad, buat meyakinkan kalau Hamas memang benar-benar ingin melakukan rekonsiliasi. Fatah berjanji bakal mengirim Ahmad ke Kairo dalam waktu dekat.
Kedua organisasi perlawanan Palestina yang mendirikan partai politik itu pecah kongsi sejak musim panas 2007. Hamas yang ikut dalam pemilihan umum beberapa bulan sebelumnya mengambil alih Gaza setelah perseteruan di antara mereka. Sejumlah usaha rekonsiliasi pernah dijalani, tetapi selalu gagal. Pun rencana kali ini masih menimbulkan tanda tanya di antara rakyat Palestina apakah kedua organisasi itu bakal bersatu atau malah semakin bermusuhan.