Di India, Satu Perempuan Laporkan Pemerkosaan Setiap 15 Menit
Kementerian Dalam Negeri India merilis laporan yang menyatakan bahwa satu perempuan melaporkan kasus pemerkosaan setiap 15 menit.
Satu perempuan melaporkan pemerkosaan rata-rata setiap 15 menit di India pada 2018, menurut data pemerintah yang dirilis pada Kamis, semakin menegaskan reputasi buruk sebagai salah satu tempat terburuk di dunia bagi perempuan.
Publikasi besar-besaran pemerkosaan massal dan pembunuhan mahasiswi dalam sebuah bus di New Delhi pada 2012 lalu memicu puluhan ribu masyarakat terjun ke jalan di seluruh India melakukan aksi unjuk rasa dan berbagai pihak mulai dari bintang film dan politikus mendorong agar diberlakukan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku pemerkosaan dan percepatan proses peradilan.
-
Kapan Nursyah mulai menari ala India? Nursyah sendiri sebelumnya telah sering membagikan video dirinya menari ala India di media sosial.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Apa yang dilakukan rakyat Indonesia untuk membantu India? Pernah ada momen di mana rakyat Indonesia dengan suka rela iuran beras untuk India. Beras-beras dari persawahan daerah pedalaman diangkut dengan cikar menuju titik kumpul.
-
Bagaimana Kelurahan Sadar Hukum di DKI Jakarta diwujudkan? Melalui pelaksanaan pembinaan kelompok keluarga sadar hukum (Kadarkum), pengembangan kelurahan binaan, sampai dengan terbentuknya kelurahan sadar hukum,"
-
Mengapa Nursyah suka menari ala India? Hal ini tidak terlepas dari kecintaannya pada musik dangdut dan Bollywood.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto ikut dalam rombongan Presiden Jokowi ke KTT G20 India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Kendati demikian, kejahatan ini tetap terulang.
Dikutip dari Aljazeera, Jumat (10/1), hampir 34.000 pemerkosaan terjadi pada 2018. Namun hanya 85 persen didakwa, dan 27 persen yang dihukum, menurut laporan kejahatan tahunan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri.
Para aktivis perempuan mengatakan kejahatan terhadap perempuan kerap tak ditangani serius, dan diselidiki oleh polisi yang kurang memiliki sensitivitas terhadap korban.
"Negara ini masih dikuasai laki-laki, satu (perdana menteri perempuan) Indira Ghandi tak mengubah apapun. Kebanyakan hakim juga laki-laki," kata mantan Kepala Dewan Nasional Perempuan, Lalitha Kumaramangalam.
"Hanya ada beberapa laboratorium forensik di negara ini, dan pengadilan jalur cepat memiliki sedikit hakim," imbuh politikus Bharatiya Janata Party (BJP) ini.
Pemerkosaan seorang remaja pada 2017 oleh mantan legislator negara bagian yang merupakan kader BJP, Kuldeep Singh Sengar mendapat perhatian di seluruh India ketika korban mencoba bunuh diri tahun setelahnya, menuding polisi lamban menangani laporannya.
Lima bulan sebelum Sengar dihukum Desember lalu, keluarga korban mendapatkan pengawalan setelah sebuah truk menabrak mobil yang ditumpangi korban, melukainya dan menewaskan dua anggota keluarganya.
Penelitian 2015 oleh Pusat Penelitian Hukum dan Kebijakan di Bengaluru mendapati pengadilan jalur cepat memang lebih cepat tetapi tidak menangani banyak kasus.
Dan penelitian pada 2016 oleh Partners for Law in Development di New Delhi menemukan bahwa mereka masih mengambil rata-rata 8,5 bulan per kasus - lebih dari empat kali periode yang direkomendasikan.
Angka statistik pemerintah dinilai rendah karena masih dianggap tabu untuk melaporkan pemerkosaan di beberapa bagian di India. Kasus pemerkosaan yang berakhir dengan pembunuhan dianggap murni sebagai pembunuhan.
(mdk/pan)