Dua pelajar Indonesia ditahan di Turki akhirnya dibebaskan
Keduanya dibebaskan setelah terbukti tidak memiliki kaitan dengan kelompok Hizmet.
Setelah berbagai upaya pendekatan dilakukan, akhirnya dua warga negara Indonesia yaitu Dwi Puspita Ari Wijayanti dan Yumelda Ulan Afrilian yang ditangkap aparat keamanan Turki di Kota Bursa akhirnya dibebaskan. Keduanya dibebaskan setelah terbukti tidak memiliki kaitan dengan kelompok Hizmet yang ditengarai mendalangi kudeta militer 15 Juli lalu.
Keduanya diserahkan langsung Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler KBRI yang datang ke kota Bursa. Saat ini kedua mahasiswi tersebut berada di kediaman Duta Besar RI di Ankara.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa yang bergabung latihan bersama Timnas Indonesia? Foto-foto calon dua pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, telah muncul di media sosial, menunjukkan bahwa mereka telah bergabung dalam latihan bersama Skuad Garuda.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
"Mereka dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon", ujar Duta Besar RI di Ankara, Wardana, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (26/8).
Keduanya ditangkap 11 Agustus lalu di sebuah rumah yang dikelola oleh Yayasan Pasiad. Awalnya kedua pelajar ini bukan target aparat keamanan, namun karena berada dalam satu rumah dengan beberapa orang yang menjadi target keduanya ikut ditangkap.
Sejak penangkapan terjadi, KBRI terus melakukan pendekatan ke sejumlah pejabat tinggi Pemerintah Turki. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dua kali melakukan pembicaraan langsung melalui telepon dengan Menlu Turki membahas pembebasan dua pelajar tersebut.
Pasca kudeta yang gagal di Turki, KBRI terus menyampaikan himbauan agar mahasiswa Indonesia lebih berhati-hati, menghindari kontak dengan mereka yang terkait dengan ulama Ferhulah Gullen. Para pelajar juga diminta segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan itu.
KBRI hingga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Turki dalam rangka memastikan keselamatan seluruh WNI di Turki, khususnya para pelajar penerima beasiswa Pasiad. Saat ini sekitar 35 mahasiswa Indonesia penerima beasiswa Pasiad ditampung di kediaman Duta Besar RI Ankara. Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan Pasiad.
Baca juga:
Bahagianya orangtua pelajar di Turki melihat anak mereka bebas
Ditahan 15 hari, 2 mahasiswi Indonesia di Turki akhirnya dibebaskan
2 WNI ditangkap di Turki saat petugas razia basis Hizmet
Dua mahasiswa RI ditangkap Turki karena tinggal di Yayasan Gulen