Enam Atlet China di Olimpiade Beijing Berasal dari Etnis Muslim Uighur Xinjiang
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta pemerintah China mengizinkan kunjungan Komisioner Tinggi HAM PBB Michelle Bachelet untuk melakukan "kunjungan yang kredibel" ke negara itu, termasuk ke Xinjiang.
Enam atlet China yang berlaga di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 diketahui berasal dari Daerah Otonomi Xinjiang yang penduduknya mayoritas berlatar belakang etnis minoritas muslim Uighur.
Keenam atlet itu adalah Ahenaer Adake dan Tian Ruining yang akan turun di cabang olahraga seluncur cepat, Dinigeer Yilamujiang (ski cross country), Hadesi Badelihan, Bayani Jialin, dan Wang Ziyang (ketiganya atlet seluncur salju), sebut media China yang dipantau ANTARA Beijing, Senin.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
Jika dilihat dari namanya, empat dari enam atlet yang berasal dari wilayah setingkat provinsi di barat laut China itu beretnis minoritas muslim Uighur, yakni Ahenaer, Dinigeer, Hadesi, dan Bayani.
Tian, Dinigeer, dan Bayani malah berlatih di Xinjiang.
Ahanaer yang berusia 20 tahun menduduki peringkat ke-17 pada nomor seluncur cepat 3.000 meter putri yang diperlombakan pada Sabtu (5/2).
Meskipun tidak berhasil naik podium di debut Olimpiadenya, dia meraih sambutan hangat dari warganet China.
Dinigeer dan Bayani, sama-sama berasal dari Kota Altay, Xinjiang, yang konon sebagai asal mula dikenalnya ski oleh manusia.
Prestasi terbaiknya di ajang yang digelar Federasi Ski Internasional (FIS) pada 2019 tercatat dalam sejarah tim China.
Dinigeer mendapatkan kesempatan membawa obor terakhir pada pembukaan Olimpiade Beijing 2022 di Stadion Nasional pada Jumat (4/2) yang disaksikan secara langsung oleh Presiden China Xi Jinping, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, dan sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan lainnya.
Gadis Uighur berusia 20 tahun itu dipilih sebagai pembawa obor utama atas pertimbangan latar belakang sejarahnya, demikian juru bicara Olimpiade Beijing 2022 Zhao Weidong kepada pers, Minggu (6/2).
Namun penunjukan Denigeer tersebut menimbulkan kritikan dari luar China karena dianggap memolitisasi suku Uighur dalam Olimpiade yang diwarnai boikot diplomatik atas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.
Juru bicara IOC Mark Adams menjawab kritikan itu dengan, "Dia di sini sebagai atlet yang berkompetisi. Seperti yang Anda ketahui dari Piagam Olimpiade, kami tidak boleh mendiskriminasikan orang atas dasar dari mana mereka berasal dan apa latar belakangnya."
Meskipun Xinjiang dicatat dunia sebagai salah satu tempat asal-usul ski, tim nasional China hanya memiliki segelintir atlet dari daerah itu.
Dua altet ski cepat dari Xinjiang pernah berlaga di Calgary Kanada 1988, Albertville Prancis 1992, dan Lillehammer Norwegia 1994.
Pada Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018, dua atlet ski cepat dan ski gaya bebas asal Xinjiang juga turut berlaga.
Xinjiang telah sukses menyelenggarakan Kejuaraan Nasional Musim Dingin pada 2016.
Setahun kemudian pemerintah daerah setempat mulai bekerja sama dengan Badan Olahraga Nasional China (SGAS) menggelar program pelatihan secara komprehensif dengan memanfaatkan para atlet berprestasi di cabang olahraga es dan salju untuk menghadapi Olimpiade Beijing 2022.
(mdk/pan)