Hakim-hakim ini bebaskan pemerkosa karena alasan konyol
Hakim-hakim ini bebaskan pemerkosa karena alasan konyol. Meski langit runtuh, hukum harus ditegakkan, demikian semboyan yang biasa orang dengar dalam kasus kejahatan. Dan konon hakim adalah wakil Tuhan di muka bumi.
Meski langit runtuh, hukum harus ditegakkan, demikian semboyan yang biasa orang dengar dalam kasus kejahatan. Dan konon hakim adalah wakil Tuhan di muka bumi. Seorang hakim yang memutuskan perkara sudah seharusnya memberikan rasa keadilan dalam persidangan.
Dalam kasus pemerkosaan, setiap korban pasti menginginkan keadilan dengan diganjarnya pelaku lewat hukuman setimpal. Namun hakim di pengadilan pun terkadang tidak mencerminkan wakil Tuhan di muka bumi yang bisa memberikan rasa keadilan bagi siapa saja, termasuk korban pemerkosaan. Misalnya yang terjadi di Italia baru-baru ini.
-
Kapan Italia menang atas Prancis? Dalam pertandingan matchday 1 UEFA Nations League A 2024/2025 Grup 2 yang berlangsung pada Sabtu (7/9/2024), timnas Italia berhasil mengalahkan tuan rumah Prancis dengan skor 3-1.
-
Bagaimana Italia bisa mencetak gol penyama kedudukan? Saat mencoba menerapkan tekanan tinggi, kami membuka ruang, dan Italia berhasil memanfaatkan situasi itu dengan pemain-pemain menyerang mereka yang maju.
-
Mengapa penemuan ini dianggap penting bagi orang-orang Italia? Menurut anggota dewan bidang kebudayaan, Alberto Ballarin, penemuan ini memberikan jawaban bagi orang-orang Italia dengan "menemukan asal usul (mereka)".
-
Bagaimana Italia bisa menang melawan Prancis? Italia berhasil membalikkan keadaan dengan gol-gol dari Federico Dimarco pada menit 30, Davide Frattesi pada menit 51, dan Giacomo Raspadori pada menit 74.
-
Apa yang terjadi pada Italia dalam pertandingan melawan Prancis? Timnas Italia mengalami kebobolan gol cepat dari Prancis hanya dalam waktu 14 detik.
-
Di mana pertandingan Italia vs Prancis dimainkan? Pertandingan berlangsung di Parc des Princes, di mana Gli Azzurri berhasil menang dengan skor 3-1.
Seorang hakim di Kota Turin, Italia, menuai kecaman setelah dia membebaskan pria pemerkosa karena korbannya tidak berteriak ketika peristiwa itu terjadi.
Laman KTLA melaporkan, Jumat (24/3), pria 46 tahun itu tidak dinyatakan bersalah usai sang hakim mempertanyakan mengapa perempuan korban pemerkosaan di ranjang rumah sakit itu tidak berteriak meminta pertolongan.
Dalam pengadilan diketahui, korban sempat mengatakan 'cukup!" kepada pelaku yang juga rekan kerjanya. Namun hakim menilai ucapan korban terlalu lunak.
Pengacara korban mengatakan kliennya tidak berusaha berteriak karena dia terlalu kesakitan ketika diperkosa.
Keputusan hakim sontak menuai kritik keras dari para pembela hak asasi perempuan di Italia.
Menteri Kehakiman Andrea Orlando sudah memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki kasus ini.
Anggota parlemen dari partai oposisi Annagrazia Calabria mengecam keputusan hakim itu.
"Tentu saja, Anda tidak bisa menyalahkan reaksi si perempuan yang sedang ketakutan atas apa yang terjadi padanya," kata dia.
Tak hanya di Italia, hakim di Meksiko pun bersikap sama terhadap pemerkosa.
Hakim bernama Anuar Gonzalez Hemadi di Meksiko membebaskan Diego Gabriel Cruz Alonso dari tuduhan memperkosa seorang gadis 17 tahun di Kota Boca del Rio di Negara Bagian Veracruz pada 2015.
Dalam keputusannya Senin lalu Hakim Anuar Gonzalez Hemadi mengatakan kejahatan yang dilakukan Alonso tidak terbukti dan dia harus segera dibebaskan, seperti dilansir Russia Today, Kamis (29/3).
Meski begitu hakim mengetahui Alonso sudah melakukan pelecehan seksual terhadap korbannya dengan cara memasukkan jarinya ke kemaluan korban dan menggerayangi tubuhnya.
"Cruz Alonso menyentuh si korban dan di saat yang sama dia tidak bermaksud melakukan hubungan seks secara oral atau anal," kata pernyataan hakim, seperti dikutip media Meksiko.
Hakim juga menuturkan, pengakuan korban tidak menunjukkan tanda-tanda pelaku menyampaikan kata-kata cabul atau melakukan hal dengan maksud memuaskan nafsu seksnya.
"Dengan demikian bisa dipertimbangkan bahwa pelaku tidak bermaksud berhubungan seks," kata hakim menyimpulkan.
diego grabriel cruz alonso ©Youtube
Korban kini punya waktu sepuluh hari untuk menolak keputusan hakim dan pengacara mengatakan mereka akan menempuh jalan itu.
Cruz Alonso yang kini berusia 21 tahun, adalah salah satu dari empat pria yang dituduh memperkosa teman sekelas mereka pada malam perayaan pesta Tahun Baru.
Ayah korban mengaku kesal dengan keputusan hakim.
"Sulit dipercaya. Saya terkejut dan marah. Dua tahun berjuang lewat pengadilan dan mereka menyimpulkan seperti ini. INi konyol dan absurd," kata ayah korban.
Aktivis pembela hak asasi Estefania Vela Barba juga berang dengan keputusan pengadilan.
"Dia menyentuh gadis itu secara seksual, tapi karena dia tidak menikmatinya maka itu bukan pelecehan seksual? Bagi si hakim, jika tidak ada kepuasan seksual maka bukan pemerkosaan," kata dia.
Baca juga:
Hakim di Italia bebaskan pemerkosa sebab korbannya tidak berteriak
Pemerkosa dibebaskan karena korban tidak puaskan nafsunya
Di negara ini pemerkosa akan dibebaskan jika nikahi korbannya
Bikin geram, empat pemerkosa ini bebas dari hukuman di dunia
Perkosa gadis 17 tahun, tiga pria ini bebas usai bayar Rp 300 juta