Harga Jamur Ini Lebih Mahal dari Emas, Tembus Rp2,3 Miliar Per Kilogram, Begini Khasiatnya
Jamur ini hanya tumbuh di tempat tertentu, biasanya di dataran tinggi.
Jamur ini hanya tumbuh di tempat tertentu, biasanya di dataran tinggi.
-
Apa logam mulia termahal di dunia? Rhodium, merupakan logam mulia termahal yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, William Hyde Wollaston pada tahun 1803.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Rute terpanjang di dunia ini melewati berapa negara? Dimulai dari L'Agulhas di Afrika Selatan, perjalanan luar biasa ini akan melewati 16 negara dengan beragam medan, mulai dari pegunungan, gurun, hingga mencapai Magadan di ujung timur laut Rusia, sejauh 22.387 kilometer.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
-
Apa hewan vertebrata tertua di dunia? Hiu Greenland adalah hewan vertebrata atau bertulang belakang tertua di dunia yang diketahui.
-
Apa jenis bunga termahal di dunia? Anggrek ini sama sekali tidak alami. Anggrek ini dikembangkan di laboratorium Cina oleh perusahaan Shenzhen Nongke Group.Penelitian yang dilakukan sangat sulit dan membutuhkan waktu delapan tahun untuk menciptakan anggrek yang menakjubkan ini. Ketika dijual di pelelangan pada tahun 2005, anggrek ini terjual dengan harga $200.000 atau setara dengan Rp3,1 miliar.
Harga Jamur Ini Lebih Mahal dari Emas, Tembus Rp2,3 Miliar Per Kilogram, Begini Khasiatnya
Jamur zombie Cordyceps sinensis adalah parasit yang disebut-sebut bernilai lebih dari harga jual emas bagi pembeli yang tepat. Jamur ini diincar karena dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati penyakit tertentu.
Jamur ini menjadi sumber pendapatan penting bagi sebagian orang, namun terancam punah akibat perubahan iklim dan penggunaan yang berlebihan.
Sumber: IFL Science
Menurut penelitian, jamur zombie bekerja dengan menangkap inangnya, memanipulasi sistem saraf mereka sehingga mereka berperilaku dengan cara yang bermanfaat untuk penyebaran spora.
Pada manusia, Cordyceps adalah parasit. Larva ngengat hantu merupakan korban dari jamur ulat yang sangat berharga ini. Jamur ini ditemukan pada ketinggian di atas 4.500 meter di Bhutan, Cina, India, dan Nepal. Jamur ini dikenal sebagai ‘yartsa gunbu’ atau DongChongXiaCao, yang berarti ulat musim dingin dan rumput musim panas.
Julukan ‘zombie’ untuk jamur ini sangat tepat karena sporanya menyerang tubuh ulat, dan membuat mereka menuju permukaan tanah di mana mereka akan mati.
- Harga Emas Semakin Mahal, Inul Daratista Ungkap Punya 86 Kg Emas 'Jangan Sampai Dicolong Orang'
- Harga Emas Antam Meroket, Naik Rp20.000 Jadi Rp1,42 Juta per Gram
- Harga Emas Antam Naik Drastis Rp 12.000 per Gram, Cek Lengkapnya di Sini
- Emas Ternyata Sudah Digunakan Sejak 4000 Tahun Sebelum Masehi, Kini Harga Terus Naik dan Jadi Buruan Masyarakat
Cordyceps tidak aktif di musim dingin, namun keluar dari kepala ulat menuju sinar matahari di musim semi.
Spora yang keluar dari jamur bebas melayang ke lingkungan, dan selanjutnya menginfeksi lebih banyak ulat. Tonjolan panjang seperti tongkat yang keluar dari kepala mereka sering disalahartikan sebagai cacing, faktanya itu adalah tubuh buah Cordyceps sinensis.
Jamur ‘zombie’ ini dihargai sekitar Rp2,3 miliar per kilogram di China dengan nilai pasar global sebesar Rp174,5 triliun, lapor New Scientist.
Dengan masa panen yang terbatas selama dua bulan, dan banyak kolektor yang bergantung pada pendapatan Cordyceps, panen yang berlebihan hingga perubahan iklim menyebabkan produksi jamur ini menurun dan lebih sulit untuk berkembang biak. Setiap tahun semakin sulit untuk menemukan ulat yang terparasit, yang menjadi siklus yang mengubah rumput musim dingin-musim panas menjadi jamur termahal di dunia.
Perusahaan-perusahaan sekarang mencari alternatif untuk membudidayakan Cordyceps secara artifisial karena ditemukan bahwa mereka memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan makhluk sejenis yang liar dan langka. Meskipun ini merupakan solusi untuk masalah keberlanjutan, ini bukanlah pendekatan yang berkelanjutan bagi para petani yang mengandalkan ulat untuk mendapatkan penghasilan.
Terdapat garis tipis yang harus dilalui antara melestarikan jamur zombie yang unik ini dan praktik tradisional yang telah berlangsung selama seribu tahun, tetapi patut untuk dipertimbangkan.