Hari ini Recep Tayyip Erdogan dilantik sebagai Presiden Turki untuk kedua kalinya
Selama kampanye pemilihannya, Erdogan secara eksplisit menyatakan bahwa ia akan lebih aktif dalam bidang ekonomi jika terpilih kembali, dan akan mendorong penurunan suku bunga, sebuah langkah yang menurut beberapa analis kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran investor tentang kemandirian bank sentral negara akan di
Recep Tayyip Erdogan akan dilantik sebagai Presiden Turki untuk kedua kalinya. Setelah kemenangan pemilihannya dua minggu lalu, Erdogan mengatakan dia akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Perhelatan itu juga akan menjadi pemuncak proses perubahan sistem pemerintahan Turki, yang semula berbentuk parlementer menjadi presidensial menyusul referendum revisi konstitusi yang usai kudeta 2016. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/7).
-
Apa yang dilakukan Presiden Erdogan saat wisuda anggota Polri? Dalam video yang diunggah akun Instagram @polisi_indonesia, terlihat Erdogan menjabat tangan Briptu Tiara. Terlihat juga beberapa Erdogan mengucapkan sesuatan dan dijawab oleh Tiara.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Seremoni pelantikannya tersebut akan dihadiri oleh belasan pemimpin dan pejabat tinggi negara, meliputi Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Emir Qatar Tamim Bin Hamad Al Thani.
Di bawah sistem pemerintahan baru, Erdogan akan memiliki kekuasaan untuk memimpin kabinet serta menunjuk dan mencopot wakil presiden dan menteri tanpa persetujuan parlemen.
Presiden Erdogan juga memiliki kekuatan untuk membubarkan parlemen, mengeluarkan dekrit, dan menetapkan status darurat negara.
Sementara itu, jabatan perdana menteri yang identik pada sistem pemerintahan parlementer Erdogan, yang telah berkuasa selama lebih dari 15 tahun sebagai perdana menteri dan presiden, telah berulang kali menekankan bahwa seorang presiden eksekutif yang kuat akan menciptakan lingkungan yang stabil yang akan memungkinkan negara untuk mengambil "langkah-langkah untuk masa depan dengan cara yang lebih kuat".
Partai-partai oposisi, sekutu Turki dari Barat dan para kritikus lainnya, bagaimanapun, mengatakan bahwa sistem tersebut memberikan kekuasaan besar kepada presiden yang baru tanpa adanya checks and balances sebagaimana prinsip trias politica: legislatif, eksekutif, yudikatif dan menyebutnya sebagai "pemerintahan satu orang".
Erdogan memulai masa jabatan barunya menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk meningkatnya suku bunga dan inflasi serta mata uang Turki yang sangat terdevaluasi terhadap dolar AS.
Taner Berksoy, seorang profesor ekonomi dan kolumnis, mengatakan penurunan suku bunga akan menjadi prioritas yang jelas bagi pemerintah baru.
"Saat ini, tingkat bunga riil tidak cukup untuk menurunkan inflasi dan kami belum melihat apa yang akan dilakukan oleh para ekonom di kabinet," katanya kepada Al Jazeera.
"Namun, tingkat suku bunga akan menunjukkan penurunan dalam hal apapun, karena risiko ekonomi yang dirasakan Turki akan turun secara bertahap setelah pelantikan."
Tapi Berksoy menambahkan bahwa penurunan suku bunga "juga akan tergantung pada seberapa banyak pemerintah baru melakukan campur tangan dalam kebijakan Bank Sentral".
Selama kampanye pemilihannya, Erdogan secara eksplisit menyatakan bahwa ia akan lebih aktif dalam bidang ekonomi jika terpilih kembali, dan akan mendorong penurunan suku bunga, sebuah langkah yang menurut beberapa analis kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran investor tentang kemandirian bank sentral negara akan dihapuskan.
Pada hari yang sama, Recep Tayyip Erdogan juga akan melantik anggota kabinetnya yang baru.
Ia menjelaskan, kabinet saat ini tidak akan diisi oleh anggota partai pengusungnya Justice and Development Party (AK Party). Erdogan menjelaskan, kursi kedua posisi itu akan diisi oleh politisi dan birokrat non-AK Party.
Di sisi lain, AK Party merupakan partai dominan di parlemen, setelah berhasil mendulang 42,5 persen suara pada pemilu Juni 2018. Sekutu AK Party, National Movement Party (MHP) memperoleh 11,1 persen suara.
Koalisi kedua partai tersebut berhasil mengamankan lebih dari 50 persen kursi di parlemen Turki saat ini.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Turki keluarkan dekrit, Erdogan punya kekuasaan lebih luas
Presiden Jokowi telepon Erdogan bahas kemerdekaan Palestina
Fakta-fakta kuatnya Erdogan sampai terpilih sebagai Presiden Turki
Presiden Jokowi ucapkan selamat atas kemenangan Erdogan di Pemilu Turki
Erdogan berniat teruskan operasi militer di Suriah usai menangkan pemilu