Ilmuwan China Temukan Virus Flu Tipe Baru Berasal dari Babi Berpotensi Jadi Pandemi
Satu tipe baru flu yang berpotensi menjadi pandemi telah diidentifikasi di China oleh para ilmuwan. Virus muncul baru-baru ini dan dibawa oleh babi, tapi bisa menginfeksi manusia.
Satu tipe baru flu yang berpotensi menjadi pandemi telah diidentifikasi di China oleh para ilmuwan. Virus muncul baru-baru ini dan dibawa oleh babi, tapi bisa menginfeksi manusia.
Para peneliti khawatir virus ini bisa bermutasi lebih jauh sehingga bisa menyebar lebih mudah dari orang ke orang, dan memicu wabah dunia.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
-
Di mana virus Flu Singapura biasanya ditemukan? Virus ini biasanya ditemukan dalam kotoran dan cairan tubuh seperti ludah, cairan hidung, dan tenggorokan.
-
Dimana virus penyebab Flu Singapura bisa ditemukan? Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tren makanan viral di China? Es batu panggang telah menjadi topik pembicaraan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia. Tak ada yang tahu apa yang akan menjadi tren selanjutnya.
Para ilmuwan mengatakan, meskipun ini bukan masalah mendesak, virus ini memiliki "semua ciri" yang sangat disesuaikan untuk menginfeksi manusia dan membutuhkan pemantauan ketat. Karena ini baru, orang bisa memiliki sedikit atau tanpa kekebalan terhadap virus ini. Demikian dikutip dari BBC, Selasa (30/6).
Para ilmuwan menulis dalam jurnal Proceeding Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, menakar bagaimana mengendalikan virus pada babi, dan pemantauan ketat terhadap pekerja industri babi, harus segera diimplementasikan.
Ancaman Pandemi
Jenis influenza baru yang buruk ini adalah salah satu dari ancaman penyakit teratas yang dipantau para ahli, ketika dunia tengah berusaha mengakhiri pandemi virus corona saat ini.
Pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia - wabah flu babi tahun 2009 yang dimulai di Meksiko - tidak begitu mematikan daripada yang ditakutkan pada awalnya, sebagian besar karena banyak orang yang lebih tua memiliki kekebalan terhadapnya, mungkin karena kemiripannya dengan virus flu lain yang telah beredar selama bertahun-tahun sebelumnya.
Virus itu, yang disebut A / H1N1pdm09, sekarang dicakup oleh vaksin flu tahunan untuk memastikan orang terlindungi. Virus flu baru yang telah diidentifikasi di China mirip dengan flu babi 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru.
Bukan Ancaman Besar
Meski begitu, sejauh ini, virus ini belum menjadi ancaman besar, tapi Profesor Kin-Chow Chang dan kolega yang meneliti ini, mengatakan hal ini harus menjadi perhatian. Virus yang disebut peneliti sebagai G4 EA H1N1 ini, bisa tumbuh dan berkembang biak di dalam sel yang melapisi saluran pernapasan manusia.
Mereka menemukan bukti infeksi baru-baru ini mulai pada orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan dan industri babi di China. Vaksin flu saat ini tampaknya tidak melindungi dari virus itu, meskipun dapat diadaptasi jika diperlukan.
Profesor Kin-Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham Inggris mengatakan kepada BBC: "Saat ini kita dialihkan dengan virus corona dan memang benar begitu. Tapi kita jangan sampai lengah dengan potensi bahaya virus-virus baru."
Meskipun virus baru ini bukan masalah mendesak, dia mengatakan: "Kita seharusnya tidak mengabaikannya."
Profesor James Wood, Kepala Departemen Kedokteran Hewan Universitas Cambridge, mengatakan penelitian itu "muncul sebagai pengingat yang bermanfaat" bahwa kita terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen baru, dan hewan ternak, yang dengannya manusia memiliki kontak yang lebih besar dibandingkan dengan satwa liar, yang dapat bertindak sebagai sumber virus pandemi.
(mdk/bal)