Ilmuwan Temukan Partikel Polusi Udara dalam Organ Vital Janin, Picu Kematian Dini
Penelitian itu menjelaskan kualitas udara menentukan perkembangan dan kesehatan janin. Maka itu aturan yang mengatur kualitas udara perlu dibuat.
Berdasarkan penelitian terbaru, partikel beracun dari polusi udara dapat ditemukan dalam paru-paru, hati, dan otak dari janin yang belum lahir. Janin yang belum keluar dari kandungan dan belum menghirup udara pertamanya itu sudah mengalami dampak buruk dari polusi udara.
Ribuan partikel karbon hitam ditemukan di setiap milimeter kubik jaringan janin. Peneliti percaya, partikel polusi itu dapat masuk ke janin bayi melalui aliran darah dan plasenta janin.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
Ilmuwan yang menemukan pun sangat khawatir sebab perkembangan janin adalah tahap paling rentan di tengah kehamilan.
Sebelumnya peningkatan keguguran, kelahiran prematur, bobot bayi rendah, dan gangguan perkembangan otak memiliki hubungan dengan udara kotor. Studi terbaru juga menunjukkan jika polusi udara mampu menimbulkan efek panjang kehidupan bayi.
Polusi itu sendiri berasal dari hasil pembakaran kendaraan bermotor, rumah-rumah, pabrik-pabrik dan lain-lain. Bahan kimia beracun dan polusi pun beterbangan di udara.
Untuk melihat perbedaan, studi terbaru dilakukan pada ibu-ibu yang tidak merokok di wilayah dengan tingkat polusi udara rendah, yaitu Skotlandia dan Belgia.
“Kami telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa nanopartikel karbon hitam tidak hanya masuk ke plasenta trimester pertama dan kedua, tetapi juga menemukan jalan ke organ janin yang sedang berkembang,” kata Profesor Paul Fowler, dari Universitas Aberdeen Skotlandia, seperti dilansir The Guardian, Rabu (5/10).
“Yang lebih mengkhawatirkan adalah partikel-partikel ini juga masuk ke otak manusia yang sedang berkembang. Ini berarti nanopartikel mungkin berinteraksi langsung dengan sistem kontrol di dalam organ dan sel janin manusia,” lanjutnya.
Penelitian itu menjelaskan kualitas udara menentukan perkembangan dan kesehatan janin. Maka itu aturan yang mengatur kualitas udara perlu dibuat.
“Regulasi kualitas udara harus mengenali perpindahan polusi udara selama kehamilan dan bertindak untuk melindungi tahap perkembangan manusia yang paling rentan,” jelas Profesor Tim Nawrot dari Universitas Hasselt, Belgia.
Masyarakat pun juga harus bertindak untuk menjamin tingkat kualitas udara yang baik dengan mengurangi polusi udara.
“Studi baru ini sangat bagus – mereka telah menunjukkan dengan meyakinkan bahwa partikel masuk ke janin. Melihat partikel masuk ke otak janin meningkatkan risiko, karena ini berpotensi memiliki konsekuensi seumur hidup bagi anak,” jelas Profesor Jonathan Grigg dari Universitas Queen Mary London.
Grigg mengungkap penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
“Ini mengkhawatirkan, tetapi kami belum tahu apa yang terjadi ketika partikel-partikel itu bersarang di berbagai tempat dan perlahan melepaskan bahan kimianya,” jelas Grigg.
Sebelumnya sebuah laporan yang diterbitkan pada 2019 menunjukkan polusi udara dapat merusak seluruh organ manusia dan merusak sel-sel tubuh manusia. Bahkan partikel kecil berbahaya ditemukan dalam pembuluh darah. Miliaran partikel berbahaya pun juga ditemukan dalam penduduk-penduduk muda yang tinggal di kota.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan lebih dari 90 persen populasi dunia tinggal di tempat-tempat dengan polusi udara tinggi. WHO mengungkap jutaan kematian dini terjadi karena polusi itu.
Studi baru yang diterbitkan di Jurnal Lancet Planetary Health menjelaskan partikel-partikel kecil polusi udara dapat ditemukan di setiap sampel paru-paru, hati, otak, dan plasenta janin. Peneliti pun menemukan janin bayi rentan terkontaminasi jika ibu mereka tinggal di wilayah polusi udara tinggi.
Studi pada 36 janin yang diperiksa berumur 7 – 20 minggu menunjukkan adanya kontaminasi partikel polusi udara.
“Temuan ini sangat mencemaskan karena paparan ini mengganggu perkembangan organ,” jelas tim peneliti.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)