Indonesia-Norwegia kerja keras atasi tantangan HAM bersama
Norwegia merupakan negara pertama yang membuka dialog isu HAM dengan Indonesia.
Indonesia dan Norwegia bersama-sama duduk dan membahas mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri Indonesia, pagi tadi. Dalam acara tersebut, Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menegaskan Indonesia terus berupaya keras dalam mengatasi kasus HAM.
Keterlibatan Norwegia dalam dialog ini bukan tanpa alasan. Norwegia selama ini adalah negara pertama yang membuka dialog isu HAM dengan Indonesia.
-
Lukisan batu kuno di Norwegia itu menggambarkan apa saja? Lukisan batu itu menunjukkan ada dua sosok manusia berdiri bersama, kemungkinan sedang berburu, menurut para peneliti. Foto: Jan Magne Gjerde/NIKU via Ancient Pages Lukisan lainnya menunjukkan sebuah perahu yang sedang didayung. Ada juga lukisan yang menggambarkan binatang.
-
Siapa yang menemukan gelang dan koin Viking di ladang petani di Norwegia? Seorang ahli pendeteksi logam, Jørgen Strande, mendapat temuan luar biasa di ladang petani di Kabupaten Innlandet, Norwegia.
-
Kenapa aktivitas berburu di pegunungan Norwegia menurun pada abad ke-11? Hal tersebut menurut Barrett, mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah kota yang terjadi di seluruh Eropa selama periode ini.
-
Kapan lukisan batu di Norwegia itu diperkirakan dibuat? Arkeolog dari Norwegian Institute for Cultural Heritage Research, Jan Magne Gjerde memperkirakan lukisan itu berasal dari Zaman Perunggu, sekitar 5.000 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Selje, Norwegia? Peninggalan makam bersejarah di Selje, Norwegia, baru-baru ini mengungkap misteri mengenai petani pertama yang menetap di wilayah tersebut. Tim arkeolog dari University Museum of Bergen telah melakukan penggalian sejak April di situs pembangunan hotel baru di Selje, pantai Laut Utara barat daya Norwegia.
-
Apa yang ditemukan di Norwegia akibat mencairnya es di pegunungan? Cairnya es di Norwegia mengungkap lebih dari 2000 artefak manusia, beberapa di antaranya berasal dari tahun 4000 SM, sehingga memungkinkan arkeolog untuk merekonstruksi gambaran rinci tentang kehidupan di ujung utara Eropa.
Norwegia juga, ujar Menlu Retno, menjadi negara satu-satunya yang meneruskan kerja sama dialog isu HAM selama 14 tahun terakhir.
"Mengapa dialog kedua negara ini terus berlanjut. Pertama, dialog ini jauh dari hubungan yang saling menggurui," ujar Menlu Retno dalam pidato di Pejambon, Jakarta, Senin (30/5).
Kedua, kata Menlu Retno, kerja sama ini menghasilkan keuntungan bagi kedua negara. Adapun komitmen yang kuat dalam mempromosikan perlindungan HAM, menjadi dasar dialog terus terjadi.
Meski demikian, Menlu Retno meminta kedua negara untuk semakin fokus pada isu HAM yang lebih spesifik.
"Konflik dan perang terus terjadi di belahan dunia. Konflik dan perang menciptakan penderitaan manusia serta krisis humanitarian," tegas sang Menlu.
Bersama Menlu Norwegia Borge Brende, Menlu Retno berharap dialog kali ini bisa berdiskusi mengenai perlawanan terhadap xenophobia, ekstremisme dan ketidaktoleransian. Kontribusi banyak orang dalam hal ini termasuk generasi muda sangat penting, salah satunya adalah melalui sosial media yang bisa menyebarkan nilai HAM dan kebijaksanaan serta membentuk opini publik serta media mengenai radikalsasi dan ekstrimisme.
Banyak kolaborasi yang bisa dilakukan antara Indonesia dan Norwegia dalam level global terkait HAM. Kolaborasi itu antara lain, secara aktif terlibat dalam inisiatif eksemplari Norwegia dalam UN 70, yang diharapkan bisa memperkuat PBB menjadi lebih baik di masa depan.
Selain itu, diharapkan Norwegia bisa memberikan dukungan pada seminar 'Islam and Democracy Responding to The Challenges of Plularism and Security yang akan diadakan pada Agustus tahun ini.
(mdk/ard)