Ini pilot perempuan pertama yang berani kemudikan pesawat di Saudi
Padahal jangankan jadi pilot, kaum hawa di Saudi dilarang menyetir mobil.
Pertama dalam sejarah, sebuah maskapai asal Burnei Darussalam, Royal Brunei Airlines mendaratkan pesawatnya dengan pilot dan seluruh awak kabin berjenis kelamin perempuan. Padahal di Arab Saudi, jangankan mengemudikan pesawat, menyetir mobil pun dilarang bagi kaum hawa.
Keputusan ini diambil maskapai dalam memperingati hari kemerdekaan Brunei. Kapten Sharifah Czarena Surainy, senior pertama pejabat Dk Nadiah Pg Khashiem dan Senior pertama pejabat Sarian Nordin menerbangkan pesawat BIO81 ke negara Timur Tengah pada 23 Februari kemarin.
Kesempatan ini datang setelah tiga tahun Kapten Sharifa Czarena Surainy mengibarkan bendara sebagai pilot wanita pertama untuk pesawat penumpang di Asia Tenggara.
"Menjadi seorang pilot, umumnya orang melihat ini adalah dominasi profesi laki-laki," katanya kepada The Brunei Times pada 2012 silam, seperti dikutip laman Times of India, Selasa (15/3).
"Ini menunjukkan kepada generasi muda, khususnya wanita untuk dapat bermimpi dan meraihnya," ujar Surainy yang menyelesaikan sekolah pilotnya di Cabair Flying School di Cranfield.
Akibat aksinya mendaratkan pesawat dengan pilot dan seluruh awak kabin wanita, pihak maskapai mendapat sorotan oleh Arab Saudi. Diketahui, di beberapa tahun terakhir, perempuan Saudi mencoba melayangkan protes melalui media sosial terkait pelarangan menyetir mobil.
Menurut pandangan Direktur Hak Asasi Manusia Timur Tengah dan Afrika Utara, Sarah Leah Whitson, hal tersebut justru membuat kemunduran tersendiri bagi Saudi.
"Mereka kerap mengeluarkan janji palsu untuk mengakhiri protes perempuan Saudi yang menginginkan kesetaraan," ujarnya.