ISIS klaim kemarahan Raja Yordania memakan korban sipil
Pemerintah Yordania tidak percaya klaim ISIS tersebut dan sebut ISIS berbohong.
Kemarahan Raja Abdullah II kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai memakan korban dari kalangan sipil. Seorang tahanan ISIS yang merupakan relawan asal Amerika Serikat Kayla Mueller, di klaim tewas akibat serangan ke daerah kekuasaan ISIS oleh militer Yordania.
Dari laporan stasiun televisi CNN News, Sabtu (7/2), juru bicara pemerintah Yordania Mohammed al-Momani mengatakan negaranya saat ini sedang menyelidiki kebenaran kematian Kayla.
"Kami tidak percaya akan klaim ISIS karena tidak ada bukti yang bisa diperlihatkan mereka mengenai kematian tahanan akibat serangan Yordania," ujarnya.
"Apalagi kita tahu kalau ISIS ini merupakan teroris pembohong, ini buatan mereka untuk memanipulasi fakta dan opini publik," lanjutnya ketus.
Kayla Mueller berasal dari Arizona, Amerika Serikat. Dia lulus dari Universitas Arizona Utara dan menghabiskan bertahun-tahun sebagai relawan dan bekerja di sebuah klinik HIV/AIDS. Dia sudah berkelana kemana-mana, termasuk India dan Israel.
Pada akhir 2012, dia pergi ke Suriah bersama beberapa relawan Denmark dengan misi untuk membantu sesama.
Dia menjadi tawanan ISIS sejak Agustus 2013 usai meninggalkan rumah sakit di Aleppo, Suriah. Menurut sumber yang dekat dengan keluarga Mueller, ISIS juga pernah meminta tebusan hingga miliaran rupiah dengan batas waktu 13 Agustus 2014.
"Jika tidak membayar sampai batas waktu yang ditentukan, dia (Kayla) diancam akan dibunuh," kata sumber tersebut.