Jumlah Pemilih di Belanda Melonjak Hampir Dua Kali Lipat dari Pilpres Sebelumnya
Tahun 2014, keikutsertaan WNI dalam pilpres --yang datang langsung ke TPS-- sebanyak 2.328 orang, sementara tahun 2019 jumlahnya naik menjadi 4.530 orang.
Warga negara Indonesia (WNI) di Belanda Sabtu lalu sudah menyalurkan suaranya untuk Pemilihan Umum 2019.
Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Belanda mengatakan jumlah pemilih pada pilpres tahun ini hampir melonjak dua kali lipat dari pilpres sebelumnya.
-
Bagaimana Teungku Peukan dan pasukannya menyerang Belanda di Blangpidie? Tepat hari Jumat, 11 September 1926 Teungku Peukan bersama pasukan lainnya mulai melakukan serangan terhadap tentara Belanda di Blangpidie. Penyerangan tersebut membuat tentara Belanda kocar-kacir.
-
Mengapa Nyi Mas Gamparan melawan Belanda di Banten? Ia tak ingin warga Banten diremehkan oleh bangsa asing, terlebih kesewenang-wenangan Belanda yang menyiksa masyarakat Banten.
-
Apa yang dilakukan Nyi Mas Gamparan untuk melawan Belanda? Ia banyak melakukan penyerangan dari balik hutan, dan bersembunyi di pedalaman Banten.
-
Kapan Teungku Peukan gugur dalam pertempuran melawan Belanda? Tepat hari Jumat, 11 September 1926 Teungku Peukan bersama pasukan lainnya mulai melakukan serangan terhadap tentara Belanda di Blangpidie.
-
Dari mana pasukan Belanda memulai serangan ke Purwokerto? Pasukan ini berangkat dari Bandung, menduduki Cirebon, lalu memborbardir Tegal.
-
Aktivitas apa yang dilakukan oleh tentara Belanda di foto lawas yang dibahas? Deretan Potret Lawas Aktivitas Tentara Belanda di Indonesia yang Jarang Terekspos, Ada yang Bikin Sedih Belanda sudah menduduki Indonesia selama puluhan tahun lamanya. Sampai saat ini, banyak sekali rekam jejak tentara Belanda selama berada di tanah air.Ya, semua itu terekam dalam foto-foto lawas yang menggambarkan aktivitas tentara Belanda dengan masyarakat Pribumi. Ada beberapa momen yang mungkin tidak terpikirkan sampai saat ini alias unik dan bikin terkejut.Simak potret lawas tentara Belanda saat berada di Indonesia yang dihimpun merdeka.com berikut ini.
Menurut keterangan tertulis dari PPLN Den Haag, sebanyak 4.530 WNI telah mengikuti pemungutan suara. Ketua PPLN Den Haag 2019 Moeljo Wijono, --yang juga ketua PPLN Pemilu 2014, dapat membandingkan bahwa partisipasi pemilih dalam Pemilu tahun ini meningkat drastis.
"Tahun 2014, keikutsertaan WNI dalam pilpres --yang datang langsung ke TPS-- sebanyak 2.328 orang, sementara tahun 2019 jumlahnya naik menjadi 4.530 orang. Dengan kata lain, angka ini membengkak hampir dua kali lipat," tutur Moeljo dalam keterangan tertulis resmi dari PPLN Den Haag, Senin (15/4).
Suara alunan musik menggema di ruang tempat pemungutan suara (TPS) di Sekolah Indonesia Den Haag, Belanda, Sabtu lalu. Berbagai tenda-tenda menjajakan penganan khas Nusantara, turut mengisi sudut-sudut sekolah yang dipadati oleh para pemilih Warga Negara Indonesia (WNI).
Pengadaan sejumlah booth tersebut merupakan cara yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) bersama dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) Den Haag untuk menyemarakkan proses pemilu Indonesia serentak di Negeri Kincir Angin.
PPLN Den Haag juga melakukan inovasi seperti pendaftaran pemilih secara daring dan penggunaan barcode untuk para pemilih yang telah menggenggam formulir C6, sehingga seluruh proses bisa berlangsung lebih cepat.
Pemilih yang datang dari seluruh pelosok Belanda telah antusias menyambangi TPS sejak pukul 09.00 waktu setempat untuk menyalurkan hak pilihnya, di tengah suhu dingin meskipun sudah memasuki musim semi.
Selain itu, untuk pertama kalinya juga, partisipasi WNI di Belanda dalam Pemilu berhasil mencapai target KPU, yakni 50 persen. PPLN mengkalkulasi dari 11.744 WNI yang terdaftar di daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN) Belanda, sebanyak lebih dari 6.000 orang memberikan suaranya melalui TPS (4.530 orang) dan pos (1.400 orang).
Pemilu sebelum-sebelumnya, partisipasi WNI di Belanda paling banyak hanya mencapai 35 persen. "Jadi, pemilu tahun 2019 adalah rekor pemilih terbanyak sepanjang Pemilu diadakan di Belanda. Panitia sangat mengapresiasi warga yang sangat bersemangat menyalurkan hak pilihnya," pungkas Moeljo.
Lebih lanjut, Yance Arizona, anggota PPLN Den Haag, menyampaikan bahwa ini kali pertama PPLN mengadakan pemungutan suara di Sekolah Indonesia Den Haag, bukan di KBRI.
Menurutnya, PPLN telah gencar melakukan sosialisasi kepada WNI di Belanda dengan mengikuti kegiatan warga dan mahasiswa Indonesia di negara tersebut lebih dari satu tahun terakhir.
Demi kelancaran perjalanan para pemilih, PPLN menyediakan 3 unit bus untuk sebelas kali penjemputan WNI dari Den Haag Centraal Station menuju ke TPS, yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Membeludaknya jumlah pemilih kali ini sudah diprediksi oleh panitia, oleh karena itu penyelenggara menyediakan 5 TPS. Berbeda dengan pemilu 2014 yang hanya satu TPS dan berlokasi di KBRI Den Haag.
Besarnya antusias pemilih sempat membuat panitia melakukan penyesuaian untuk mengakomodasi pemilih menyalurkan hak pilihnya, sampai dengan penutupan TPS pada pukul 21.30 waktu setempat.
Usai pemungutan suara rampung dilaksanakan, penghitungan suara akan dilakukan pada hari Rabu, 17 April 2019, bersamaan dengan di Indonesia.
Ini merupakan aturan yang diberlakukan oleh KPU pusat di Jakarta agar hasil pemilu di luar negeri, termasuk di Belanda, tidak memengaruhi pemilih yang ada di Indoensia.
Reporter: Afra Augesti
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Petugas Pemilu di Fiji Jemput WNI ABK di Tengah Laut untuk Mencoblos
Bawaslu Minta 2 Petugas PPLN di Malaysia Dipecat
WNI di Sydney Tak Bisa Mencoblos, Bawaslu Rekomendasikan Pemungutan Suara Susulan
Bawaslu Didesak Usut Masalah Ratusan WNI di Sydney Tidak Bisa Mencoblos
Tak Diatur KPU, Waspadai Hoaks Hasil Exit Poll di Luar Negeri
SBY, BTP Sampai Artis Nyoblos di Luar Negeri, Inilah Pesan Mereka