Kecil Kemungkinan Iran-AS Akan Berperang, Ini Alasannya
Pekan lalu Iran menembak jatuh pesawat nirawak AS, RQ-4A Global hawk, yang dikatakan melanggar wilayah udara Iran di Teluk Oman.
Hubungan Iran dan Amerika Serikat kini disebut-sebut dalam kondisi di ambang perang setelah Presiden Donald Trump Mei tahun lalu memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015.
Pekan lalu Iran menembak jatuh pesawat nirawak AS, RQ-4A Global hawk, yang dikatakan melanggar wilayah udara Iran di Teluk Oman.
-
Kenapa presiden baru Iran ingin lebih dekat dengan Amerika Serikat? Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Mengapa pemerintah Iran memeriksa bandara? Dilansir Middle East Eye, Sabtu (3/8), menurut sejumlah sumber yang mengetahui penyelidikan dan berbicara kepada the New York Times, aparat keamanan juga memeriksa bandara internasional dan domestik Teheran dengan mengamati rekaman kamera ruang kedatangan dan keberangkatan serta memeriksa daftar penerbangan.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
AS mengatakan pesawat drone mereka sedang terbang di wilayah udara internasional ketika melintasi Selat Hormuz, rute penting kapal dagang.
Dikutip dari laman Anadolu, kamis (27/6), insiden itu membuat AS menyiapkan rencana serangan balasan namun Presiden Trump kemudian membatalkan serangan itu di detik-detik terakhir.
Rangkaian peristiwa itu memicu perdebatan soal apakah AS dan Iran bisa benar-benar terlibat perang sebenarnya.
Profesir Sayed Muhammad Marandi, pengamat politik Iran yang juga terlibat dalam negosiasi kesepakatan nuklir Iran pada 2015 mengatakan kecil kemungkinannya AS dan Iran akan berperang.
"Apa yang membuat AS tidak mengubah kebijakannya dari perang ekonomi ke konflik militer tebuka adalah fakta bahwa rudal buatan Iran kini bisa menghancurkan persenjataan AS yang paling canggih," kata dia kepada kantor berita Turki, Anadolu.
Dia meyakini perang AS dengan Iran bisa membuat bencana ekonomi global karena jika perang terjadi maka sumber gas dan minyak di Teluk Persia akan terancam dan Selat Hormuz akan ditutup.
©ISNA/AFP
Sadrodin Moosvi, direktur harian Iran Daily, menilai ditembak jatuhnya drone AS itu menunjukkan kemampuan militer Iran yang mumpuni.
"Itu menunjukkan ada banyak target AS di kawasan yang dalam kondisi rawan dan berada dalam jangkauan Iran," kata dia.
Banyak kalangan berpendapat Washington tidak akan mampu melancarkan perang di kawasan Asia Barat.
Bulan lalu militer AS mengumumkan mereka mengerahkan kapal induk Abraham Lincoln untuk mengantisipasi kemungkinan perang dengan Iran di Teluk Persia.
"Setelah beberapa pekan pamer kekuatan, kapal itu ditarik mundur karena Iran tidak mengubah posisinya terhadap AS," kata Syed Sajjad, pengamat Timur Tengah.
Marwa Usman, jurnalis dan pengamat politik Timur Tengah mengatakan pilihan untuk berperang tidak mendapat dukungan mayoritas dari rakyat Amerika dan Iran bisa berbalik membalas dengan keras.
"Pesan dari Teheran kepada Gedung Putih jelas: Iran akan tunduk kepada ancaman dan tekanan dan siap menghadapi perang total," ujar Usman.
Pengamat politik Ali Ahmadi mengatakan meski Iran dan AS paham perang bukan menjadi kepentingan mereka namun ketegangan yang terjadi bisa menimbulkan kesalahan perhitungan yang memicu konflik.
"Ketegangan ini disebabkan Washington meninggalkan kesepakatan nuklir Iran, menyebut Garda Revolusi sebagai organisasi teroris dan bersikap keras terhadap Iran," kata Ahmadi.
"Hanya Washington yang bisa mengendurkan ketegangan ini."
Bulan lalu pejabat AS menyalahkan Iran atas insiden penyerangan kapal tanker minyak di Teluk Oman namun Teheran membantah tuduhan itu dan Presiden Hasan Rouhani menuturkan Teheran tidak ingin berperang.
(mdk/pan)