Kejamnya Krisis Ekonomi, dalam Lima Hari Tiga Warga Libanon Bunuh Diri
Krisis ekonomi di Libanon yang diwarnai pemogokan dan unjuk rasa selama 50 hari memakan korban jiwa dengan cara yang mengenaskan. Tiga warga memilih bunuh diri dalam lima hari belakangan.
Krisis ekonomi di Libanon yang diwarnai pemogokan dan unjuk rasa selama 50 hari memakan korban jiwa dengan cara yang mengenaskan. Tiga warga memilih bunuh diri dalam lima hari belakangan.
Pria pengangguran 56 tahun dilaporkan bunuh diri Kamis lalu di rumahnya di selatan Libanon karena kesulitan keuangan. bekas buruh konstruksi, Nazih Aoun, diduga bunuh diri di rumahnya di Desa Tibnin, Provinsi Nabatiyeh.
-
Mengapa perekonomian Israel mengalami penurunan yang drastis? Serangan Hizbullah berdampak buruk pada bisnis dan pendidikan lokal di wilayah utara. Puluhan ribu pemukim terpaksa mengungsi. “Tujuan kami untuk menguras perekonomian musuh… telah tercapai,” kata pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 10 Juli.
-
Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat di Burundi? Laporan Bank Dunia Empat dari lima orang Burundi hidup dengan kurang dari USD 1,25 per hari atau di bawah Rp20.000 (asumsi kurs Rp15.300) Nilai pendapatan masyarakat Burundi tersebut setara tarif parkir mobil selama 4 jam di pusat perbelanjaan wilayah DKI Jakarta Pekerjaan sebagai Polisi di Burundi juga hanya dibayar senilai USD 14 untuk setiap bulan. Angka ini setara Rp215.000
-
Dimana serangan yang menyebabkan perekonomian Israel terpuruk? Serangan Hizbullah berdampak buruk pada bisnis dan pendidikan lokal di wilayah utara. Puluhan ribu pemukim terpaksa mengungsi. “Tujuan kami untuk menguras perekonomian musuh… telah tercapai,” kata pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 10 Juli.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Bagaimana Mbah Abdul Bahri merasakan kondisi ekonomi di zaman sekarang? Mbah Abdul Bahri mengatakan, dibandingkan zaman dulu, ia merasakan kondisinya secara ekonomi lebih bagus di zaman sekarang. Ia bercerita, dulu petani yang belum bayar pajak harus sampai dikejar-kejar. Pada zaman sekarang, pendekatan untuk menagih pajak cenderung lebih halus. “Dulu sampai diancam. Kalau nggak bayar pajak, rumahmu akan dijual,” kata Mbah Abdul Bahri.
"Nazih Aoun (almarhum) ditemukan tewas di rumahnya. Kami belum memastikan kematiannya karena bunuh diri. Kami sudah memberi tahu polisi yang kemudian datang ke lokasi dan memanggil tim forensik untuk memeriksa dan menentukan penyebab kematian. Bisa jadi meninggal secara normal, bunuh diri, serangan jantung atau pembunuhan," kata pejabat daerah bernama Hussain, seperti dilansir laman Gulf News, Jumat (6/12).
©Gulf News
"Aoun lahir pada 8 Juli 1964. Dia punya empat anak yang tinggal di Jerman. Dia miskin dan sudah jadi pengangguran selama lebih dari setahun. Tahun lalu dia menjual sayuran di gerobak dan sebelumnya dia pekerja konstruksi."
Kematian Aoun diduga akibat bunuh diri ini adalah yang ketiga dalam lima hari belakangan di Libanon.
Terlilit Utang
Rabu lalu seorang laki-laki bernama Dany Abu Haidar, 40 tahun, menembak diri sendiri dengan senapan berburu karena punya utang sekitar Rp27 juta di Beirut. Kejadian itu terjadi setelah dia dilaporkan baru dipecat dari pekerjaannya.
Sekitar pukul 10.30 Rabu lalu, Haidar menembak dirinya di rumah keluarganya di Al Naba setelah dia dipecat dari pekerjaannya di perusahaan lampu.
Dalam wawancara televisi ayah Haidar menyalahkan para pemimpin negara dan tokoh politik yang membuat Libanon mengalami krisis.
"Dia pulang ke rumah pukul 10.30. Ibunya sedang menjemur pakaian dan istrinya sedang membersihkan karpet. Dia memegang senapan berburu. Sewaktu saya apakah dia akan pergi berburu, dia jawab iya. Beberapa detik kemudian dia menembak kepalanya sendiri," kata sang ayah.
Sejak 17 Oktober, Libanon dilanda unjuk rasa besar-besaran memprotes praktik korupsi dan kesalahan tata kelola pemerintahan hingga menyebabkan krisis ekonomi.
"Dia meninggalkan keluarganya. Kemarin dia masih baik-baik saja. Supermarket meneleponnya dan meminta dia segera membayar utang sekitar Rp27 juta, dia marah dan mengatakan dia tidak bisa membayar dan harus menunggu sampai demo usai."
Ibu Haidar mengatakan gaji putranya itu baru saja dipotong separuh dan dia kemudian pindah ke rumah orangtuanya.
"Bakar saja negeri ini. Saya akan membakar jalanan. Hati saya terbakar," kata ibu Haidar menyebut para demonstran.
Perusahaan Dabbas, tempat Haidar bekerja, mengeluarkan pernyataan bela sungkawa dan membantah telah memecat dia.
Tak Mampu Belikan Anak Roti
Dua hari sebelum Haidar, Naji Al Fulaiti, berusia 40an tahun gantung diri di atap rumahnya di Desa Arsal, dekat perbatasan Suriah. Ali Al Fulaiti, sepupu dari korban mengatakan kepada Gulf News: "Raneen, putrinya yang berusia enam tahun pagi-pagi minta uang untuk membeli roti buat sarapan. Al Fulaiti tidak punya uang lagi di dompetnya. Putrinya sedih lalu pergi. Tak lama dia lalu gantung diri di rumahnya."
Tiga bulan sebelumnya Fulaiti masih bekerja sebagai buruh konstruksi di Arsan, sekitar 124 kilometer dari Beirut di Lembah Bekaa.
Ali sedang minum kopi bersama istrinya sekitar pukul 06.00 ketika dia mendengar teriakan dari rumah sepupunya.
"Saya bergegas keluar dan melihat ayah Naji berteriak. Dia sudah mengikat tali ke atap dan mengikatkannya ke lehernya lalu melompat sampai mati. Kami lalu segera melepaskannya dan membawanya ke rumah sakit Al Rahma dengan mobil saya. Tapi dia sudah meninggal," kata sepupu Fulaiti.
Dia rupanya punya utang sebesar Rp6,4 juta dan anaknya ada dua. Fulaiti dimakamkan Minggu sore lalu.
"Dia pengangguran selama tiga bulan. Naji (Fulaiti) tidak pernah meminta uang kepada siapa pun. Seperti warga Libanon lainnya, kondisi ekonomi memaksa dia meminjam uang dari tetangga dan toko untuk menghidupi keluarganya. Uangnya habis untuk mengobati sakit kanker istrinya," kata Ali.
"Saya bertemu dia Sabtu. Kami ngobrol soal kondisi ekonomi. Dia tampak normal dan tidak seperti mau bunuh diri. Mungkin dia tidak tahan melihat wajah putrinya ketika dia minta uang," ujar Ali.
(mdk/pan)