Kemajuan Teknologi, Dokter China di Roma Sukses Lakukan Operasi Jarak Jauh Terhadap Pasien di Beijing, Begini Caranya
Kemajuan Teknologi, Dokter China di Roma Sukses Lakukan Operasi Jarak Jauh Terhadap Pasien di Beijing, Begini Caranya
Dokter itu melakukan operasi prostat kepada pasien di Beijing, China.
Kemajuan Teknologi, Dokter China di Roma Sukses Lakukan Operasi Jarak Jauh Terhadap Pasien di Beijing, Begini Caranya
Seorang dokter bedah asal China sukses melakukan operasi jarak jauh pertama di dunia menggunakan robot. Operasi itu dilakukan di Roma, Italia terhadap pasien di Beijing, China.
-
Siapa yang mengajarkan cara melakukan operasi caesar pada zaman Romawi? Soranus, seorang dokter Romawi, menyarankan berbagai metode untuk membantu persalinan yang sulit, tetapi tidak pernah mempertimbangkan membedah ibu yang masih hidup.
-
Siapa yang melakukan operasi pertama sebagai Dokter Bedah? Selamat kepada @charlotteramadhan atas keberhasilan operasi pertamanya sebagai Dokter Bedah! Alhamdulillah, semua berjalan lancar!
-
Di mana tengkorak-tengkorak dengan tanda operasi rumit itu ditemukan? Ahli antropologi menemukan tengkorak kuno di wilayah Paliokastro di pulau Thasos, Yunani.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Bagaimana cara dokter melakukan operasi bypass jantung? Dalam prosedur ini, pembuluh darah dari kaki (vena saphena), dada (arteri mamaria interna), atau lengan (arteri radialis) digunakan sebagai cangkokan.
-
Kenapa Memes Prameswari melakukan operasi caesar? Akhirnya, Memes menjalani operasi caesar untuk melahirkan bayi kembarnya, sesuai rekomendasi medis untuk kelahiran anak kembar. "Jadi karena berbahaya untuk melahirkan normal, lebih baik caesar. makanya sih ya untuk anak gitu," pungkasnya.
Operasi ini merupakan prosedur pengangkatan prostat robotik jarak jauh lintas benua pertama di dunia.
Operasi jarak jauh atau telesurgery menggunakan konsol bedah yang terhubung dari jarak jauh yang melintasi 8.000 km ke satu set lengan robot dengan bantuan jaringan 5G dan koneksi serat optik.
“Telesurgery adalah salah satu arah pengembangan yang paling penting pada masa depan pembedahan,” kata Zhang Xu, direktur urologi di Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, yang melakukan pembedahan, menurut laporan dari situs berita resmi PLA.
Bedah teleskopik ini dilakukan dengan bantuan robot yang dikendalikan dari jarak jauh sehingga dokter bedah dan pasien tidak perlu berada di lokasi yang sama.
Prosedur ini menggunakan konsol yang menampilkan gambar real-time dari pasien, sehingga memungkinkan dokter bedah untuk
mendeteksi gerakan dan mengarahkan lengan robot yang melakukan operasi.
Prosedur ini menggunakan konsol yang menampilkan gambar real-time dari pasien, sehingga memungkinkan dokter bedah untuk mendeteksi gerakan dan mengarahkan lengan robot yang melakukan operasi.
Sementara Zhang melakukan prostatektomi radikal dari Italia, tim medis dan ahli bedah cadangan berada bersama pasien di China di mana lengan robotik menyesuaikan setiap gerakan yang dilakukan Zhang untuk mengangkat jaringan kanker.
"Masalah terbesar dengan operasi jarak jauh adalah komunikasi, dan apakah ada penundaan. Pembedahan hari ini pada dasarnya tidak ada penundaan dan hampir sama dengan pembedahan di tempat,” kata Zhang, menurut laporan dari stasiun televisi pemerintah CCTV.
Jarak komunikasi dua arah antara Zhang dan pasiennya adalah lebih dari 20.000 km, tantangan yang cukup besar karena jarak yang lebih jauh dapat menyebabkan lebih banyak latensi, atau penundaan, antara konsol dokter bedah di satu lokasi, dan respons lengan robot di lokasi lain.
Dalam hal ini, jaringan telekomunikasi 5G China membantu menurunkan penundaan menjadi latensi 135 milidetik, lebih rendah dari latensi 200 milidetik yang diidentifikasi oleh berbagai penelitian sebagai ideal untuk bedah jarak jauh.
Sebelum bedah prostat, Zhang dan timnya telah melakukan lebih dari seratus studi eksperimental pada hewan yang melibatkan operasi jarak jauh, serta operasi eksplorasi dan uji coba sampel kecil pada pasien manusia, menurut laporan dari People's Daily.
Tim ini juga telah melakukan operasi simulasi untuk menguji penundaan antara Roma dan Beijing.
“Masa depan adalah sekarang!” tulis Michael Stifelman, kepala urologi di Hackensack University
Medical Center di Negara Bagian New Jersey, Amerika Serikat, di X. Dia mengatakan seolah-olah Zhang berada di ruangan yang sama dengan pasien.
Zhang mengatakan kepada CCTV, telesurgery dapat digunakan untuk aplikasi medis militer di masa depan, dan mereka berencana untuk memasang peralatan bedah jarak jauh untuk tim SAR internasional China.