Kemampuan Coding Anak 10 Tahun Curi Perhatian Google, Facebook & Microsoft
CoderBunnyz merupakan sebuah board game yang mengajarkan para pemainnya, yakni anak usia 4 tahun ke atas tentang konsep coding program.
Sepintas, Samaira Mehta tak berbeda dengan anak-anak berusia 10 tahun pada umumnya. Lewat akun Instagram, kita bisa melihat kegiatannya sehari-hari seperti berjualan minuman limun, berenang, hingga menari.
Namun demikian, ada hal menarik dari Mehta. Gadis yang jago coding ini ternyata merupakan founder sekaligus penemu dari CoderBunnyz.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang membuat Jakarta semakin Instagramable? Jakarta dibangun lebih kekinian. Kalau kata anak sekarang, 'Instagramable Banget' Halte Transjakarta tak sekadar tempat naik turun penumpang. Sambil nunggu bus, kini bisa berselfie ria.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
CoderBunnyz merupakan sebuah board game yang mengajarkan para pemainnya, yakni anak usia 4 tahun ke atas tentang konsep coding program. Lewat game ini, anak diminta untuk mengarahkan kelinci untuk makan wortel. Namun, untuk makan wortel mereka diajak berpikir, dalam hal ini membuat code yang bisa melancarkan jalan si kelinci sampai ke tujuan.
"CoderBunnyz secara umum mengajarkan segala konsep yang dibutuhkan dalam program komputer kepada anak-anak," kata Mehta dikutip dari CNBC, Selasa (30/4).
Dalam game ini, anak diajarkan konsep mendasar coding seperti pengurutan, persyaratan konsep loop, fungsi, stack, antrean, daftar, dan lain-lain.
Belajar Coding Sejak Usia 7 Tahun
Mehta mengatakan, dirinya mulai mengonsep game board tersebut saat usia 7 tahun. Itu dilakukan ketika sang ayah yang merupakan engineer mengajarkannya cara untuk meng-coding.
Seiring dengan upayanya meng-coding, dia memperhatikan ada celah di pasar untuk produk yang membantu anak-anak belajar programming computer.
Dia mulai dengan membuat sketsa gim tersebut. Kemudian dengan bantuan keluarganya, Mehta terhubung dengan desainer grafis dan produsen gim di Tiongkok dan Selandia Baru. Setelah bertukar email, Mehta memilih produk yang menurutnya tepat.
"Keluarga saya sangat terlibat dalam bisnis ini," katanya.
Sang ibu mengawasi bidang pemasaran dan media sosial sementara adik lelakinya bertugas menguji game.
Dilirik Facebook, Microsoft, Intel Hingga Google
Setelah membesut gim CoderBunnyz, Mehta juga membuat game keduanya yang bernama CoderMindz. Gim ini merupakan board game yang mengajarkan anak tentang konsep kecerdasan buatan melalui bahasa pemrograman Java.
"Saya sangat menyukai coding. Saya ingin anak-anak lain juga merasa demikian, sebab codingmerupakan sebuah masa dean dan pada pekerjaan inilah dunia akan bergantung, pada 10 atau 15 tahun lagi," kata Mehta.
Dia menambahkan, jika anak-anak ingin belajar coding sekarang, nanti saat dewasa mereka bisa menjadikan coding (engineer) sebagai kesempatan untuk berkarier.
Sejauh ini, dia telah membukukan pendapatan USD 200 ribu (setara Rp 2,8 miliar) sejak April 2018 dan menjual 6.000 board game CoderBunyz. Mehta pun kembali menginvestasikan uangnya untuk gim, menabung untuk kuliah, dan
mendonasikan sisanya.
Dia juga menjual gim tersebut lewat internet serta menyimpannya di garasi. Pada awal gim ini dirilis, Mehta dan keluarga sempat kewalahan menangani pesanan yang masuk. Namun kemudian dia mulai memiliki tim yang membantu masalah pengepakan dan Amazon mulai membantunya berjualan.
Bisnis yang berkembang ini membuat Mehta dilirik oleh perusahaan teknologi terkemuka seperti Facebook, Microsoft, hingga Intel. Mehta mendapat kesempatan untuk mengisi materi workshop bagi keluarga karyawan dan anak-anaknya tentang coding.
Namun, yang paling menyenangkan adalah Mehta berkesempatan untuk bertemu dengan Chief Cultural Officer Google, Stacy Sullivan.
"Dia bilang, jika saya dewasa nanti, saya mungkin bisa bekerja di Google, jika saya mau. Dia juga mengatakan, saya mungkin bisa memiliki perusahaan sendiri," tutur Mehta yang senang bisa bertemu dengan Sullivan.
Mehta pun mengatakan, Sullivan menginspirasinya untuk bekerja lebih keras.
Tidak hanya itu, Mehta juga pernah mendapatkan semangat dari mantan ibu negara Amerika Serikat, Michelle Obama. Pada 2016, Michelle Obama pernah menuliskan surat pada gadis 10 tahun itu.
"Sangat keren bisa menerima surat dari beliau. Dia menyemangati saya untuk terus bekerja keras dan saya adalah inspirasi untuk banyak orang," ucapnya.
Saat ini, gadis 10 tahun itu masih fokus membuat CoderBunnyz sukses sekaligus belajar di sekolah. Dia menyebut. Ke depan, dia ingin kuliah di kampus impiannya yakni Stanford University dan menggapai impiannya sebagai wirausahawan.
"Sekarang saya sudah menjadi wirausahawan. Namun saya ingin memperluas itu menjadi wirausahawan yang mampu membantu orang lain dan komunitas," ucap Mehta.
Reporter: Agustin Setyo Wardani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)