Lima negara dengan pendukung sepak bola paling rasis sejagat
Mereka jadi borok dalam olahraga penuh sportifitas ini.
Sepak bola memang olahraga digemari hampir seluruh warga dunia. Meski menggembirakan dan membawa keceriaan tersendiri ada penggemar-penggemar bola rasis tingkat tinggi. Ini satu kecacatan olahraga itu.
Situs therichest.com melansir sekitar lima negara sejagat yang pendukung sepak bolanya paling rasis dan tidak memberi tempat bagi lawan.
Negara mana saja? Berikut ulasannya.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang berhasil ditanam oleh para ilmuwan Rusia di Antartika? Para ilmuwan telah berhasil menanam semangka di tempat yang tidak terduga: Antartika.
Rusia
Rusia memiliki catatan buruk soal penggemar rasis sepak bola. Pemikiran warga pecinta bola di sana benar-benar mundur dan tak dapat dipercaya. Contoh nyata, pada 2008 selama pertandingan Liga Eropa 2008 antara tim asal Rusia Zenit St Petersburg dan tim asal Prancis Olympique Marseille, penggemar asal Ibu Kota Moskow mengejek tim Ibu Kota Paris.
Mereka mengejek pemain kulit hitam asal tim Marseille dan melemparkan kulit pisang serta bergaya ala monyet. Pada 2013 mereka juga menghina pesepak bola Peter Odemwingie kelahiran Nigeria awalnya memperkuat tim Rusia Lokomotiv Moscow lalu ditransfer ke tim West Brom, Inggris. Mereka menggunakan spanduk seperti gambar di atas dan ini telah melampaui batas kesopanan dan moralitas.
Italia
Italia salah satu negara biang bola dan menjadi tuan rumah bagi beberapa tim besar dunia seperti AC Milan, Inter Milan, Juventus, dan lain-lain. Namun di luar itu negara ini punya penggemar sepak bola paling rasis bahkan Liga Serie A juga salah satu liga paling korup dan rasis.
Korban kerasisan penggemar sepak bola yakni Mario Balotelli. Salah satu striker muda dan bersinar berdarah Ghana ini terus menerus diejek dan dicemooh oleh penyuka olahraga ini. Selain itu ada pula Kevin Price Boateng asal Ghana yang bermain untuk AC Milan. Selama pertandingan Milan melawan tim Pro Patria Price diejek dan dilecehkan saat membawa bola. Akhirnya kesal, dia menendang bola ke arah penonton dan seluruh anggota tim berjalan ke luar lapangan demi solidaritas pada Price.
Inggris
Liga Inggris tak diragukan menjadi liga terkuat dan paling bergengsi di jagad sepak bola. Pemain di sana juga beragam bangsa. Namun bukan berarti mereka bebas dari persoalan rasisme bahkan sesama pesepak bola.
Persoalan Patrice Evra dari klub Manchester United misalnya. Dia mengaku sepanjang pertandingan melawan klub Liverpool dirinya terus diejek oleh Luis Suarez, bintang lapangan hijau yang mendapat julukan penghisap darah lantaran keseringan menggigit pemain lawan. Begitu juga saat striker klub Newcastle United Ahmad Hosam Mido asal Mesir sering dipanggil teroris oleh penggemar Westham, hingga pelatih klub Chelsea asal Israel Avram Grant pun diejek bangsa banci oleh penggemar Chelsea sendiri.
Spanyol
Spanyol juga menjadi negara yang penggemar sepak bolanya rasis. Bahkan pada pra Piala Dunia tahun ini ada insiden rasisme sangat mencoreng muka Liga Spanyol. Pemain berdarah Brasil Dani Alves bergabung di klub Barcelona dilempar pisang oleh penonton. Ini dilakukan lantaran dia berkulit gelap.
Alih-alih mengabaikan buah itu, Alves malah memungut pisang tersebut dan memakannya. Sikapnya ini langsung mengundang empati warga dunia dan mereka menyebut Alves melakukan pukulan pintar serta telak bagi pelaku rasisme. Sementara pemain asal Senegal Pape Diop yang berlaga untuk klub Levante joget-joget di depan pendukung klub Athletico Madrid yang mengejeknya sepanjang permainan.
Jerman
Jerman memang telah memukul telak Brasil dalam semi final Piala Dunia tahun ini namun sikap pendukung mereka jika dibandingkan dengan Negeri Samba sangat jauh. Pendukung tim panser punya perilaku buruk rasisme yang tak patut dicontoh.
Kelakuan rasis mereka bahka terjadi di ajang Piala Dunia. Dua pendukung Jerman berkulit putih menghitamkan wajah mereka saat tim panser melawan Ghana.