Maraknya Kasus Penembakan Massal di AS dalam Tiga Bulan Terakhir
Insiden penembakan massal di Amerika Serikat marak terjadi dalam tiga bulan terakhir. Terbaru, penembakan massal terjadi di salah satu SMA di California, menewaskan dua pelajar.
Insiden penembakan massal di Amerika Serikat marak terjadi dalam tiga bulan terakhir. Terbaru, penembakan massal terjadi di salah satu SMA di California, menewaskan dua pelajar. Pelakunya adalah salah satu pelajar yang melepaskan tembakan saat kelas baru dimulai.
Pelaku yang tak disebutkan namanya oleh polisi mengeluarkan pistol kaliber 0,45 kaliber dari ranselnya dan melepaskan tembakan dalam hitungan detik saat baru memasuki kelas. Dia menyisakan satu peluru untuk dirinya sendiri. Saat kejadian, pelajar ini sedang berulang tahun ke-16.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa kata majemuk penting? Kata majemuk memiliki peran penting dalam memperkaya kosakata bahasa dan memberikan nuansa yang lebih kaya pada ekspresi bahasa.
-
Mengapa kata-kata mutiara Paskah penting? Dengan kata-kata mutiara Paskah, Anda juga bisa belajar memaknai perayaan Paskah dengan lebih bijak.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
Pelajar bersenjata itu selamat dari luka tembak setelah menembak kepalanya, namun demikian kondisinya disebut kritis di rumah sakit, kata pejabat penegak hukum.
Kapten Kent Wegener dari Departemen Kepolisian Wilayah Los Angeles menyampaikan kepada reporter, insiden keseluruhan, terekam dalam rekaman video, butuh 16 detik ketika pemuda itu berdiri di satu tempat dan menembaki siswa satu demi satu.
"Tepat dari dimana dia berdiri, dia tak mengejar siapapun, dia menembak dari tempat dia berdiri sampai dia menembak dirinya sendiri," kata Wagener, dilansir dari Reuters, Jumat (15/11).
Insiden di SMA Saugus itu mengingatkan sejumlah insiden tembakan massal di sekolah AS, termasuk di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, dimana seorang mantan siswa di sekolah itu menembakkan senjatanya dan menewaskan 17 orang pada 14 Februari 2018 lalu.
Insiden ini adalah kasus ke 85 penembakan di sekolah tahun ini, menurut Everytown, sebuah kelompok advokasi pengendalian senjata. Insiden ini akan kembali menyalakan perdebatan kontrol senjata dalam pemilihan presiden 2020.
Selain insiden penembakan di SMA Saugus, dalam tiga bulan terakhir ada beberapa insiden serupa di sejumlah negara bagian seperti dirangkum berikut ini:
Penembakan Texas, Lima Tewas
Aksi penembakan massal di Texas, Amerika Serikat menewaskan lima orang pada awal September lalu. Insiden ini juga menyebabkan sekitar 20 orang terluka termasuk tiga polisi.
Dilansir dari laman BBC, polisi mengatakan tidak semua terluka akibat ditembak. Beberapa mungkin terluka akibat terkena kaca mobil yang hancur ketika terkena peluru.
Polisi menuturkan insiden hari Sabtu itu dimulai pada pukul 15.00 waktu setempat setelah dua petugas Departemen Keamanan Publik Texas menepikan kendaraan berisi pria bersenjata di antara kota Mindland dan Odessa.
Pengendara lalu menembaki polisi, kemudian meninggalkan kendaraannya dan mencuri sebuah truk. Dia melanjutkan aksinya dengan menembak sejumlah pengendara dan pejalan kaki di beberapa lokasi.
Pelaku ditembak mati oleh polisi di area kompleks bioskop. Pelaku berusia sekitar 30-an.
Rumah Sakit Pusat Medis Odessa mengatakan anak di bawah umur termasuk yang dirawat. Tujuh pasien lainnya mengalami luka serius.
Jaksa Agung Texas Ken Paxton mengatakan sangat mengerikan melihat tindakan yang tidak masuk akal.
Pada pernyataan lain, Gubernur negara bagian itu Greg Abbott mengatakan tidak akan membiarkan Negara Lone Star dikuasai oleh kebencian dan kekerasan. Menurutnya, mereka akan bersatu seperti yang selalu dilakukan orang Texas dalam memerangi tragedi ini.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada cuitan di Twitternya mengatakan ia terus mendapatkan informasi tentang penembakan yang terjadi di Texas.
Wakil Presiden Mike Pence bertekad untuk bekerja sama dengan para pemimpin di kedua partai di Kongres untuk mengambil langkah mengatasi dan menghadapi kekerasan massal di negaranya.
Penembakan Dekat Gedung Putih
Pada pertengahan September lalu aksi penembakan terjadi di kawasan Columbia Heights, Washington D.C sekitar 3 kilometer dari Gedung Putih. Stasiun televisi WJLA-TV, pada laman Twitter, mengunggah foto yang menunjukkan ambulans membawa korban dari tempat kejadian dan mengatakan polisi siaga "besar-besaran" di persimpangan 14th Street dan Columbia Road.
Dilansir dari laman the Straits Times, Jumat (20/9), polisi mengatakan peristiwa ini menyebabkan satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
Belum ada kejelasan mengenai apakah tersangka telah ditangkap dalam kejadian itu, tapi aparat keamanan memberi keterangan kepada Reuters bahwa kondisi saat ini tidak dianggap sebagai situasi "penembakan aktif".
Lima korban yang terluka akibat penembakan tersebut diperkirakan selamat, kata sumber kepolisian.
Halloween Berdarah
Pesta Halloween di California berakhir tragis setelah terjadi aksi penembakan massal. Tiga orang tewas dan sembilan orang lainnya terluka dalam insiden tersebut di sebuah rumah di Long Beach pada Selasa (29/10) malam waktu setempat.
Departemen Pemadam Kebakaran Long Beach mengatakan para pejabat dipanggil ke rumah sekitar pukul 22.44. Mereka menemukan apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai insiden korban massal.
"Petugas pemadam kebakaran tiba di rumah itu untuk suatu pemandangan yang jelas penuh dengan kekacauan. Ada 12 pasien yang terlibat dalam insiden ini," jelas Departemen Pemadam Kebakaran Long Beach dalam pernyataannya, dilansir dari LA Times, Rabu (30/10).
Departemen tersebut juga membenarkan tiga orang tewas dan sembilan lainnya terluka. Namun demikian kondisi mereka tidak dipublikasikan. Sejauh ini belum dapat dipastikan apakah pria bersenjata itu masih buron.
Penembakan itu terjadi di sebuah rumah di 7th Street dekat Temple Avenue. Beberapa saksi mata di tempat kejadian mengatakan mungkin ada pesta Halloween di rumah itu ketika suara tembakan terdengar.
Richard Villalobos (41) yang tinggal tak jauh dari lokasi penembakan itu mengaku mendengar suara tembakan dan kurang dari 10 menit kemudian sirene polisi. Beberapa warga mendengar hingga 20 tembakan. Oswaldo Morales (47) mengatakan berada di daerah itu ketika mendengar beberapa putaran tembakan - sekitar 17 tembakan.
Setelah itu suasana hening dan tak terdengar suara apapun. Selang beberapa menit dia kembali mendengar suara tembakan dan kendaraan polisi melewati daerah itu.
(mdk/pan)