Membaca Perubahan Sikap Trump, Melunak Pada Korea Utara dan Iran
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin mengatakan negaranya tidak menginginkan ada perubahan rezim di Iran.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin mengatakan negaranya tidak menginginkan ada perubahan rezim di Iran. Ketegangan antara AS dan Iran belakangan memuncak menyusul Negeri Paman Sam yang menambah jumlah pasukan ke kawasan Timur Tengah dengan alasan akan menghadapi ancaman Iran.
"Saya kenal banyak orang dari Iran. Mereka adalah orang-orang hebat. Mereka punya kesempatan jadi negara hebat dengan pemimpin yang sama," ujar Trump dalam jumpa pers di Tokyo dalam kunjungan kenegaraan, seperti dilansir laman Arab News, Senin (27/5).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Kapan Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara? Sebagai informasi, beberapa waktu yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Korea Utara (Korut). Saat tiba di Pyongyang pada Rabu (19/6/2024) Putin terlihat disambut dengan karpet merah dan pelukan hangat dari Kim Jong Un.
-
Di mana Korea Utara terletak? Korea Utara merupakan negara yang terletak di Asia Timur. Ibu kotanya bernama Pyongyang dan berseberangan dengan Korea Selatan.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
"Kami tidak ingin perubahan rezim. Saya ingin tegaskan itu. Kami hanya ingin tidak ada lagi senjata nuklir. Saya tidak ingin menyakiti Iran sedikit pun," kata Trump.
Jumat lalu AS mengatakan mengerahkan 1500 personel tentara tambahan ke Timur Tengah untuk menghadapi ancaman dari Teheran.
Sejak Trump memutuskan menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional tahun lalu, ketegangan dengan Iran kian memanas.
Dalam jumpa pers kemarin Trump kembali menyayangkan 'kesepakatan nuklir yang buruk dengan Iran' tapi dia juga masih terbuka dengan negosiasi baru.
"Menurut saya kita akan bersepakat," kata Trump.
Beberapa jam sebelumnya Trump juga berkukuh: "Saya percaya Iran akan mau berbicara dan jika mereka mau berdialog, kami juga mau."
Pernyataan Trump yang terdengar lebih berkompromi terhadap Iran juga sama dengan sikapnya kepada Korea Utara. Dalam kunjungan ke Jepang sejak kemarin, isu Pyongyang menjadi agenda penting dalam lawatan Trump ke Jepang.
Presiden AS yang sudah dua kali bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu menyebut Kim sebagai sosok pria yang cerdas dan berniat untuk melakukan denuklirisasi.
"Dia paham, dengan nuklir hanya hal buruk yang akan terjadi. Dia orang yang cerdas dan cukup paham," ujar Trump seraya mengulangi lagi perkataan yang menyebut Korut punya potensi ekonomi yang luar biasa.
Trump juga sekali lagi mengabaikan peluncuran roket Korut di bulan ini. Padahal Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyebut uji coba peluncuran roket Korut itu melanggar resolusi PBB.
"Orang saya berpendapat itu adalah pelanggaran. Saya melihatnya itu hanya tindakan orang yang ingin mencari perhatian," kata Trump.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berkeras dia ingin bertemu langsung dengan Kim Jong-un untuk membahas masalah denuklirisasi ini dan mengangkat isu warga Jepang yang diculik di Pyongyang.
Baca juga:
Reaksi Donald Trump Saat Tonton Turnamen Sumo Bareng PM Jepang
Donald Trump Kunjungi Kaisar Baru Jepang
Trump Jadi Pemimpin Asing Pertama Bertemu Kaisar Baru Jepang
Gempa Guncang Jepang Jelang Kedatangan Donald Trump
Donald Trump Sebut Indonesia Berhasil Jadi Contoh Negara Demokrasi
5 Fakta Baru di Balik Lanjutan Perang Dagang dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia