Mengaku Jadi Mata-Mata, Dua Warga Iran Ditangkap di AS
Dua warga Iran mengaku sebagai mata-mata ditangkap di AS dan tengah menghadapi persidangan.
Ahmadreza Mohammadi-Doostdar (39), pemegang kewarganegaraan AS dan Iran, dan Majid Ghorbani (60), warga Iran dan penduduk, mengakui tuduhan mata-mata dan mengumpulkan informasi identitas warga AS yang menjadi anggota kelompok pembangkang Iran Mujahedin-e Khalq (MEK).
Pada 8 Oktober lalu, Doostdar mengajukan pledoi atas tuduhan sebagai agen pemerintah Iran tanpa memberi tahu Jaksa Agung dan tuduhan konspirasi. Pada 4 November 2019, Ghorbani mengajukan pledoi atas satu tuduhan melanggar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional, dan Peraturan Transaksi dan Sanksi Iran.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Siapa yang memimpin pasukan Mataram saat menyerang Batavia? Saat itu pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung mengirimkan prajuritnya ke Batavia untuk menyerang Belanda.
-
Apa yang dimaksud dengan zenit matahari? Matahari berada di titik zenit ketika posisinya tepat di atas kepala pengamat atau berada di titik tertinggi di langit.
-
Kapan Meisya Siregar mengunjungi Vila Mataram? Meisya Siregar dan keluarganya mengunjungi Vila Mataram pada Jumat (5/1/24).
-
Apa yang terjadi pada Bumi saat menjauh dari Matahari? Astronom di University of California, Brian DiGiorgio, menjelaskan, saat Bumi menjauh dari matahari, Bumi akan lebih redup.
-
Kapan Pangeran Abdul Mateen mengunjungi Indonesia? Ini bukan kunjungan pertama Pangeran ke Indonesia. Sebelumnya, ia telah mengunjungi Labuan Bajo untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42.
"Pemerintah Iran pikir bisa lolos dengan memata-matai individu-individu di Amerika Serikat dengan mengirim salah satu agennya ke sini," kata Jessie K. Liu, Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Columbia, dilansir dari situs resmi pemerintah AS. justice.gov, Rabu (6/11).
"Kasus ini menyoroti upaya kami untuk mengejar mereka yang mengancam keamanan nasional dan pemerintah asing yang menargetkan orang-orang AS," lanjutnya.
"Dua orang ini mengaku melawan hukum dan bertindak atas nama pemerintah Iran mengumpulkan informasi berkaitan dengan aktivitas penduduk Iran di negara kita. Tindakan FBI dalam kasus ini menggambarkan keseriusan kami dalam melindungi warga Amerika dan menegakkan konstitusi," jelas Direktur Asisten Eksekutif Cabang Keamanan Nasional FBI, Jay Tabb .
"FBI akan terus menyelidiki secara agresif kegiatan ilegal yang mengancam sesama warga negara kami dan hak-hak mereka yang dilindungi secara konstitusional, dan kami tidak akan mentolerir kegiatan semacam itu yang dilakukan oleh pemerintah Iran atau agen-agennya," lanjutnya.
Kronologi Perjalanan Mata-mata ke AS
Sebagai bagian dari pledoinya, Doostdar mengakui di bawah sumpah bahwa dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dari Iran tiga kali untuk bertemu Ghorbani dan untuk menyampaikan arahan tugas Ghorbani atas nama Pemerintah Iran. Sebelum kunjungan pertama ke AS, Pemerintah Iran mengidentifikasi nama Ghorbani, menunjukkan kepada Doostdar foto Ghorbani, dan memberi tahu dia di mana Ghorbani bekerja.
Selama perjalanan pertama Doostdar ke AS pada Juli 2017, Doostdar bertemu Ghorbani di tempat kerja Ghorbani. Doostdar mengakui selama percakapan berikutnya, Ghorbani mengatakan kepada Doostdar bahwa ia bersedia bekerja untuk Pemerintah Iran di AS.
Pada 20 September 2017, Ghorbani menghadiri kampanye MEK di New York City. Kampanye itu legal, termasuk warga negara AS yang mengecam rezim Iran. Pada rapat umum tersebut, Ghorbani memotret peserta kampanye, termasuk para pemimpin MEK.
Selama perjalanan kedua Doostdar ke AS sebagai bagian dari konspirasi pada Desember 2017, Doostdar bertemu Ghorbani dan mengumpulkan foto-foto kampanye MEK dari Ghorbani. Foto-foto tersebut menggambarkan para pemimpin MEK, dan termasuk catatan tulisan tangan yang mengidentifikasi individu dan daftar posisi mereka dalam kelompok tersebut. Ghorbani dan Doostdar juga membahas rencana perjalanan Ghorbani ke Iran pada bulan Maret 2018, dan Ghorbani menawarkan untuk memberikan penjelasan langsung tentang peserta kampanye selama perjalanan ini. Di bawah sumpah, Ghorbani mengaku menghadiri rapat umum MEK September 2017 dan memotret dan mengumpulkan informasi tentang peserta untuk diberikan kepada Doostdar dan akhirnya kepada pihak-pihak tertentu di Iran.
Pada bulan Desember 2017, Doostdar berangkat ke Iran membawa foto-foto dan catatan tulisan tangan dari Ghorbani. Doostdar membayar Ghorbani USD 2.000, yang diakui Doostdar berasal dari pemerintah Iran.
Pada Mei 2018, Ghorbani mendatangi kampanye MEK di Washington, D.C., di mana ia kembali mengumpulkan informasi tentang para peserta yang kritis terhadap rezim Iran. Setelah kampanye itu, Doostdar mengakui ia dan Ghorbani berbicara melalui telepon dan membahas metode yang bisa digunakan Ghorbani untuk memberikan informasi yang dikumpulkan kepada Doostdar di Iran. Lebih lanjut Doostdar mengakui selama perjalanannya ke AS, ia berkomunikasi dengan pihak dari pemerintah Iran.
Sidang putusan Doostdar dijadwalkan pada 17 Desember 2019, sementara Ghorbani pada 15 Januari 2020. Hukuman maksimal untuk konspirasi adalah 5 tahun; hukuman maksimal atas keterlibatan sebagai agen kekuatan asing 10 tahun; dan hukuman maksimal bagi yang melanggar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional adalah 20 tahun.
Penyelidikan terhadap masalah ini dilakukan FBI Washington dan Los Angeles. Kasus ini sedang dituntut oleh Bagian Keamanan Nasional dari Kantor Kejaksaan AS Distrik Columbia dan Bagian Kontra Intelijen dan Kontrol Ekspor dari Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman.
(mdk/pan)