Menteri Keuangan Turki Mundur Setelah Nilai Mata Uang Lira Jatuh
Menteri Keuangan Turki, Lutfi Elvan, mengundurkan diri dan digantikan oleh loyalis Presiden Recep Tayyip Erdogan di tengah merosotnya nilai mata uang Lira.
Menteri Keuangan Turki, Lutfi Elvan, mengundurkan diri dan digantikan oleh loyalis Presiden Recep Tayyip Erdogan di tengah merosotnya nilai mata uang Lira.
Elvan meminta agar dia dibebastugaskan dari jabatannya, seperti dilaporkan koran pemerintah.
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Apa yang dilakukan Presiden Erdogan saat wisuda anggota Polri? Dalam video yang diunggah akun Instagram @polisi_indonesia, terlihat Erdogan menjabat tangan Briptu Tiara. Terlihat juga beberapa Erdogan mengucapkan sesuatan dan dijawab oleh Tiara.
-
Mengapa penemuan patung di Turki ini dianggap penting? Artefak ini memberikan petunjuk penting tentang kehidupan manusia pada masa itu, serta tentang perkembangan seni dan budaya di wilayah Anatolia.
-
Mengapa penemuan di gua Turki menarik perhatian pemerintah? Selain itu, pemerintah juga mengharapkan informasi lebih lanjut dapat diperoleh dari penelitian rinci para arkeolog yang bekerja di gua tersebut dan lokasi terdekat yang dianggap sebagai pemukiman kuno.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir muncul rumor Elvan ingin mengundurkan diri. Dia digantikan Nureddin Nebati, yang pekan lalu membela kebijakan Erdogan untuk memangkas suku bunga walaupun inflasi sedang meroket.
Nebati, yang menjabat tiga tahun sebagai wakil menteri keuangan sebelum pengangkatannya menggantikan Elvan, mengatakan Turki selama bertahun-tahun berusaha menerapkan kebijakan suku bunga rendah tapi mendapat penolakan kuat dari oposisi.
"Saat ini, kami bermaksud untuk menerapkannya," tulisnya di Twitter, dikutip dari Financial Times, Jumat (3/12).
Nebati menambahkan, tidak masalah dengan menjaga tingkat suku bunga rendah di tengah kondisi pasar saat ini.
Nilai mata uang Lira merosot sampai 40 persen sejak September karena Erdogan, penentang seumur hidup suku bunga tinggi, telah menekan bank sentral untuk berulang kali memotongnya, menurunkan suku bunga acuan menjadi 15 persen meskipun inflasi tahunan mendekati 20 persen.
Pendekatan itu telah memicu peringatan dari para ekonom bahwa pemerintah berisiko menyebabkan inflasi yang tak terkendali dan ketidakstabilan keuangan.
Nebati, mantan pengusaha yang menjadi politisi, terlihat dekat dengan menantu Erdogan, Berat Albayrak, yang menjalani masa jabatan yang sangat kontroversial sebagai menteri keuangan dari 2018 sebelum mengundurkan diri pada November 2020 setelah presiden mengumumkan perombakan dalam manajemen bank sentral.
Pada Agustus, muncul foto yang memperlihatkan Albayrak dan Nebati sedang makan siang bersama.
Elvan (59), dihormati kalangan pengusaha tapi dinilai semakin terpinggirkan dalam beberapa bulan terakhir. Dia secara terbuka bersikeras bahwa pemerintah masih berusaha untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan stabilitas mata uang meskipun bank sentral telah memangkas suku bunga acuan untuk bulan ketiga berturut-turut pada November.
Erdogan melakukan serangan terselubung terhadap Elvan karena sikapnya bulan lalu.
“Kami akan mengangkat momok suku bunga (tinggi) dari punggung rakyat kami,” kata Erdogan dalam pidatonya di depan parlemen.
“Saya minta maaf kepada kawan-kawan kami (dari partai yang berkuasa) yang membela suku bunga (tinggi) tetapi saya tidak bisa dan tidak akan berjalan di jalan yang sama seperti mereka.”
Pengunduran diri Elvan terjadi setelah bank sentral Turki mengumumkan kembalinya kebijakan kontroversial intervensi di pasar mata uang dalam upaya untuk menstabilkan lira yang anjlok, meskipun cadangan devisa terbatas.
Bank sentral mengatakan pada Rabu, "formasi harga yang tidak sehat" telah mendorong keputusan untuk menjual mata uang keras (hard currency) termasuk dolar AS dalam upaya untuk mendukung lira.
Turki belum mengumumkan intervensi mata uang langsung sejak menjual USD 3,2 miliar pada awal 2014. Namun, negara itu menghabiskan puluhan miliar dolar cadangan mata uang asingnya pada 2019 dan 2020 dalam upaya tidak resmi dan akhirnya gagal untuk menopang lira yang menuai kritik keras dari oposisi negara itu.
(mdk/pan)