Mossad dituduh berada di balik tewasnya ilmuwan Palestina di Malaysia
Ayah Al-Batsh menuduh badan intelijen Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan putranya dan meminta pihak berwenang Malaysia untuk mencari tahu siapa yang melakukan pembunuhan sesegera mungkin.
Seorang sarjana Palestina ditembak mati oleh dua penyerang di Kuala Lumpur, saat ia menuju ke sebuah masjid untuk sholat subuh.
Fadi al-Batsh adalah seorang akademisi Palestina berusia 35 tahun, yang juga merupakan anggota Hamas. Ia dibunuh dua penyerang yang tidak dikenal di lingkungan perumahan Kuala Lumpur pada hari Sabtu pagi waktu setempat.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Bagaimana menurut mantan Wakil Kepala Mossad, Ram Ben-Barak, Israel kalah dalam perang di Gaza? “Perang ini tidak memiliki tujuan yang jelas, dan hanya memperlihatkan kekalahan Israel,” kata Ben-Barak.
-
Apa yang dirindukan Palestina dalam puisi ini? Negeri ini merindukan kedamaian yang tak tergoyahkan.
-
Bagaimana cara Mossad ingin membunuh Khaled Mashal? Mereka berencana membuka kaleng soda yang menyembur. Tentunya bukan soda yang akan keluar, tapi racun mematikan yang bakal membunuh tokoh Hamas itu pelan-pelan. Mossad berharap serangan ini tak menimbulkan kecurigaan.
-
Apa itu Hamas? Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam), yang merupakan kelompok militan terbesar dan paling cakap di wilayah Palestina dan salah satu dari dua partai politik besar di wilayah tersebut.
-
Dimana Mossad melakukan upaya pembunuhan Khaled Mashal? Mereka menergetkan Khaled Mashal saat keluar mobil dan berjalan masuk ke kantornya di Amman, Yordania.
Menurut kepala polisi Datuk Seri Mansor Lazim, kedua penyerang telah menunggu al-Batsh di depan sebuah bangunan perumahan di distrik Setapak selama hampir 20 menit, dan menembakkan setidaknya 10 peluru, empat di antaranya langsung membunuhnya.
"Al-Batsh ditembak di tubuh dan kepala", kata polisi, dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (22/4).
Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, para tersangka diyakini adalah orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing.
Orang-orang bersenjata dari Brigade Izzedine al-Qassam kelompok Hamas berdiri di depan rumah Fadi al AP Photo/Adel Hana
Ayah Al-Batsh menuduh badan intelijen Israel, Mossad, berada di belakang pembunuhan putranya dan meminta pihak berwenang Malaysia untuk mencari tahu siapa yang melakukan pembunuhan sesegera mungkin.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem menegaskan kepada Al Jazeera bahwa al-Batsh adalah anggota gerakan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Hamas menggambarkan al-Batsh sebagai 'cendekiawan muda Palestina' dari Jabalia di Jalur Gaza. Ia menyebut al-Batsh sebagai seorang martir dan mengatakan dia adalah ilmuwan terkemuka yang telah banyak berkontribusi pada sektor energi.
Situs-situs berita Palestina mengidentifikasi al-Batsh sebagai kerabat dari seorang pejabat senior di cabang Gaza gerakan Jihad Islam.
Duta Besar Palestina untuk Malaysia Anwar H al-Agha dikutip oleh surat kabar New Straits Times yang mengatakan korban adalah imam kedua di masjidnya.
Agha mengatakanal-Batsh seharusnya pergi untuk konferensi di Turki pada hari Sabtu. Dia selama ini tinggal bersama istri dan tiga anaknya dan telah menetapdi Malaysia selama 10 tahun.
Pada bulan Desember 2016, ahli drone Palestina Mohamed al-Zawari ditembak mati di Tunisia. Hamas menuduh Israel berada di balik pembunuhan ini.
Israel diyakini membunuh banyak aktivis Palestina di masa lalu. Kebanyakan dari korban merupakan mereka yang tinggal di luar negeri.
(mdk/frh)